SIPOC
Suppliers-Inputs-Process-Outputs-Customer
dapat dimulai
dari
Suppliers
yaitu dari Taiwan,
Input
yaitu plat
stainless steel 304,
proses yang berisi urutan  proses  produksi  dari  plat
stainless  steel  304
hingga  pemasangan  atribut tangki air,
output
yaitu tangki air dan
customers
yaitu kontraktor perumahan dan masyarakat.
6.2.1.2. Analisis dan Pembahasan
Critical To Quality
CTQ
Critical To  Quality
CTQ merupakan elemen dari proses kegiatan  yang berpengaruh  langsung  terhadap  pencapaian  kualitas  yang  diinginkan.  Adapun
CTQ
Critical  To  Quality
potensial  yang  terdapat  pada  produk  tangki  air  dapat
dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. CTQ Potensial Produk Tangki Air
No
Critical To Quality
CTQ Keterangan
1 Bocor
Produk yang dihasilkan tidak dapat menampung air dengan baik karena adanya
pecahan kecilbesar di
body
produk
2 Sompel
Body
produk yang tidak rata seperti adanya bagian yang masuk ke dalam karena
benturangesekan
3 Bentuk Uir Tidak Sesuai
Produk tangki air yang memiliki ulir yang tidak merata karena pada proses pencetakan
tidak dilakukan penjagaan yang baik
6.2.2.  Analisis dan Pembahasan Tahap
Measure
6.2.2.1.Analisis dan Pembahasan Nilai DPMO dan Nilai σ Sigma
Adapun nilaiDPMO dan σ selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.4. Nilai DPMO dan σ Produk Tangki Air Kondisi Aktual
Kondisi Ideal Jenis Cacat
DPMO Nilai σ
DPMO Nilai σ
Bocor 10400
3.81 3,4
6 Sompel
17866.667 3.59
3,4 6
Bentuk tidak sesuai 7200
3.94 3,4
6
Proses 11822,2
3,78 3,4
6
Nilai    DPMO  dan  nilai  σ  tersebut  masih  sangat  jauh  dari  standar  yang diterapkan  oleh  Six  Sigma  yang  menghendaki  nilai  DPMO  sebesar  3,4  dengan
nilai sigma sebesar 6σ, dan persentase produk bebas cacat sebesar 99,99966 . Gaspersz,  2005.  Namun  nilai  σ  proses  sebesar  3,78  sudah  cukup  baik  jika
dibandingkan dengan rata-rata industri di Indonesia  yang berkisar antara 3 – 4 σ.
Semakin  rendah nilai DPMO mengakibatkan nilai σ akan semakin tinggi. Semakin  tinggi  nilai  σ  sebuah  proses  memperlihatkan  bahwa  proses  tersebut
semakin  baik  karena  mampu  menghasilkan  produk  bebas  cacat  yang  semakin tinggi. Perbedaan nilai DPMO dan σ proses produksi tangki air  pada tiap periode
disebabkan karena perbedaan jumlah produksi dan  jumlah produk cacat
6.2.3.  Analisis dan Pembahasan Tahap
Analyze
Tahap  analisis  merupakan  fase  mencari  dan  menentukan  akar permasalahan. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap semua sumber potensial
yang  memungkinkan  terjadi  variasi  pada  proses  maupun  produk  yang mengakibatkan  terjadinya  produk  cacat.  Tools  yang  digunakan  yaitu  Pareto
diagram,
Cause and Effect Diagram
dan
Critical To Quality
CTQ .
Universitas Sumatera Utara
6.2.3.1 Analisis dan Pembahasan CTQ Potensial dengan Diagram Pareto
Dari Diagram Pareto diketahui terdapat tiga jenis cacat yang paling sering muncul dominan terjadi, yaitu dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5. Persentase Cacat Tangki Air No
Jenis Cacat Jumlah Cacat
Cacat
1 Bocor
39 29,32
2 Sompel
67 50,37
3 Bentuk tidak sesuai
27 20,30
Total 133
100
Nilai  tersebut  sesuai  dengan  prinsip  Pareto  70-30,  artinya  frekuensi kegagalan  yang  terjadi  dalam  proses  produksi,  70  merupakan  tiga  jenis  cacat
tersebut,  kemudian  30  frekuensi  lainnya  dapat  berkurang  jika  tiga  jenis  cacat tersebut  dapat  diketahui  faktor  penyebabnya  serta  dapat  dilakukan  perbaikan
segera.
6.2.3.2.Analisis dan Pembahasan
Cause  Effect Diagram
Setelah diperoleh hasil dari diagram pareto, maka selanjutnya pembuatan diagram  sebab-akibat
Cause-Effect  Diagram
,  ini  berguna  untuk  menganalisis dan  menentukan  faktor-faktor  yang  berpengaruh  secara  signifikan  di  dalam
menentukan  karakteristik  kualitas  produk  berdasarkan  kategori  rasional.  Pada
Cause  and  Effect  Diagram
,  sumber-sumber  masalah  potensial  dibagi  menjadi beberapa  kategori.  Pengkategorian  berdasarkan  dari  jenis  dan  sumber  masalah
berasal,  yaitu  manusia,  material,  mesin  dan  metode.  Dari  setiap  kategori diidentifikasi semua faktor yang mungkin dapat mempengaruhi terjadinya produk
cacat.
Universitas Sumatera Utara
Sebab-sebab  dan  akibat-akibat  yang  terjadi  pada  produk  yang menyebabkan sompel adalah :
1. Material Terdapat tiga buah faktor yang dapat menimbulkan cacat produk pada tangki air
yang diproduksi, yaitu karena bahan kurang padat, kondisi bahan yang bentuknya tidak sempurna karena proses pembulatan yang tidak baik.
2. Manusia Dari  faktor  manusia  juga  terdapat  beberapa  penyebab  terjadinya  cacat  pada
tangki  air,  antara  lain  karena  operator  kurang  memiliki
skill
karena  minimnya pengetahuan, tidak adanya pengendalian
attitude
untuk operator karena kurangnya pengawasan dan minimnya pengalaman kerja.
3. Mesin Dari  faktor  mesin  biasanya  yang  dapat  menyebabkan  timbulnya  cacat  pada
produk tangki air adalah karena mesin yang digunakan terkadang rusak dan harus dengan manual untuk mengeluarkan bahan dari dalam mesin dan mesin yang tidak
konstan  karena  banyaknya  produksi  sehingga  mesin  tidak  bisa  bekerja  dengan baik.
4. Metode Metode  yang  salah  dapat  juga  menyebabkan  terjadinya  cacat  pada  produksi
tangki air, selain kurangnya perhatian terhadap jadwal perawatan atau pengecekan dan  pada  proses  pemindahan  dari  satu  stasiun  ke  stasiun  lain  dengan
manualdigulingkan.
Universitas Sumatera Utara
Sebab-sebab  dan  akibat-akibat  yang  terjadi  pada  produk  yang menyebabkan bocor adalah :
1. Material Terdapat tiga buah faktor yang dapat menimbulkan cacat produk pada tangki air
yang  diproduksi,  yaitu  karena  bahan  baku  yang  dipilih  bukan  merek  terbaik sehingga  kualitas  bahan  baku  kurang  bagus  dan  bahan  kurang  padat  sehingga
mudah patah. Mudah korosi pada bagian lassambungan. 2. Manusia
Dari  faktor  manusia  juga  terdapat  beberapa  penyebab  terjadinya  cacat  pada tangki  air,  antara  lain  karena  operator  mengalami  kelelahan  sehingga  terjadi
ketidakcermatan saat melakukan proses produksi, kurangnya
attitude
dari operator karena  minimnya  pengawasan  yang  menyebabkan  operator  sesuka  hati  dalam
melakukan  operatorannya,  dan  kurangnya  skill  atau  kemampuan  dari  si  operator itu  sendiri,  kurang  telitinya  operator  dalam  melaksanakan  pengukuran  dan
pemotongan sehingga ukuran tidak sesuai spesifikasi yang diminta. 3. Mesin
Dari  faktor  mesin  biasanya  yang  dapat  menyebabkan  timbulnya  cacat  pada produk tangki air adalah karena mesin yang digunakan terkadang rusak dan harus
dengan  manual  untuk  mengeluarkan  bahan  dari  dalam  mesin  dan  mata  pisau mesin yang rusak menimbulkan keidakakuratan dalam proses pengelasan.
4. Metode Metode  yang  salah  dapat  juga  menyebabkan  terjadinya  cacat  pada  produksi
tangki  air,  karena  tidak  adanya  SOP  dan  tidak  adanya  jadwal  perawatan  untuk setiap mesin.
Universitas Sumatera Utara
Sebab-sebab  dan  akibat-akibat  yang  terjadi  pada  produk  yang menyebabkan bentuk tak sesuai adalah :
1. Material Terdapat  faktor  yang  dapat  menimbulkan  cacat  produk  pada  tangki  air  yang
diproduksi,  yaitu  karena  bahan  baku  yang  dipilih  memiliki  ukuran  yang  sama untuk semua jenis ukuran tangki air sehingga pemotongan terkadang tidak merata.
2. Manusia Dari  faktor  manusia  juga  terdapat  beberapa  penyebab  terjadinya  cacat  pada
tangki  air,  antara  lain  karena  operator  mengalami  kelelahan  sehingga  terjadi ketidakcermatan  saat  melakukan  proses  produksi,  kurangnya  pengetahuan
operator karena minimnya pengalaman, dan kurangnya skill atau kemampuan dari si operator itu sendiri, kurang telitinya operator dalam melaksanakan pengukuran
dan pemotongan sehingga ukuran tidak sesuai spesifikasi yang diminta. 3. Mesin
Dari  faktor  mesin  biasanya  yang  dapat  menyebabkan  timbulnya  cacat  pada produk tangki air adalah karena mesin yang digunakan terkadang rusak dan harus
dengan manual untuk mengeluarkan bahan dari dalam mesin dan mesin yang tidak konstan  karena  banyaknya  produksi  sehingga  mesin  tidak  bisa  bekerja  dengan
baik. 4. Metode
Metode  yang  salah  dapat  juga  menyebabkan  terjadinya  cacat  pada  produksi tangki air, selain pemindahan produk dari satu stasiun ke stasiun kerja lain dengan
manualdigulingkan,  tidak  adanya  SOP  yang  berlaku  juga  mempengaruhi terbentuknya bentuk yang tidak sesuai.
Universitas Sumatera Utara
6.2.4.  Analisis dan Pembahasan Tahap
Improve
Pada tahapan
improve
perbaikan ini diterapkan suatu rencana tindakan peningkatan  kualitas
Six  sigma
,  melalui  perbaikan  terhadap  sumber-sumber penyebab  terjadinya  produk  cacat  yang  disebabkan  oleh  bocor,  sompel,  dan
bentuk  tak  sesuai.  Pemilihan  sasaran
improvement
ini  didasarkan  pada  hasil analisis
Cause  and  effect  diagram
.  Namun  perbaikan  yang  dilakukan  hanya sebatas  rekomendasi,  tidak  diterapkan  langsung  pada  perusahaan  karena
keterbatasan  waktu  dan  kesempatan  yang  diberikan  pihak  perusahaan,  sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukannya kegiatan eksperimen. Usulan perbaikan
dilakukan pada aspek mesin, material, manusia, dan metode.
6.2.5. Analisis dan Pembahasan Tahap
Control
Adapun  Control  tahapan  pengendalian  sebagai  proyek  six  sigma  yang menekankan  terhadap  pembakuan,  pendokumentasian  dan  penyebarluasan
tindakan yang telah dilakukan dan mempunyai tujuan untuk mengevaluasi proses perbaikan  yang  telah  dilakukan  dengan  efektif  dan  efisien  serta  untuk  menjaga
kondisi  proses  agar  tetap  stabil  dan  tidak  dapat  mengalami  penurunan  kembali. Karena  pada  penelitian  ini  tindakan  perbaikan  masih  berupa  usulan,  jadi  control
dilakukan setelah usulan perbaikan diimplementasikan. Adapun
Control
tahapan pengendalian  sebagai  proyek  six  sigma  yang  menekankan  terhadap  pembakuan,
pendokumentasian dan penyebarluasan tindakan yang telah dilakukan yaitu: 1. Periksa mata las
2. Periksa pemasangan dan penguncian plat
Stainless Steel
3. Periksa peletakan plat pada mesin sebelum proses pengeratan plat
Universitas Sumatera Utara
4. Periksa kondisi mata las mesin apakah tumpul  patah 5. Periksa kondisi mesin sebelum proses pencetakan
6. Periksa posisi cetakan pada saat penyatian
top, bottom,
dan kuping 7. Periksa putaran mesin warna secara kontinu
8. Periksa kondisi dudukan mesin untuk produk agar tidak terkait
6.3. Analisis dan Pembahasan Estimasi Hasil Peningkatan Kualitas
Dari  penelitian  pengendalian  kualitas  terhadap  tangki  air  melalui  metode
Statistical  Quality  Control
SQC dan
Six  Sigma
selama  bulan  Mei  2015  adalah penurunan  terhadap  tingkat  kecacatan  tangki  air  dengan  melakukan  perbaikan
terhadap
Man,  Machine,  Material
,  dan
Method
serta  penilaian  terhadap  tingkat pengurangan jumlah cacat, DPMO dan level sigma.
Untuk estimasi peningkatan kualitas terhadap keseluruhan cacat tangki air, diestimasi dapat mereduksi 10 sampe 90 yaitu dari nilai DPMO 10400 hingga
menjadi  1067,  dan  level  sigma  dari  2.75  hingga  dapat  menjadi  3.78.  Dari kecacatan  sompel  dari  39  unit  menjadi  4  unit,  kecacatan  bocor  dari  67  unit
menjadi 7 unit, dan kecacatan bentuk tak sesuai dari 27 unit menjadi 3 unit.
Universitas Sumatera Utara