Anamnesis penyakit Gambaran klinis

Propionibacterium acnes mempunyai kemampuan tambahan untuk meningkatkan produksi sitokin proinflamasi dengan berikatan dengan TLR2 pada monosit dan pada PMN di sekitar folikel sebasea. Setelah berikatan dengan TLR2, maka akan dilepaskan sitokin-sitokin proinflamasi seperti IL-1, IL-8, IL-12 dan TNF- α. 1,21,22 Keempat faktor yang menjadi mekanisme terjadi akne vulgaris tersebut berlangsung melalui tahapan-tahapan yang bisa terjadi secara simultan ataupun bertahap. Semua jenis pengobatan pada penyakit akne vulgaris mempunyai target pada keempat mekanisme tersebut di atas. Dengan mengetahui keempat dan elemen patogenesis pada akne vulgaris, maka upaya-upaya pengobatan terhadap akne vulgaris akan semakin terarah dan menyeluruh.

5. Diagnosis akne vulgaris

a. Anamnesis penyakit

Kebanyakan pasien akne vulgaris mengalami penyakit dengan derajat keparahan terberat pada saat masa pubertas, walaupun pada beberapa kasus dapat dijumpai akne vulgaris yang terjadi mulai masa infantil atau neonatus. Akne neonatus terjadi pada saat usia bayi sekitar 2 minggu sedangkan akne infantil terjadi pada saat umur 3-6 bulan. Biasanya akne vulgaris mempunyai onset dan perjalanan klinis yang bertahap, sehingga bila dijumpai kasus akne vulgaris dengan onset dan perjalanan klinis yang tiba-tiba akut maka perlu diperhatikan akan adanya faktor pencetus lain. 1,23 Hiperandrogenisme merupakan faktor pencetus lain yang perlu diperhatikan pada akne vulgaris pasien perempuan yang mempunyai onset cepat, mempunyai hubungan dengan hirsutisme atau mempunyai siklus menstruasi yang ireguler. Pasien harus ditanyakan tentang progresifitas akne vulgaris yang dialaminya dikaitkan dengan siklus menstruasinya. Pada pasien dengan hiperandrogenisme juga didapati adanya tanda suara yang memberat, peningkatan libido dan hirsutisme. Penting juga ditanyakan tentang Universitas Sumatera Utara riwayat pemakaian obat-obatan seperti steroid, fenitoin, litium, isoniazid, vitamin B dan beberapa jenis kemoterapi tertentu. 24

b. Gambaran klinis

Lokasi primer akne vulgaris adalah daerah wajah, dan juga dapat dijumpai pada leher, punggung dan bahu dengan frekuensi yang lebih sedikit. Jenis lesi akne vulgaris dapat beraneka macam meskipun pasti didapati adanya predominan dari satu macam lesi. Lesi dapat mengalami keadaan inflamasi atau non inflamasi. 1 Lesi yang bersifat non inflamasi adalah komedo yang dapat berbentuk terbuka blackhead ataupun tertutup whitehead. Cara tambahan untuk membedakannya adalah dengan menggores permukaan kulit untuk membedakan warnanya. 25 Komedo merupakan gambaran lesi kulit akibat perubahan patologis dalam kandungan duktus pilosebasea. Komedo terbuka secara klinis diamati sebagai gambaran lesi yang jelas, berdiameter 0,1-3 mm dan biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu atau lebih untuk berkembang. Warna hitam pada ujung komedo terbuka selama ini diduga terjadi akibat proses oksidasi permukaan. Namun teori terbaru juga menyebutkan proses tersebut terjadi sehubungan faktor melanin. 25 Komedo tertutup menggambarkan duktus pilosebasea yang tertutup oleh materi duktal sehingga saluran keluarnya sulit dilihat dengan mata telanjang, lesi biasanya kecil, berukuran 0,1-3 mm. Pada lesi komedo tertutup yang klasik, 25 akan hilang dalam waktu 3-4 hari dan 75 akan berkembang menjadi lesi inflamasi. 25 Lesi yang mengalami inflamasi dapat bervariasi mulai dari papul kecil dengan batas kemerahan sampai dengan nodul yang besar, fluktuatif dan nyeri. Beberapa penulis memakai istilah kista atau nodulokistik untuk menggambarkan lesi inflamasi pada akne vulgaris. Papul adalah lesi inflamasi yang bervariasi dalam hal ukuran dan kekenyalannya. Lima puluh persen papul muncul dari kulit yang kelihatan normal yang mungkin merupakan lokasi dari suatu mikrokomedo, 25 dari komedo putih dan 25 Universitas Sumatera Utara sisanya dari komedo hitam. Ada 2 jenis papul yaitu papul aktif dan papul yang kurang aktif. Papul yang kurang aktif, kurang merah dan lebih kecil dibandingkan papul yang aktif. Pada papul aktif, ukurannya dapat mencapai 4 mm dan bertahan lebih lama. 25 Bentuk lesi inflamasi lain adalah pustul. Pustul dapat superfisial ataupun dalam. Pustul biasanya dilihat lebih jarang dibandingkan papul. Hal ini mungkin dikarenakan pustul bertahan lebih singkat daripada papul yaitu hanya sekitar 5 hari. Mungkin hal ini terjadi oleh karena pustul lebih banyak mengandung PMN, sedangkan papul cenderung lebih banyak mengandung limfosit. Enzim lisosomal pada PMN dapat menghilangkan gejala inflamasi pada pustul lebih cepat dibandingkan pada papul. 26 Bentuk nodul merupakan bentuk lesi inflamasi yang berstruktur “deep seated” dan cenderung bertahan selama 8 minggu sebelum akhirnya hilang. Sebagian diantaranya tidak mengadakan resolusi sempurna melainkan membentuk jaringan parut. 23 Bentuk lesi lain yang didapati dapat berupa lesi jaringan parut yang merupakan komplikasi akibat akne vulgaris yang mengalami inflamasi atau non inflamasi. Secara umum ada 4 tipe jaringan parut akne vulgaris yaitu ice pick, rolling, box scar dan hipertropik. 26 Akne vulgaris biasanya mempunyai tampilan sebagai lesi kulit yang terisolasi di daerah wajah, leher, bahu dan punggung. Akan tetapi pada kasus-kasus akne vulgaris dengan faktor penyebab hiperandrogenisme dapat dijumpai hirsutisme, precocious puberty dan tanda lain hiperandrogenisme. 26

6. Derajat keparahan