Faktor Material Faktor Metode Faktor Manusia

kembali. Namun jika tidak memungkinkan untuk digerinda, segera lakukan penggantian mata pisau dengan yang baru. 2. Periksa kondisi mata pisau tank stand cutting punching machine secara rutin setiap saat, apabila kondisi mata pisau tumpul atau patah, maka segera lakukan penggantian mata pisau dengan yang baru. 3. Lakukan pemeriksaan terhadap kelancaran putaran mesin secara rutin setiap saat pada mesin tank stand cutting punching machine , karena berpotensi produk tidak dapat berbentuk body tangki. Jika terjadi macat, setting sesuai dengan kondisi input mesin 4. Periksa kelancaran putaran brush warna pada mesin Slurry Applicator secara rutin, jika putaran macat, setting sesuai dengan kondisi ideal mesin. 5. Periksa kondisi fisik automatic air pressure multiple convex line roller agar body tangki kokoh. 6. Periksa gerinda tangan pada kedua ujung sisi sambungan pengelasan agar bagian pengelasan tersebut menyatu dan tidak membentuk lapisan karena dapat menyebabkan kebocoran. 7. Amati automatic air pressure horizontal rolling welder for top bottom cover agar dapat menyatukan bagian-bagian tangki air. 8. Mesin top cover handle spot welder dieratkan agar dpr mengeratkan bagian- bagian tangki air.

5.3.4.1.2. Faktor Material

Adapun dari segi material memiliki beberapa kelemahan antara lain daya tahan terhadap cairan kimia terbatas, mudah korosikaratan pada bagian lassmbungan, Universitas Sumatera Utara hanya untuk penyimpanan air bersihPAM, dan air tanah dapat menyebabkan karat. Oleh sebab itu sebaiknya pihak perusahaan mencoba mengganti bahan baku stainless steel 304 dengan jenis yang lebih baik.

5.3.4.1.3. Faktor Metode

Terdapat beberapa hal yang dinilai mem memberikan kontribusi terhadap kecacatan produk. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan terhadap metode yang digunakan sehingga potensi produk cacat dapat dicegah yaitu lakukan pemeriksaan kondisi mesin pada saat pemasangan dan penguncian mata pisau sesuai dengan metode yang ditetapkan oleh perusahaan. Jika putaran mata pisau tidak seimbang, berarti mata pisau masih dalam keadaan longgar dan segera lakukan penguncian kembali. Selain itu, kurangnya perhatian terhadap jadwal perawatan atau pengecekan dan tidak adanya SOP Standard Operating Procedure sehingga tidak ada aturan yang baku terhadap operator yang menyebabkan operator kurang disiplin.

5.3.4.1.4. Faktor Manusia

Faktor manusia mempunyai pengaruh terhadap kecacatan produk. Kinerja karyawan yang kurang maksimal akan berpengaruh pada penanganan proses produksi untuk menciptakan produk tangki air dengan kualitas terbaik. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan terhadap operator, sehingga potensi produk cacat dapat dicegah yaitu: 1. Periksa posisi plat stainless steel yang mau direkatkan dengn mesin agar seimbang. Jika tidak seimbang, perbaiki kembali posisi cetakan. Universitas Sumatera Utara 2. Periksa posisi cetakan. Jika tidak seimbang, perbaiki kembali posisi cetakan sebelum masuk ke mesin untuk direkatkan dengan mata las. Selain itu, operator mengalami kelelahan sehingga terjadi ketidakcermatan saat melakukan proses produksi, kecrobohan operator dalam menggunakan mesin sehingga bahan tidak diletakkan dengan baik dalam mesin, dan kurangnya skill atau kemampuan dari si pekerja itu sendiri, kurang telitinya pekerja dalam melaksanakan pengukuran dan pemotongan sehingga ukuran tidak sesuai spesifikasi yang diminta. 5.3.5. Control Tahap Pengendalian Pendokumenetasian dan penyebarluasan tindakan perbaikan adalah Control tahap pengendalian merupakan tahapan akhir dari perbaikan kualitas dengan metode Six sigma, tetapi juga merupakan sebuah langkah awal dari perbaikan terus menerus dan integrasi system Six sigma. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pembakuan, pendokumentasian dan penyebarluasan dari tindakan perbaikan supaya kegagalan yang pernah terjadi tidak terulang kembali. Adapun Control tahapan pengendalian sebagai proyek six sigma yang menekankan terhadap pembakuan, pendokumentasian dan penyebarluasan tindakan yang telah dilakukan yaitu: 1. Periksa mata las 2. Periksa pemasangan dan penguncian plat Stainless Steel 3. Periksa peletakan plat pada mesin sebelum proses pengeratan plat 4. Periksa kondisi mata las mesin apakah tumpul patah 5. Periksa kondisi mesin sebelum proses pencetakan Universitas Sumatera Utara 6. Periksa posisi cetakan pada saat penyatian top, bottom, dan kuping 7. Periksa putaran mesin warna secara kontinu 8. Periksa kondisi dudukan mesin untuk produk agar tidak terkait

5.4. Estimasi Hasil Peningkatan Kualitas