BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang cross sectional study yang bersifat analitik.
B. Waktu dan tempat penelitian
1. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2010 – Juni 2010 bertempat di Poliklinik
Sub bagian Kosmetik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan.
2. Pengambilan sampel darah dilakukan di Poliklinik Sub bagian Kosmetik
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan, untuk selanjutnya akan dikirim ke Laboratorium Klinik Prodia Jl. Letjend. S.
Parman No. 17223 G Medan. Sampel darah kemudian akan dikirim lagi ke Laboratorium Klinik Prodia Pusat yang berlokasi di Jl. Kramat Raya No. 150 Jakarta,
untuk pemeriksaan kadar IGF-1.
C. Populasi penelitian
1. Populasi
Pasien yang menderita akne vulgaris.
2. Populasi terjangkau
Pasien yang menderita akne vulgaris, yang berobat ke Poliklinik Sub bagian Kosmetik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik
Medan pada bulan Januari 2010 – Juni 2010.
Universitas Sumatera Utara
3. Sampel
Pasien yang menderita akne vulgaris yang berobat ke Poliklinik Sub bagian Kosmetik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik
Medan pada bulan Januari 2010 – Juni 2010 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
D. Besar sampel
Rumus
34
: n
= Jumlah sampel = 2 z
α+zβxSD
2
d n1 = n2 = n3
n1 = Jumlah sampel pasien akne vulgaris
derajat ringan. n2
= Jumlah sampel pasien akne vulgaris
derajat sedang. n3
= Jumlah sampel pasien akne vulgaris
derajat berat. z
α =
Tingkat kepercayaan 95 = 1,64 z
β = Power penelitian = 0,842 SD
= Standar deviasi = 14,5
d =
Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki =20
Maka :
n = 2 1,64 + 0,842x14,5
2
= 6,40 ∼ 7 orang
20
Sampel untuk kelompok derajat keparahan akne vulgaris dan kelompok kontrol masing- masing adalah 21 orang, sehingga total keseluruhan sampel adalah 42 orang.
Universitas Sumatera Utara
E. Cara pengambilan sampel penelitian
Cara pemilihan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling.
F. Identifikasi variabel
Variabel bebas : Insulin-like Growth Factor-1 IGF-1 dalam serum.
Variabel terikat : Akne vulgaris.
Variabel kendali : Teknik pemeriksaan IGF-1 dalam serum.
G. Kriteria inklusi dan eksklusi
1. Kelompok pasien akne vulgaris a. Kriteria inklusi :
1. Pasien yang menderita akne vulgaris.
2. Usia pasien 12-34 tahun. 3.
Pasien yang tidak mendapat pengobatan antibiotika topikal eritromisin, klindamisin, benzoil peroksida dan atau antibiotika oral tetrasiklin,
klindamisin, eritromisin, doksisiklin, minosiklin dalam waktu 2 bulan sebelum datang berobat ke Poliklinik Sub bagian Kosmetik Departemen
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan.
12
4. Tidak mendapatkan pengobatan untuk akne vulgaris berupa asam retinoat
oral atau topikal maupun obat hormonal dalam waktu 1 bulan, sebelum berobat ke Poliklinik Sub bagian Kosmetik Departemen Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan.
12
5. Tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan eksaserbasi akne
vulgaris baik berupa obat kortikosteroid topikal atau oral, maupun obat oral lainnya seperti antiepilepsi karbamazepin, fenitoin, gabapentin, topiramat,
antidepresan litium, sertralin, antipsikosis pimozid, riperidon,
Universitas Sumatera Utara
antituberkulosis isoniazid, pirazinamid, antineoplastik daktinomisin, antiviral ritonavir, gansiklovir, antagonis kalsium nimodipin, halogenik
natrium flourida, kalium iodida, vitamin B
12
dan kelompok vitamin B lainnya, dan lain-lain buserelin, kabergolin, klofazimin, dantrolen,
famotidin, folitropin alfa, isosorbid mononitrat, medroksiprogesteron, mesalazin, ramipril dalam waktu 1 bulan sebelum datang berobat.
12
6. Bersedia ikut dalam penelitian dan menandatangani inform consent
b. Kriteria eksklusi
:
1. Pasien akne vulgaris wanita dengan siklus haid tidak teratur, perdarahan
melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya. 2. Pasien
hirsutisme. 3.
Pasien alopesia androgenetika. 4
Pasien akne vulgaris wanita yang sedang menstruasi, hamil, menyusui atau sedang mengkonsumsi obat kontrasepsi oral, injeksi atau implan.
5. Perokok. 6.
Pasien menderita penyakit hati. 7.
Pasien menderita diabetes melitus.
2. Kelompok kontrol
Kelompok kontrol adalah pasien-pasien yang berobat ke Poliklinik Sub bagian Kosmetik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik
Medan atau keluarga pasien yang membawa pasien berobat, yang tidak menderita akne vulgaris, dengan karakteristik yang sama dengan kelompok penderita akne
vulgaris serta bersedia untuk ikut serta dalam penelitian dengan menandatangani informed consent.
Universitas Sumatera Utara
H. Alat, bahan dan cara kerja
1. Alat
a. Mesin Immulite 2000
®
untuk mengukur kadar IGF-1. b.
Untuk pengambilan masing-masing sampel darah : 1. Satu pasang sarung tangan.
2. Satu buah alat ikat pembendungan torniquet. 3. Satu buah spuit disposable 3 cc.
4. Satu buah vacutainer tabung pengumpul darah steril 5 cc yang mengandung heparin.
5. Satu buah plester luka. c.
Satu unit alat sentrifuge alat pemusing untuk memisahkan serum. d.
Microtube tabung mikro 1 ml untuk menampung serum. e.
Satu buah freezer untuk menyimpan serum.
2. Bahan
a. Kapas alkohol 70. b.
Dua ratus dua puluh lima mikroliter larutan pretreatment IGF-1 LGFA untuk masing-masing sampel.
c. Dua puluh lima mikroliter serum darah kelompok pasien akne vulgaris dan kelompok
kontrol.
3. Cara kerja
a. Pasien didiagnosis akne vulgaris dan selanjutnya dilakukan penghitungan lesi untuk menentukan derajat keparahan akne vulgaris menurut kriteria Lehmann oleh peneliti
dengan pengawasan dari pembimbing penelitian. b. Kemudian petugas laboratorium memakai sarung tangan steril lalu kulit dibersihkan
di atas lokasi tusuk dengan alkohol 70 dan dibiarkan sampai kering. Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas lukasikatrik. Darah diambil dari vena
Universitas Sumatera Utara
mediana cubiti pada lipat siku. Ikatan pembendungan torniquet dipasang pada lengan atas, pasien diminta untuk mengepal dan membuka telapak tangan berulang
kali agar vena terlihat jelas. Lokasi penusukan didesinfeksi dengan kapas alkohol 70 dengan cara berputar dari arah dalam keluar. Spuit disiapkan dengan
memeriksa jarum dan penutupnya. Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat dengan jarum menghadap ke atas. Darah dibiarkan mengalir
ke dalam jarum kemudian jarum diputar menghadap ke bawah. Agar aliran darah bebas, pasien diminta untuk membuka kepalan tangannya dan darah dihisap
sebanyak 3 cc. Torniquet dilepas, lalu jarum ditarik dengan tetap menekan lubang penusukan dengan kapas alkohol 70. Selanjutnya tempat bekas penusukan ditekan
dengan kapas alkohol 70 sampai darah tidak keluar lagi. Kemudian bekas tusukan ditutup dengan plester. Darah kemudian dimasukkan ke dalam vacutainer 5 cc.
Selanjutnya sampel darah segera dikirim ke Laboratorium Klinik Prodia Medan. c. Di Laboratorium Klinik Prodia Medan, sampel darah pasien akne vulgaris dan
kontrol disentrifugasi menggunakan sentrifuge dengan kecepatan 2000 rotation per minute rpm selama 10 menit untuk mendapatkan serum. Serum yang diperoleh
kemudian dimasukkan ke dalam microtube 1 cc untuk penyimpanan serum. d. Setelah diperoleh serum, selanjutnya diambil 25
μl dari serum tersebut untuk kemudian dilarutkan secara manual dengan larutan pretreatment IGF-1 yaitu LGFA
dengan perbandingan 1:10. Oleh karena itu, 25 μl sampel serum ditambahkan ke
dalam 225 μl LGFA.
e. Sampel serum pasien akne vulgaris dan kontrol kemudian disimpan dalam freezer pada suhu -25
o
C yang akan stabil selama 12 bulan sebelum pemeriksaan. Hindari kontaminasi dan pajanan langsung terhadap sinar matahari.
f. Sampel serum pasien akne vulgaris dan kontrol selanjutnya dikirim ke Laboratorium Klinik Prodia Pusat di Jakarta untuk pemeriksaan kadar IGF-1. Pengiriman sampel
Universitas Sumatera Utara
dari Laboratorium Klinik Prodia Medan ke Laboratorium Klinik Prodia Pusat di Jakarta yang dilakukan satu kali per minggu yaitu setiap hari Senin.
g. Di Laboratorium Klinik Prodia Jakarta, proses pemeriksaan kadar IGF-1 dilakukan setiap hari Rabu dan hasil analisisnya dapat diperoleh dalam waktu lebih
kurang 1 jam. h. Hasil yang diperoleh kemudian dicatat sebagai nilai IGF-1 dan kemudian
dibandingkan dengan kadar IGF-1 pada kelompok kontrol.
I. Definisi operasional
1. Usia adalah usia subjek saat pengambilan sampel dihitung dari tanggal lahir, bila
lebih dari 6 bulan, usia dibulatkan ke atas; bila kurang dari 6 bulan, usia dibulatkan ke bawah.
2. Akne vulgaris adalah suatu gangguan pada unit pilosebasea yang ditandai dengan
adanya komedo, papul, pustul dan nodul pada daerah populasi kelenjar sebasea yang paling padat yaitu pada daerah wajah, dada bagian atas dan punggung.
3. Derajat keparahan akne vulgaris adalah suatu pengukuran objektif terhadap
beratnya akne vulgaris yang dialami oleh sampel berdasarkan pemeriksaan fisik dengan memakai skala pengukuran Lehmann yaitu derajat ringan bila komedo
20, atau lesi inflamasi sebanyak 15, atau jumlah total lesi 30 dan derajat sedang bila komedo 20-100, atau lesi inflamasi sebanyak 15-50, atau jumlah total
lesi 30-125, sedangkan derajat berat bila kista 5, atau jumlah total komedo 100, atau lesi inflamasi 50, atau jumlah total lesi 125.
4. Insulin-like Growth Factor-1 adalah suatu polipeptida dengan urutan yang sangat
mirip dengan insulin yang terdapat di dalam serum. Kadarnya dalam serum diukur dengan menggunakan alat Immulite
®
2000 dan hasilnya dinyatakan dalam satuan ngml.
Universitas Sumatera Utara
5. Obat kontrasepsi adalah golongan obat-obatan yang merupakan turunan dari preparat estrogen dan progesteron untuk mencegah terjadinya kehamilan.
6. Siklus haid yang tidak teratur adalah keadaan wanita yang mendapatkan haid tidak
reguler sekali sebulan atau haid lebih dari 1 kali atau tidak mendapat haid lebih dari 1 bulan tidak hamil tanpa obat-obatan.
7. Hirsutisme adalah gejala munculnya rambut pada bagian tubuh perempuan yang
biasanya tidak ditumbuhi rambut seperti di bawah dagu atau di atas bibir, atau wanita yang memiliki pola penyebaran rambut seperti pria dewasa.
8. Alopesia androgenetika adalah rambut pada kulit kepala pria yang menjadi rontok
botak yang ditandai dengan hilangnya rambut kepala secara simetrik, progresif, difus, berawal dengan resesi frontal yang khas dan akhirnya hanya tinggal
selingkaran rambut di tepi kepala. Dapat menyebabkan kebotakan yang komplit. Pada wanita, rambut menipis di seluruh kulit kepala, dan garis batas rambut tidak
mengalami resesi. Jarang menyebabkan kebotakan komplit. 9.
Pasien yang menderita penyakit hati adalah pasien yang secara anamnesis dan pemeriksaan fisik dicurigai menderita penyakit hati akut atau kronis yang
selanjutnya dikonfirmasi secara pasti oleh dokter spesialis anak atau dokter spesialis penyakit dalam.
10. Pasien yang menderita diabetes melitus adalah pasien yang secara anamnesis dan
pemeriksaan fisik dicurigai menderita penyakit diabetes melitus yang selanjutnya dikonfirmasi secara pasti oleh dokter spesialis anak atau dokter spesialis penyakit
dalam. 11.
Merokok adalah pasien yang merupakan perokok aktif dan secara teratur mengisap minimal satu batang rokok perhari dengan waktu minimal 1 bulan.
35
12. Immulite
®
2000 adalah suatu mesin chemistry analyzer yang bekerja berdasarkan prinsip solid phase, enzyme-labeled chemiluminescent immunometric assay. Mesin
Universitas Sumatera Utara
ini mempunyai sertifikasi : ISO 13485:2003. Diproduksi oleh Siemens Medical Solutions Diagnostics, Jerman. Hasil pengukurannya dinyatakan dalam satuan
ngml.
J. Kerangka operasional
Ringan Sedang
Berat
Pengukuran kadar IGF-1
serum Pengukuran
kadar IGF-1 serum
Pengukuran kadar IGF-1
serum
HUBUNGAN?? Diuji dan dianalisis secara statistik
Klasifikasi Lehmann
Kelompok kontrol
Pengukuran kadar IGF-1
serum Kelompok pasien
akne vulgaris
Universitas Sumatera Utara
K. Pengolahan dan analisis data