Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja yang Dilakukan Perusahaan

3. Mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

C. Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja yang Dilakukan Perusahaan

Pemutusan hubungan kerja berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 25 Undang-Undang ketenagakerjaan adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu haltertentu mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerjaburuh dan pengusaha.Salah satu bidang diantara banyak bidang hukum perubahan yang sangat penting jika dikaitkan dengan perlindungan pekerja adalah bidang pemutusan hubungan kerja, terutama pemutusan kerja oleh majikan.Persoalan pemutusan hubungan kerja menjadi mengedepan jika perusahaan ingin memutuskan mengakhiri hubungan kerja, Padahal pekerja masih ingin tetap bekerja. Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerjaburuh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah.Dalam melaksanakan hubungan kerja terkadang terjadi perselisihan antara pekerjaburuh dengan pengusaha. 21 Beberapa alasan yang menjadi penyebab terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja. Alasan- alasan bagi perusahaan untuk melakukan PHK terhadap pengurus serikat pekerja mengacu kepada UU Ketenagakerjaan diantaranya adalah : Perselisihan yang terjadi antara pekerjaburuh dengan pengusaha dalam hubungan kerja dapat menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerjaburuh dan pengusaha. 22 21 http:www.hukumtenagakerja.comsebab-sebab-terjadinya-pemutusan-hubungan-kerja diakses pada tanggal 2 Juli 2015. 22 http:www.psychologymania.com201301penyebab-terjadinya-phk.html diakses pada tanggal 2 Juli 2015. 1. Pekerjaburuh melakukan kesalahan berat Setelah Mahkamah Konstitusi MK menyatakan Pasal 158 UU Ketenagakerjaan inkonstitusional, maka pengusaha tidak lagi dapat langsung melakukan PHK apabila ada dugaan pekerja melakukan kesalahan berat.Berdasarkan asas praduga tak bersalah, pengusaha baru dapat melakukan PHK apabila pekerja terbukti melakukan kesalahan berat yang termasuk tindak pidana. Atas putusan MK ini, Depnaker mengeluarkan surat edaran yang berusaha memberikan penjelasan tentang akibat putusan tersebut. Pasal 158 ayat 1 berbunyi, Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh dengan alasan pekerjaburuh telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut: a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang danatau uang milik perusahaan. b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan. c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai danatau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja. d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja. e. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja. f. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang- undangan dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. g. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja. h. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara. i. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 lima tahun atau lebih. Jenis kesalahan berat lainnya dapat diatur dalam PPPKB, tetapi apabila terjadi PHK karena kesalahan berat dalam PPPKB tersebut, harus mendapat izin dari lembaga yang berwenang. Demikian juga sebelum melakukan PHK, harus terlebih dahulu melalui mekanisme yang ditentukan, misalnya dengan memberi surat peringatan baik berturut- turut, atau surat peringatan pertama dan terakhir untuk jenis kesalahan berat yang ditentukan PPPKB. Namun perlu kita ketahui bahwa alasan PHK berupa kesalahan berat yang dimaksud pada Pasal 158, ayat 1 harus didukung dengan bukti misalnya: a. Pekerjaburuh tertangkap tangan. b. Ada pengakuan dari pekerjaburuh yang bersangkutan. c. Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang bersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang saksi. 2. Pekerjaburuh melakukan diduga tindak pidana Istilah tindak pidana adalah berasal dari kata istilah yang dikenal dalam Hukum Belanda yaitu “Strafbaar Feit”. Walaupun istilah ini terdapat dalam Hindia Belanda KUHP, tetapi tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan Strafbaar Feit itu. Karena itu para ahli hukum berusaha untuk memberikan arti dan isi dari istilah itu. Menurut wujud dan sifatnya, tindak pidana ini adalah perbuatan-perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan-perbuatan ini juga merugikan masyarakat, dalam arti bertentangan dengan atau menghambat akan terlaksananya tata dalam pergaulan masyarakat yang dianggap baik dan adil. Dapat pula dikatakan bahwa perbuatan pidana ini adalah perbuatan yang anti sosial. Pasal 160, ayat 1 menyebutkan, Dalam hal pekerjaburuh ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan atas pengaduan pengusaha, 3. Pekerjaburuh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja Pasal 161 ayat 1 menyebutkan, Dalam hal pekerjaburuh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerjaburuh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut. Dan jika mengabaikan surat peringatan atau peraturan yang diberikan oleh perusahaan ini dapat menjadi sebuah alasan terjadinya pemutusan hubungan kerja. 4. Pekerjaburuh mengundurkan diri Salah satu jenis pemutusan hubungan kerja yang inisiatifnya dari pekerjaburuh adalah pengakhiran hubungan kerja karena pekerjaburuh mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan dilakukan tanpa penetapan izin. Syarat yang harus dipenuhi apabila seorang pekerjaburuh mengundurkan diri agar mendapatkan hak-haknya dan mendapatkan surat keterangan kerjaeksperience letter adalah permohonan tertulis harus diajukan selambat- lambatnya 30 hari sebelum hari h tanggal pengunduran diri. Hal yang harus dilakukan pekerjaburuh yang mengundurkan diri adalah sebagai berikut : a. Pekerjaburuh tidak terikat dalam ikatan dinas. b. Selama menunggu hari h, pekerjaburuh harus tetap melaksanakan kewajiban sampai tanggal pengunduran diri dari yang ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan pengganti formasi untuk jabatan dimaskud atau dalam rangka transfer of knowledge. 5. Pemutusan hubungan kerja karena terjadi perubahan status, pengabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan Apabila terjadi PHK karena terjadi perubahan status, penggabungan merger, peleburan konsolidasi atau perubahan kepemilikan perusahaan akuisisi, dan pekerjaburuh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja maka terhadap pekerjaburuh berhak atas uang pesangon satu kali dan uang pengganti hak. Apabila PHK yang terjadi disebabkan oleh perubahan status, merger, atau konsolidasi, dan pengusaha tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja dengan pekerjaburuh berhak uang pesangon dua kali, uang penghargaan masa kerja satu kali, dan uang pengganti hak. Pasal 163 ayat 1 menyebutkan, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh dalam hal terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerjaburuh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja. 6. PHK karena likuidasi Pasal 164, ayat 1 menyebutkan, Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 dua tahun, atau keadaan memaksa force majeur Kerugian perusahaan yang dimaksud harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2 dua tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik. 7. Perusahaan melakukan efisiensi Ini merupakan alasan pemutusan hubungan kerja yang sering digunakan.Pasal 164 ayat 3 menyebutkan, Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 dua tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa force majeur tetapi perusahaan melakukan efisiensi. 8. Perusahaan mengalami pailit Pasal 165 menyebutkan, Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena perusahaan pailit,.. Kata pailit berasal dari bahasa Prancis failite yang berarti kemacetan pembayaran. Kepailitan diartikan sebagai suatu proses di mana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini pengadilan niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya. Harta debitur dapat dibagikan kepada para kreditur sesuai dengan peraturan pemerintah.Dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan pailit adalah seseorang yang oleh suatu pengadilan dinyatakan bankrut, dan yang aktivitasnya atau warisannya telah diperuntukkan untuk membayar hutang-hutangnya ngertian pailit dihubungkan dengan ketidakmampuan untuk membayar dari seorang debitor atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo.Ketidakmampuan tersebut harus disertai suatu tindakan nyata untuk mengajukan, baik yang dilakukan secara sukarela oleh debitor sendiri, maupun atas permintaan pihak ketiga.Maksud dari pengajuan permohonan tersebut sebagai bentuk pemenuhan asas publisitas dari keadaan tidak mampu membayar. 9. Pekerjaburuh memasuki usia pensiun Pasal 167 ayat 1 menyebutkan, Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena memasuki usia pensiun... Ini merupakan alasan PHK yang normal. 10. Pekerjaburuh mangkir selama lima 5 hari berturut-turut Pasal 168, ayat 1 menyebutkan, Pekerjaburuh yang mangkir selama 5 lima hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 dua kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja jika: 23 1. Pekerja melanggar ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja danatau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama dan pekerja yang bersangkutan telah diberikan tiga surat peringatan, masing-masing dikeluarkan dalam jangka waktu enam bulan dari peringatan sebelumnya secara berturut-turut. 2. Pengusaha melakukan perubahan status, penggabungan, atau peleburan perusahaan, dan pengusaha tidak bersedia menerima pekerja tersebut kedalam perusahaan dengan status yang baru. 3. Perusahaan tutup karena mengalami kerugian secara terus-menerus selama 2 tahun atau keadaan memaksa force majeur. 4. Perusahaan pailit. 5. Pekerja meninggal dunia. 6. Pekerja memasuki usia pensiun. 7. Pekerja mangkir selama lima hari kerja berturut-turut tanpa keterangan tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah telah dipanggil oleh pengusaha dua kali secara patut dan tertulis; atau 23 http:www.hukumtenagakerja.comsebab-sebab-terjadinya-pemutusan-hubungan-kerjasthash diakses pada tanggal 1 Juli 2015. 8. Pekerja melakukan kesalahan berat dan telah tetapkan dalam putusan hakim pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pekerja dapat mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial jika pengusaha melakukan perbuatan sebagai berikut: 1. Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam pekerja. 2. Membujuk danatau menyuruh pekerja untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. 3. Tidak membayar upah tepat pada waktu yang telah ditentukan selama 3 4. Bulan berturut-turut atau lebih. 5. Tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerja. 6. Memerintahkan pekerja untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan. 7. Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan, dan kesusilaan pekerja sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada perjanjian kerja. Pekerja dapat mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja jika pekerja mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12 bulan.Pemutusan hubungan kerja berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 25 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerjaburuh dan pengusaha. Salah satu bidang diantara banyak bidang hukum perubahan yang sangat penting jika dikaitkan dengan perlindungan pekerja adalah bidang pemutusan hubungan kerja, terutama pemutusan kerja oleh majikan.Persoalan pemutusan hubungan kerja menjadi mengedepan jika perusahaan ingin memutuskan mengakhiri hubungan kerja, Padahal pekerja masih ingin tetap bekerja. Pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan tidak dapat dilakukan secara sepihak bila pekerja tersebut melaksanakan dan mematuhikewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, perjanjian perubahan dan peraturan perusahaan.Mengedepannya persoalan ini terletak pada keinginan majikan yang lazimnya serba kuat berhadapan dengan keinginan buruh yang lazimnya serba lemah.Ketentuan-ketentuan mengenai berakhirnya hubungan kerja yang tercantum dalam Bab VII-A Buku III KUH Perdata tidak cukup memberikan perlindungan kepada pekerja dari keinginan majikan untuk memutuskan hubungan kerja.Padahal, hukum yang bersifat memaksa dwingendrecht yang dapat mengekang keinginan majikan itu merupakan benteng perlindungan terakhir agar pekerja tetap mempunyai pekerjaan, yang berarti menjamin kelangsungan perolehan nafkah. Suatu perusahaan yang akan mengakhiri memutuskan hubungan kerja dengan pekerjanya terikat oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan. Keterikatan perusahaan terhadap undang-undang ini salah satunya bertujuan agar pekerja tidak kehilangan pekerjaannya.Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan undang-undang tersebut.Ini salah satunya bertujuan agar pekerja tidak kehilangan pekerjaannya.Hal ini sebagimana ditegaskan dalam penjelasan undang-undang tersebut. Garis besar pokok-pokok pikiran yang diwujudkan dalam undang- undang ini adaah sebagai berikut : 1. Hal terpenting dan harus dipegang teguh dalam menghadapi masalah pemutusan hubungan kerja adalah pengerahan segala daya upaya agar pemutusan hubungan kerja tidak terjadi, bahkan agar beberapa hal dilarang. Suatu perusahaan harus sudah menampakkan usahanya untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja. Baru setelah usaha ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan pemutusan hubungan kerja tetap tidak dapat dihindarkan, maka pemutusan hubungan kerja mungkin dilaksanakan. Sebab dalam keadaan yang demikian itu perusahaan masih berhadapan dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang. 2. Setelah semua upaya dikerahkan untuk meniadakan pemutusan hubungan kerja dilaksanakan tetap mendatangkan hasil, perusahaan harus merundingkan maksudnya untuk memutuskan hubungan kerja dengan serikat pekerja atau dengan pekerjanya sendiri. Undang-undang dengan serikat pekerja atau dengan pekerjanya sendiri. Undang-undang memandang bahwa hasil perundingan antara pihak yang berselisih sering lebih baik daripada penyelesaian yang dipaksakan oleh pemerintah. 3. Apabila perundingan antara pihak-pihak yang berselisih tidak mendatangkan hasil yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, maka pemerintah campur tangan dalam pemutusan hubungan kerja yang akan dilakukan oleh perusahaan. Bentuk campur tangan ini berupa pengawasan prefentif, yaitu untuk tiap-tiap pemutusan hubungan kerja oleh majikan diperlukan izin dari instansi pemerintah Departemen Tenaga Kerja. Pengawasan prefentif ini pelaksanaannya diserahkan kepada panitia penyelesaian perselisihan perburuhan daerahselanjutnya disngkat Panitia Daerah. 4. Dalam undang-undang diadakan ketentuan-ketentuan yang bersifat formal tentang cara minta izin, banding terhadap penolakan permintaan izin dan seterusnya. Apabila terjadi pemutusan hubungan kerja besar-besaran sebagai akibat tindakan pemerintah, akibat modernisasi, akibat efisiensi dan rasionalisasi yang disetujui oleh pemerintah, maka pemerintah berusaha meringakan beban burh dengan jalan mengusahakan secara aktif penyaluran buruh ke perusahaanlain atau ke tempat-tempat kerja lainnya. 24 Pemutusan hubungan kerja PHK sebenarnya jika dilihat dari Undang-Undang yang ada sebenarnya tidak merupakan sesuatu yang melanggar hukum seperti yang dituliskan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan yang mengatur dengan jelas perihal masalah Pemutusan hubungan kerja PHK.Pemutusan hubungan kerja PHK dapat dilakukan sesuai denga syarat yang ada dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan 25 24 dan ada beberapa regulasi dimana seseorang tidak dapat dipecat dengan seenaknya saja oleh perusahaan. Pemutusan hubungan kerja kepada pengurus serikat pekerja sebenarnya tidak sama seperti pemutusan hubungan kerja kepada anggota serikat pekerja, dimana dalam pengurus serikat pekerja di lindungi oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan dimana terdapat pada pasal 153 huruf g, yang menyatakan bahwa pengurus serikat pekerja tidak dapat dikenakan pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan, dan disini jelas perbedaan pengurus serikat pekerja dengan anggota serikat pekerja. Terdapat perbedaan antara pengurus serikat pekerja dengan anggota serikat pekerja dalam menjalani pemutusan hubungan kerja antara pengurus serikat pekerja dengan anggota serikat pekerja, dimana pengurus serikat pekerja mempunyai kesepakatan atas pengusaha atau bias berdasarkan ketentuan yang di atur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama oleh sebab itu maka pengurus serikat pekerja lebih di lindungi Undang-Undang ketenagakerjaan dari anggota serikat pekerja lainnya. http:www.academia.edu6953903Pemutusan_Hubungan_Kerja diakses pada Tanggal 25 Juni 2015. 25 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja.Pasal 158. Pemutusan hubungan kerja dengan pengurus serikat pekerja tidak sama dengan serikat pekerja lainnya, tetapi pengurus serikat pekerja bisa mempertahankan anggota serikat pekerjanya dengan melihat kedekatan antara pengurus serikat pekerja dan perusahaan. Terdapat berbagai macam alasan dalam proses terjadinya pemutusan hubungan kerja PHK seperti yang diatas. Salah satu alasan tersebutlah yang terjadinya pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh perusahan terhadap para serikat pekerja. 41 BAB III PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PERUSAHAAN DENGAN PENGURUS SERIKAT PEKERJA TERKAIT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DITINJAU DARII UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004

A. Hubungan Industrial Antara Pengurus Serikat Pekerja dengan Perusahaan

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Dalam Tindak Pidana Pemerkosaan (Putusan Mahkamah Agung Nomor 840 K/Pid.Sus/2009)

0 6 12

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG DALAM TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN (PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 840 K/PID.SUS/2009)

0 3 20

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 0 4

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 0 4

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 0 13

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 1 27