Jenis kelamin Kelompok umur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Dermatologi RSUP. H. Adam Malik Medan mulai bulan Januari sampai bulan Juni 2010. Dalam penelitian ini diikutsertakan 21 orang pasien penderita akne vulgaris dan 21 orang yang tidak menderita akne vulgaris sebagai kelompok kontrol.

A. Karakteristik dasar subjek penelitian

Tabel 4.1 Karakteristik subjek penelitian Kasus Kontrol Total Variabel n n n Jenis kelamin Laki-laki 7 33,3 7 33,3 14 33,3 Perempuan 14 66,7 14 66,7 28 66,7 Total 21 100,0 21 100,0 42 100,0 Kelompok umur tahun 12-19 10 47,6 10 47,6 20 47,6 20-34 11 52,4 11 52,4 22 52,4 Total 21 100,0 21 100,0 42 100,0 Pendidikan SMUsederajat 5 23,8 2 9,5 7 16,7 Perguruan tinggi 16 76,2 19 90,5 35 83,3 Total 21 100,0 21 100,0 42 100,0

1. Jenis kelamin

Pada penelitian, ini dari 21 orang penderita akne vulgaris atau selanjutkan kami sebutkan sebagai kelompok kasus didapati 7 orang 33,3 dengan jenis kelamin laki-laki dan 14 orang 66,7 dengan jenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini sama dengan berbagai penelitian epidemiologi sebelumnya tentang akne vulgaris. Goulden dkk 1996 melaporkan dalam penelitiannya di Inggris yang melibatkan 2000 subjek bahwa angka kejadian akne vulgaris pada pria sebesar 24 dan wanita sebesar 76. 14 Penelitian yang dilakukan pada populasi Asia di Universitas Sumatera Utara Singapura menyebutkan bahwa angka kejadian akne vulgaris sebanyak 56,6 pada wanita dan 43,3 dialami oleh laki-laki. 16 Studi lain oleh Cunliffe dan Gould 1979 menyebutkan bahwa sebelum usia 23 tahun, prevalensi akne vulgaris lebih tinggi pada laki-laki 35 dibandingkan dengan perempuan 23. Namun sesudah usia 23 tahun prevalensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki. 37 Beberapa penelitian yang memakai teknik immunostaining menyebutkan adanya perbedaan komposisi reseptor estrogen yaitu estrogen receptor β ERβ dan estrogen receptor α ERα pada sel sebosit glandula sebasea antara perempuan dan laki-laki. Selain itu didapati pula adanya perbedaan ekspresi reseptor melanocortin-1 pada sel sebosit dan keratinosit laki-laki dan perempuan, yang diduga berperan dalam menentukan perbedaan prevalensi akne pada laki-laki dan perempuan. Faktor lain yang diduga terlibat dalam perbedaan prevalensi tersebut adalah perbedaan kadar hormon androgen dan estrogen antara laki-laki dan perempuan. 38

2. Kelompok umur

Pada penelitian ini, kelompok umur subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok umur 12-19 tahun dan 20-34 tahun. Kriteria pengelompokan umur ini didasarkan atas klasifikasi Erikson’s Stages of Physchosocial Development yang mengklasifikasikan usia 12-19 tahun sebagai subjek kelompok remaja dan usia 20-34 tahun sebagai dewasa muda. Sebanyak 10 orang 47,6 subjek berada dalam kelompok umur remaja dan sebanyak 11 orang 52,4 subjek berada umur dewasa muda. Data yang diperoleh dari rekam medis penderita akne vulgaris yang datang berobat ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Universitas Sumatera Utara Medan pada periode Januari – Desember 2008 menunjukkan bahwa 90,6 diantaranya adalah usia remaja dan dewasa muda. Cunliffe dan Gould 1979 melaporkan bahwa pada kelompok umur 10-12 tahun 28-61 populasi telah menderita akne vulgaris, sementara 79-95 populasi penduduk yang berusia 16-18 tahun mengalami akne vulgaris. 37 Collier dkk 2008 dalam penelitian epidemiologi yang dilakukannya menyebutkan bahwa prevalensi akne vulgaris yang tertinggi sebenarnya berada kelompok usia remaja dan akan semakin berkurang dengan meningkatnya usia. 38 Akan tetapi, Cordain 2002 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa faktor usia hanyalah satu dari sekian banyak faktor yang dapat terlibat dalam patogenesis akne vulgaris misalnya faktor diet, faktor higiene, rokok, faktor keturunan ataupun gangguan hormonal. 13

3. Tingkat pendidikan