Hubungan Industrial Antara Pengurus Serikat Pekerja dengan Perusahaan

41 BAB III PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PERUSAHAAN DENGAN PENGURUS SERIKAT PEKERJA TERKAIT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DITINJAU DARII UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004

A. Hubungan Industrial Antara Pengurus Serikat Pekerja dengan Perusahaan

Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan jasa yang terdiri dari unsure pengusaha, pekerja atau buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 26 Berdasarkan pengertian diatas, dapat disebutkan unsur-unsur hubungan industrial yakni sebagai berikut : 27 1. Adanya suatu sistem hubungan industrial. 2. Adanya pelaku yang mengikuti pengusaha, pekerjaburuh, dan pemerintah. 3. Adanya proses produksi barang atau jasa. Hubungan industrial pada dasarnya adalah proses terbinanya komunikasi, konsultasi musyawarah serta berunding dan ditopang oleh kemampuan dan komitmen yang tinggi dari semua elemen yang ada didalam perusahaan. Undang-Undang Ketenagakerjaan telah mengatur prinsip-prinsip dasar yang perlu kita kembangkan dalam bidang hubungan industrial. Pengurus serikat pekerja mempunyai fungsi dalam hubungan industrial.Memimpin, mengarahkan dan menetapkan kebijakan organisasi serta mempertanggung 26 Wijayanti, Asri, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi Jakarta: Sinar Grafika,2009 hlm.56. 27 Ibid. jawabkanpelaksanaannya merupakan salah satu tugas dari ketua pengurus serikat pekerja. Ada beberapa fungsi serikat pekerja, diantaranya adalah : 28 1. Pelaksanaan kebijakan umum di bidang organisasi serikat pekerja. 2. Pengkoordinasian dan penetapan kegiatan serikat pekerja di bidang organisasi dan sumber daya manusianya. 3. Pengusulan pergantian antar waktu pengurus serikat pekerja bidang organisasi dan sumber daya manusianya. 4. Pemantauan dan evaluasi kegiatan serikat pekerja dibidang organisasi dan sumber daya manusianya. Pengurus serikat pekerja mempunyai tujuan terhadap anggota pekerjanya. Beberapan tujuan dari pengurus serikat pekerja diantaranya yaitu : 1. Menghimpun dan mempersatukan kaum pekerja. 2. Jaminan atas hak-hak pekerja. 3. Kepentingan-kepentingan pekerja baik dalam hubungan kerja maupun kepentingan sosial. 4. Mengembangkan dan memantapkan identitas serta eksistensi serikat pekerja sebagai organisasi yang mandiri. 5. Demokratis dan bertanggung jawab serta mengoptimalkan koordinasi, komunikasi, informasi, dokumentasi dengan para anggota. Hubungan Industrial berawal dari adanya hubungan kerja yang lebih bersifat individual antara pekerja dan pengusaha. Pengaturan hak dan kewajiban pekerja diatur melalui perjanjian kerja yang bersifat perorangan. Perjanjian kerja ini dilakukan pada saat penerimaan pekerja, antara lain memuat ketentuan mengenai waktu pengangkatan, persoalan masa percobaaan, 28 http:hukumketenagakerjaanindonesia.blogspot.com201204v-behaviorurldefault-vmlo.htmldiakses pada tanggal 29 Juni 2015. jabatan yang bersangkutan, gaji upah, fasilitas yang tersedia, tanggungjawab, uraian tugas, dan penempatan kerja. Hubungan industrial pada dasarnya terdapat pemerintah, perusahaan, dan serikat pekerja yang mempunyai fungsi tersendiri didalam hubungan industrial. Menurut Pasal 102 ayat 1 Undang-Undang Ketenagakerjaan pemerintah mempunyai kebijaksanaan serta memberikan pelayanan dan mengawasi suatu tindakan yang melanggar peraturan perundang-undangan yang ada. Sedangkan menurut ayat 2, serikat pekerja berfungsi menjalankan pekerjaannya sesuai dengan kewajibannya. Dan menurut ayat 3, pengusaha haruslah memperluas lapangan kerta serta memberikan kesejahteraan bagi para pekerja. 29 Di satu sisi, pekerja dan pengusaha mempunyai kepentingan yang sama, yaitu kelangsungan hidup dan kemajuan perusahan, tetapi di sisi lain hubungan antar keduanya juga mempunyai potensi konfik, terutama apabila berkaitan dengan persepsi atau interpretasi yang tidak sama tentang kepentingan masing-masing pihak. Hubungan industri melibatkan sejumlah konsep, misalnya konsep keadilan dan kesamaan, kekuatan dan kewenangan, individualisme dan kolektivitas, hak dan kewajiban, serta integritas dan kepercayaan.Sementara itu, fungsi utama Di tingkat perusahaan pekerja dan pengusaha adalah dua pelaku utama dalam kegiatan hubungan industrial. Dalam Hubungan Industrial baik pihak perusahaan maupun pekerjaburuh mempunyai hak yang sama dan sah untuk melindungi hal-hal yang dianggap sebagai kepentingannya masing-masing juga untuk mengamankan tujuan-tujuan mereka, termasuk hak untuk melakukan tekanan melalui kekuatan bersama bila dipandang perlu. Dapat disimpulkan bahwa hubungan industrial antara pengurus serikat pekerja adalah dari pihak pengurus serikat pekerja dengan perusahaan menjalankan fungsi atau tugasnya masing-masing, sehingga terciptalah kesejahteraan antara pengurus serikat pekerja dengan perusahaan. 29 Pasal 102 Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. pemerintah dalam Hubungan Industrial adalah mengadakan atau menyusun peraturan dan perundangan ketenagakerjaan agar hubungan antara pekerja dan pengusaha berja1an serasi dan seimbang, dilandasi oleh pengaturan hak dan kewajiban yang adil. Di samping itu pemerintah juga berkewajiban untuk menyelesaikan secara adil perselisihan atau konflik yang terjadi. Pada dasarnya, kepentingan pemerintah juga untuk menjaga kelangsungan proses produksi demi kepentingan yang lebih luas. Hubungan Industrial perlu dipahami oleh semua tingkat pimpinan, bukan hanya pimpinan sumber daya manusia atau personalia semata-mata agar ketenangan kerja dan ketenangan berusaha yang menjadi tujuan antara dalam menciptakan Hubungan Industrial yang aman dan dinamis dapat terwujud. Ketenangan kerja dan berusaha dapat dilihat dari adanya indikator bahwa terjadi hubungan kerja yang dinamis antara manajemen dan pekerja atau serikat pekerja. Hubungan Industrial selalu bersifat kolektif dan meliputi kepentingan luas. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuannya sarana Hubungan Industrial juga bersifat kolektif. Sarana utama hubungan industrial dapat dibedakan menjadi dua kelompok, diantaranya : 1. Pada tingkat perusahaan ialah serikat pekerjaserikat buruh, kesepakatan kerja bersamaperjanjian kerja Bersama, Peraturan Perusahaan, lembaga kerjasama bipartit, pendidikan, dan mekanisme penyelesaian perselisihan industrial. 2. Sarana yang bersifat makro, yaitu serikat pekerjaserikat buruh, organisasi pengusaha, lembaga kerjasama tripartit, peraturan perundang-undangan, penyelesaian perselisihan industrial, dan pengenalan Hubungan Industrial bagi masyarakat luas. Hubungan industrial berdasarkan Pasal 1 angka 16 UU Ketenagakerjaan adalah suatu sistem hubungan yang berbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang danatau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerjaburuh dan pemerintah yang berdasarkan pada nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Pengurus serikat pekerjaserikat buruh kadang bahkan sering tidak dikehendaki oleh menejemen atau pemilik perusahaaan.Kesan negatif lebih sering muncul atas kehadirannya. Pemimpin atau pemilik perusahaan kuatir bila pengurus serikat pekerja atau serikat buruh melakukan tindakan yang merugikan perusahaan. Para pengurus serikat pekerja atau serikat buruh misalnya bisa melakukan aksi mogok dan aksi mogok ini diizinkan oleh undang-undang. Aksi ini bisa berdampak negatif.Produksi perusahaan bisa berhenti bahkan bisa sampai gulung tikar.Kekhawatiran pemimpin dan pemilik perusahaaan kadang ada benarnya.Tidak ada jaminan bahwa serikat pekerja atau serikat buruh bisa menjadi mitra menejemen untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan.Ada kemungkinan para pengurus serikat pekerja mengambil keputusan untuk kepentingan segelintir orang, Bukan karena prinsip keadilan dan kejujuran. 30 1. Setiap pekerja buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh. Serikat pekerja yang relative bagus adalah bila keputusan diambil oleh sejumlah orang, yang mewakili semua bagian dari perusahaan dengan menggunakan prinsip keadilan dan kejujuran; keputusan bukan diambil oleh ketua atau satu atau dua orang pengurus. Kehadiran serikat pekerja di perusahaan dilindungi oleh UU SPSB. Menurut Pasal 5 UU SPSB menyebutkan : 2. Serikat pekerjaserikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 sepuluh orang pekerjaburuh. Pasal 103 UU Ketenagakerjaan mengatur bentuk-bentuk sarana hubungan industrial adalah: 1. Serikat pekerjaserikat buruh 30 http:www.putra-putri-indonesia.comserikat-pekerja.htmldiakses tanggal 30 Juni 2015. Serikat pekerjaserikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk pekerjaburuh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerjaburuh serta meningkatkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya. 2. Organisasi pengusaha Sama halnya dengan pekerja, para pengusaha juga mempunyai hak kebebasan untuk membentuk atau menadi anggota organisasi atau asosiasi pengusaha.Asosiasi pengusaha sebagai organisasi atau perhimpunan wakil pimpinan perusahaan-perusahaan merupakan mitra kerja serikat pekerja dan pemerintah dalam penanganan masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial.Asosiasi pengusaha dapat dibentuk menurut sektor industri atau jenis usaha, mulai dari tingkat local sampai ke tingkat kabupaten provinsi hungga tingkat pusat atau tingkat nasional. 3. Lembaga kerja sama bipartit Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal- hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerjaserikat buruh yang sudah tercatat instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur pekerjaburuh. Setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 lima puluh orang serikat pekerjaserikat buruh atau lebih wajib membentuk kerja sama bipartit. 4. Lembaga kerja sama tripartit Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat pekerja serikat buruh dan pemerintah. Lembaga kerja sama tripartit terdiri dari: a. Lembaga kerja sama tripartit nasional, Provinsi dan KabupatenKota b. Lembaga kerja sama tripartite sektoral nasional, Provinsi, dsn KabupatenKota. c. Peraturan perusahaan. d. Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat- syarat kerja dan tata tertib perusahaan. Pengusaha yang mempekerjakan serikat pekerjaburuh sekurang- kurangnya 10 sepuluh orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh menteri atau pejabat yang di tunjuk. 5. Perjanjian kerja bersama Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerjaserikat buruh atau beberapa serikat pekerjaserikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat- syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. 6. Peraturan perundang- undangan ketenagakerjaan Peraturan perundangan ketenagakerjaan pada dasarnya mencakup ketentuan sebelum bekerja, selama bekerja dan sesudah bekerja. Peraturan selama bekerja mencakup ketentuan jam kerja dan istirahat, pengupahan, perlindungan, penyelesaian perselisihan industrial dan lain- lain. 7. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Perselisihan hubungan industrial di harapkan dapat diselesaikan melalui perundingan bipartit, dalam hal perundingan bipartit gagal, maka penyelesaian dilakukan melalui mekanisme mediasi atau konsiliasi.Bila mediasi dan konsiliasi gagal, maka perselisahan hubungan industrial dapat di mintakan untuk diselesaikan di Pengadilah Hubungan Industrial. Hubungan industrial di tingkat perusahaan, banyak lembaga yang dapat dijadikan sarana untuk membangun kerja sama. Dua di antaranya yang terpenting adalah membentuk lembaga kerja sama bipartit dan membuat perjanjian kerja bersama PKB tentunya dengan anggapan di perusahaan telah berdiri serikat pekerja : 31 1. Lembaga kerja sama bipartit Lembaga kerja sama bipartir adalah suatu badan pada tingkat perusahaan atau unit produksi dibentuk oleh pekerja bersama-sama dengan pengusaha. Anggota bipartit ditunjuk berdasar kesepakatan dan keahlian.Lembaga bipartiti merupakan forum konsultasi, komunikasi, dan musyawarah dengan tugas utama sebagai media penerapan hubungan industrial dalam praktik kehidupan kinerja sehari-hari, khususnya dalam kaitan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja, ketenangan kerja dan usaha, serta peningkatan partisipasi pekerja dalam penetapan kerja. 2. Perjanjian Kerja Bersama PKB Perjanjian kerja bersama merupakan kelembagaan partisipasi yang berorientasi pada usaha- usaha untuk melestarikan dan mengembangkan keserasian hubungan kerja, usaha dan kesejahteraan bersama. Berdasarkan peran yang diharapkan dari perjanjina kerja bersama tersebut.organisasi pekerja dan pengusahaorganisasi pengusaha dalam menyusun secara bersama-sama syarat-syarat kerja harus melandaskan ciri pada sikap-sikap keterbukaan yang berorientasi ke depan, kekeluargaan, gotong royong, musyawarah dan mufakat, serta bertanggung jawab atas pelaksanaan perjanjian yang telah dibuat. 31 http:pukptdaido.blogspot.com201211peranan-serikat-pekerja-buruh-dalam.html diakses pada tanggal 15 Juni 2015. 3. Pengupahan yang adil dan layak Pengupahan yang adil dan layak adalah pengupahan yang mampu menghargai seseorang karena prestasi dan pengabdiannya terhadap perusahaan.Upah yang adil adalah upah yang diberikan dengan memperhatikan pendidikan, pengalaman dan keterampilan seorang pekerja.Adapun upah yang layak adalah upah yang dapat memberikan jaminan kepastian hidup dalam memenuhi kebutuhan pekerja beserta seluruh keluarganya, baik kebutuhan materil maupun spritual. 3. Pendidikan dan latihan Hubungan industrial tidak saja memerlukan perubahan sikap mental maupun sikap sosial para pelakunya, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan di bidang pengelolaan teknis dan manajemen perusahaan.Oleh karena itu, perusahaan yang ingin siap bersaing di pasar bebas harus pula menyiapkan konsepsi pendidikan dan latihan seumur hidup di perusahannya. 4. Membangun komunikasi Komunikasi membangun perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja guna memperbaiki kualitas kerja. Apabila unsur-unsur ketahanan perusahaan telah berjalan dengan baik, hal itu akan dapat mencegah gejolak sosial. Tujuan utama hubungan industrial, ingin menciptakan ketenangan usaha, meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kesejahteraan pekerja serta derajatnya sesuai dengan martabat manusia. Hubungan yang harmonis dan berkesinambungan, akan menyingkirkan jauh-jauh konsep perimbangan atau pertentangan. Selanjutnya yang akan ditumbuhkembangkan adalah hubungan industrial yang ingin meningkatkan produktivitas, sikap kebersamaan, kepatutan, dan rasa keadilan. Demikian para pihak tidak akan saling bermusuhan dalam berproduksi, tetap saling menghormati, saling mengerti hal dan kewajiban dalam proses produksi, dan saling membantu untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan, dalam menghadapi persaingan bebas. Serikat pekerja dibentuk oleh para pekerja dengan memastikan bahwa kedudukan dan hak mereka sebagai pekerja dapat seimbang dengan kewajiban yang mereka lakukan untuk pengusaha.Dalam hubungan pekerja dan majikan atau pengusaha, tidak dapat dipungkiri bahwa kedudukan pekerja lebih tinggi dan kadangkala itu mengakibatkan kesewenang-wenangan para majikan terhadap pekerjanya.

B. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial antara Perusahaan dengan Pengurus

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Dalam Tindak Pidana Pemerkosaan (Putusan Mahkamah Agung Nomor 840 K/Pid.Sus/2009)

0 6 12

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG DALAM TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN (PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 840 K/PID.SUS/2009)

0 3 20

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 0 4

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 0 4

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 0 13

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 1 27