peraturan, buku-buku, kamus hukum, internet, bantuan dari pihak-pihak yang berkompeten dalam bidangnya yang berkaitan dengan skripsi ini. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjuan Pustaka
1. Pekerja
Pasal 1 angka 3 UU Ketenagakerjaan yang dimaksud pekerjaburuh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Istilah pekerja secara
yuridis baru ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan, dimana dalam Pasal 1 angka 3 undang-undang itu memberikan pengertian pekerja adalah
“Tenaga kerja yang berada di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah.” Dalam Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Pasal 1 angka 9 juga
memberikan pengertian pekerjaburuh adalah “ setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.” Dari pengertian di atas dilihat bahwa pekerja adalah sebagai
bagian dari ketenagakerjaan, dalam hal ini sudah mendapat pekerjaan.Selanjutnya pekerja memiliki hak yaitu menerima upah dari majikannya.Yang mana upah tersebut merupakan hasil
dari tenaga atau jasa yang diberikan kepada atasan atau majikan. Selain hak, pekerja juga memiliki kewajiban, yaitu:
4
a. Bagi pihak pekerja wajib melakukan pekerjaan; melakukan perkerjaan adalah tugas
utama dari seorang pekerja yang harus dilakukan sendiri, meskipun demikian dengan seizin pengusaha dapat diwakilkan.
4
Lalu Husni, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Pengadilan dan di Luar Pengadilan.Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 46.
b. Buruhpekerja wajib menaati aturan dan petunjuk majikanpengusaha; dalam melakukan
pekerjaannya buruhpekerja wajib menaati petunjuk yang diberikan oleh pengusaha. Aturan yang wajib ditaati oleh pekerja sebaiknya dituangkan dalam peraturan
perusahaan. c.
Kewajiban membayar ganti rugi dan denda, jika buruhpekerja melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan baik karena kesengajaan atau kelalaiannya, maka sesuai
dengan prinsip hukum pekerja wajib membayar ganti rugi dan denda. 2.
Serikat pekerja Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dalam mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur, merata baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Dalam menjalankan visi di atas, tenaga kerja
mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai salah satu komponen pelaku untuk mencapai tujuan pembangunan itu.Guna mencapai tujuan pembangunan itu diperlukan
adanya rencana terpadu dan terukur sesuai dengan misinya. Dibidang peserikatan pekerja Serikat Pekerja visi dan misi itu jelas dinyatakan dalam
UU Ketenagakerjaan yang dituangkan dalam pengertian sebagai berikut “Serikat Pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerjaburuh baik diperusahaan maupun diluar
perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerjaburuh serta
meningkatkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya.”
5
3. Hubungan industrial
Hubungan industrial berdasarkan Pasal 1 angka 16 UU Ketenagakerjaan adalah suatu sistem hubungan yang berbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang danatau jasa
5
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerjaburuh dan pemerintah yang berdasarkan pada nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945. Terdapat tiga pihak yang terkait, yaitu pengusaha, pekerjaburuh,
dan pemerintah dimana masing-masing pihak mempunyai fungsi, sebagai berikut:
6
a. Pemerintah yang mewakili masyarakat menetapkan kebijakan, melakukan pengawasan
dan penindakan terhadap pelanggaran peraturan ketenagakerjaan. b.
Pekerjaan menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya. c.
Pengusaha menciptakan usaha dan memberikan kesejahteraan kepada perkerja. Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
menyatakan, “Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerjaburuh atau serikat
pekerjaserikat buruh karena adanya perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan hubungan kerja, perselisihan antar serikat pekerja atau serikat buruh dalam satu perusahaan.”
F. Metode Penelitian