BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Definisi Kualitas
Kualitas adalah didasari dengan penglihatan kasat mata para pelanggan. Grant, 1996. Pernyataan ini sama seperti penawaran yang sering dilakukan
dalam menjawab pertanyaan dengan sembrono. Namun, mereka lebih sering membuat sebuah tawaran melalui pengertian arti dari kualitas yang sebenarnya
daripada menanggapi pernyataan dari orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, cara mengidentifikasi kualitas adalah murni dari kata-kata orang saja. Ini didasari
oleh persepsi individu-individu atau sekelompok orang dalam membuat sebuah ketentuan.
Produk yang baik, pelayana yang baik, aktivitas yang dilakukan atau apapun yang mampu memuaskan pelanggan, terkadang kita pastikan menjadi
tolak ukur dalam menilai kualitas sebuah produk. Jika pelanggan tidak puas, maka perusahaan akan disebut memiliki kualitas yang lemah. Pandangan lain,
pelanggan dapat menilai derajat kepuasan dinilai dari penggabungan penilaian kualitas produk dan pelayanan dengan tegas maupun secara implisit untuk
menjadi konten dalam pengalaman hidup. Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Mutu didasarkan
pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarakan persyaratan pelanggan tersebut dan selalu mewakili sasaran yang
bergerak dalam pasar yang penuh persaingan. Mutu produk atau jasa diartikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran,
Universitas Sumatera Utara
rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk atau jasa digunakan memenuhi harapan harapan pelanggan. Kualitas adalah ukuran
seberapa mampu suatu barang atau jasa memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan standar terntentu. Standar tersebut mungkin berkaitan dengan waktu,
bahan, kinerja, keandalan, atau karakterisrik yang dapat dikuantitaskan. Leavenworth, 1996
3.2.
Seven Tools
Seven Tools of Quality
adalah metode yang digunakan untuk membantu mrmahami fungsi-fungsi organisasi kerja sebagai faktor-faktor peningkatan proses
operasional industrialisasi. Montgomery, 2009 Adapun ketujuh perangkat kerja yang dimaksud adalah stratifikasi,
check sheet,
histogram, diagram Pareto, diagram pencar, peta kontrol,dan diagram sebab akibat.
Seven tool of quality
dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa, seorang „
quality
pioneer’ berkebangsaan Jepang. Kontribusi utama yang dikembangkan untuk kepentingan insustrialisasi dan ilmu pengetahuan dunia adalah “The Seven’s Tools
of Quality
” dan “democratizing statistic”. Kontribusi tersebut juga merupakan penyederhanaan dari berbagai pendekatan statistika ke arah yang lebih efektif dan
lebih aplikatif agar dapat dipergunakan secara universal dalam berbagai kepeningan pemecahan masalah dan upaya-upaya peningkatan efektivitas proses
organisasional kerja. Blok diagram
Seven Tools
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
1. Lembar Pemeriksaan Check Sheet
2. Stratifikasi
3. Diagram Histogram
5. Diagram Pencar
6. Peta Kontrol Control Chart
4. Diagram Pareto Data
7. Diagram Sebab Akibat Cause-Effect Diagram
Sumber : Douglas Montgomery, Statistical Quality Control, 2009
Gambar 3.1. Blok Diagram
Seven Tools
Adapun ketujuh alat pengendalian kualitas tersebut adalah: 1.
Checksheet
Lembar Pengecekan
Tujuan utama dari
Checksheet
lembar pengecekan ialah untuk menjamin bahwa data dikumpulkan secara hati-hati dan akurat oleh personel operasi
untuk mengontrol proses dan untuk pengembalian keputusan. Data dipresentasikan dalam suatu format yang dapat secara cepat dan mudah
digunakan dan dianalisa. Pengisian data dalam
cheeck sheet
biasanya
Universitas Sumatera Utara
menggunakan
tally
, seperti yang biasa digunakan dalam pertandingan bukutangkis atau bola voley.
Checksheet
seringkali digunakan untuk mengetahui ketidaksesuaian, baik dari jumlah, lokasi, ataupun penyebabnya.
Checksheet
sebaiknya dapat memuat kapan pengecekan dilakukan, dimana,
oleh siapa, dan terhadap produkprosesbagian yang mana. Contoh penulisan
checksheet
ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Sumber : Douglas Montgomery, Statistical Quality Control, 2009
Gambar 3.2.
Check Sheet
2.
Stratification
StratifikasiPengelompokan Data
Stratification
merupakan usaha pengelompokkan data ke dalam kelompok- kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama. Kegunaan
stratification
adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Mencari faktor-faktor penyebab utama kualitas secara mudah.
b. Membantu pembuatan
Scatter Diagram.
c. Mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi.
3. Histogram Diagram Batang
Histogram adalah bagan batang jenis khusus yang dapat digunakan untuk:
a. Menyampaikan informasi mengenai variasi dalam suatu proses
b. Mengambil keputusan dengan memusatkan perhatian pada upaya perbaikan.
Chang, 1999
Petunjuk-petunjuk yang diberikan Histogram terletak pada bentuknya; khususnya ketinggian batang dan pola batang relatif terhadap batang yang
lain. Lebar setiap kolom menunjukkan interval, atau kelompok, pengamatan dalam satu kisaran, sementara ketinggiannya menunjukkan jumlah
pengamatan yang berada dalam interval yang ditentukan. Bentuk histogram dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Sumber : Douglas Montgomery, Statistical Quality Control, 2009
Gambar 3.3. Bentuk Histogram
Universitas Sumatera Utara
4.
Pareto Diagram Pareto Diagram
dibuat untuk menemukan atau mengetahui masalah atau penyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan
perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui penyebab-penyebab yang dominan maka kita akan bisa menetapkan prioritas perbaikan. Perbaikan
pada faktor penyebab yang dominan ini akan membawa pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penyelesaian penyebab yang tidak berarti.
Langkah-langkah pembuatan
Pareto Diagram
adalah sebagai berikut: a.
Kumpulkan data dan susun data berdasarkan jumlah yang paling besar ke yang paling keciltentukan jumlah kumulatifnya.
b. Gambar grafik dengan sumbu-Y sebagai jumlah data dan sumbu-X sebagai
kategori data dan digambar dengan skala tepat. c.
Gambarkan diagram batang pada sumbu-X sesuai kategori data dan jumlahkan mulai dari jumlah data terbesar hingga yang terkecil.
d. Dengan menggunakan tabel kumulatif gambar grafik kumulatifnya.
Setelah didapat diagram
Pareto
maka dapat kita simpulkan kategori yang paling dominan dari tiap kategori. Skala presentase kumulatif pada saat
digunakan harus sesuai dengan dolar atau skala frekuensi seperti 100 harus disamakan nilainya sebagai dolar atau frekuensi total. Penggunaan
dari diagram
Pareto
adalah proses yang tidak pernah berakhir. Diagram
Pareto
adalah suatu alat untuk peningkatan kualitas yang kuat. Ini dapat diaplikasikan untuk mengidentifikasikan masalah dan pengukuran dari
suatu tingkat kemajuan.
Pareto Diagram
dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Douglas Montgomery, Statistical Quality Control, 2009
Gambar 3.4.
Pareto Diagram
5.
Scatter Diagram
Diagram Pencar
Scatter Diagram
digunakan untuk melihat korelasi hubungan dari suatu faktor penyebab yang berkesinambungan terhadap suatu karakteristik kualitas
hasil. Pada umumnya apabila kita membicarakan tentang hubungan antara dua jenis data, kita sesungguhnya berbicara tentang:
a. Hubungan sebab akibat.
b. Suatu hubungan antara satu dan lain sebab.
c. Hubungan antara satu sebab dengan dua sebab lainnya.
Scatter Diagram
dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Sumber : Douglas Montgomery, Statistical Quality Control, 2009
Gambar 3.5.
Scatter Diagram
Universitas Sumatera Utara
6.
Control Chart
Peta Kontrol Bagan Kendali
Control Chart
merupakan suatu grafik yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses maupun kualitas produk berada dalam keadaan stabil atau
tidak atau dengan kata lain apakah masih dalam keadaan terkendali sesuai dengan batas spesifikasi atau di luar kendali di luar batas spesifikasi.
Control Chart
dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Sumber : Douglas Montgomery, Statistical Quality Control, 2009
Gambar 3.6.
Control Chart
Control Chart
yang paling umum digunakan adalah: a.
Control Chart
untuk variabel Yaitu
Control Chart
untuk pengukuran data variabel. Data yang bersifat variabel diperoleh dari hasil pengukuran dimensi, seperti berat, panjang,
tebal, dan sebagainya.
Control Chart
untuk variabel ini terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1. Peta X dan R, pengendali rata-rata
X
proses tingkat kualitas biasanya dengan peta kendali X. Variabilitas atau pemencaran proses dapat
dikendalikan dengan peta kendali atau rentang yang disebut peta R. 2.
Peta X dan S, bila ukuran sampel n cukup besar n10, metode rentang kehilangan efisiensinya karena rentang mengabaikan semua
informasi dalam sampel antara X
max
dan X
min.
b.
Control Chart
untuk atribut Yaitu
Control Chart
untuk karakteristik kualitas yang tidak mudah dinyatakan dalam bentuk numerik. Contohnya inspeksi secara visual
seperti penentuan cacat warna, goresan, berkarat, dan sebagainya.
Control Chart
untuk atribut ini terdiri dari: peta p, peta np, peta u, dan peta c.
1. Peta p
Peta ini menggambarkan bagian yang ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Untuk membuat peta p ini dapat
digunakan rumus-rumus sebagai berikut:
k i
i k
i i
n p
n p
CL
1 1
1
n p
p p
UCL 1
3
dan
n p
p p
LCL 1
3
2. Peta np
Peta ini menggambarkan banyaknya unit yang ditolak dalam sampel yang berukuran konstan. Untuk membuat peta np ini dapat digunakan
rumus-rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
n k
p p
n CL
k i
o
1 1
1 3
o o
o
p p
n p
n UCL
dan
1 3
o o
o
p p
n p
n LCL
3.
Peta c Peta ini menggambarkan banyaknya ketidaksesuaian atau kecacatan
dalam sampel berukuran konstan. Satu benda yang cacat memuat paling sedikit satu ketidaksesuaian, tetapi sangat mungkin satu unit
sampel memiliki beberapa ketidaksesuaian, tergantung sifat dasar ke lannya. Untuk membuat peta c ini dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
k p
c CL
k i
1 1
c c
UCL
3
dan
c c
LCL
3
4. Peta u
Peta ini menggambarkan banyaknya ketidaksesuaian dalam satu unit sampel dan dapat dipergunakan untuk ukuran sampel tidak konstan.
Untuk membuat peta u ini dapat dipergunakan rumus-rumus sebagai berikut:
k i
i k
i
n p
u CL
1 1
1
n u
u UCL
3
dan
n u
u LCL
3
Universitas Sumatera Utara
7.
Cause and Effect Diagram
Diagram Sebab Akibat Diagram ini dikenal dengan istilah diagram tulang ikan
fish bone diagram
yang diperkenalkan pertama kalinya oleh
Prof. Kaoru Ishikawa
Tokyo
University
pada tahun 1943. Diagram ini berguna untuk menganalisis dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam
menentukan karakteristik kualitas output kerja. Di samping itu juga diagram ini berguna untuk mencari penyebab-penyebab yang sesungguhnya dari suatu
masalah. Dalam hal ini metode sumbang saran
brainstorming method
akan cukup efektif digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya
penyimpangan kerja secara detail. Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil
kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Manusia
man
b. Metode Kerja
work method
c. Mesin atau peralatan kerja lainnya
machineequipment
d. Bahan-bahan baku
raw material
e. Lingkungan kerja
work environment
Diagram ini berguna di dalam: 1.
Menganalisis kondisi aktual untuk tujuan suatu produk atau peningkatan kualitas pelayanan, mengefisiensikan penggunaan sumber daya alam
SDA dan sumber daya manusia SDM, dan pengurangan biaya-biaya yang tidak perlu.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengeliminasi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidakseragaman
produk atau pelayanan, dan keluhan pelanggan., 3.
Pendidikan dan pelatihan personel-personel yang ada di dalam pengambilan keputusan.
Cause and Effect Diagram
dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Sumber : Douglas Montgomery, Statistical Quality Control, 2009
Gambar 3.7.
Cause and Effect Diagram
3.3.
Statistical Quality Control
Statistik adalah seni pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisis informasi yang terkandung di dalam
suatu sampel. Jeya Chandra, 1969 Metode statistik memainkan peranan penting dalam jaminan kualitas. Oleh karena kualitas menjadi faktor dasar keputusan
konsumen dalam memilih produk atau jasa maka dibutuhkan suatu kegiatan yang harus dilakukan terus menerus selama proses produksi berjalan sehingga kualitas
Universitas Sumatera Utara
produk atau jasa tersebut tetap terjaga. Kegiatan tersebut dinamakan pengendalian kualitas.
Statistical quality control
SQC adalah sebuah cara yang digunakan untuk menjelaskan sebuah perangkat statistik yang digunakan oleh
quality professionals
orang yang bertanggung jawab akan kualitas sebuah produk.
Statistical quality control
dapat dibagi secara garis besar menjadi 3 bagian yaitu
Descriptive Statistics
Statistik Deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan mengenai karakteristrik dan hubungan dari sebuah kualitas. Termasuk didalamnya nilai-nilai
statistik seperti
mean
rata-rata, standar deviasi,
range
jarak dan analisa dari penyebaran data data distribution.
Statistical process control
SPC berhubungan dengan inspeksi atau pengecek an pada sample acak yang
merupakan output dari sebuah proses dan kemudian menentukan apakah produk dari produksi sesuai dengan karakteristik yang sesuai dengan
range
yang diberikan.
3.4. Lean dan Six Sigma