Posisi Kasus Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K/Pdt.Sus-Phi/2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

74 BAB IV PENERAPAN PASAL 153 G UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 409 KPdt.Sus-PHI2014

A. Posisi Kasus

Para pihak dalam perkara tingkat kasasi terhadap perselisihan hubungan industrial adalah : 1. Para serikat pekerja termohon peninjauan kembalipemohon kasasi : a. Andriansyah, kewarganegaraan Indonesia, bertempat tinggal di Jalan swadaya I Nomor 18 Rt. 00205 Kelurahan ragunan Kecamatan pasar minggu Jakarta Selatan; b. Zulherman, kewarganegaraan Indonesia, bertempat tinggal di Puri Cendana Taman Bromo G 7 Nomor 28 Sumber Jaya Tambun Selatan Bekasi; c. Rusman Ibrahim, kewarganegaraan Indonesia, bertempat tinggal di Cipinang Muara III Rt. 011015 Nomor 35 Kelurahan Cipinang Muara Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur; d. Slamet Suharyono, kewarganegaraan Indonesia, bertempat tinggal di Pondok Ungu Permai Sektor V Blok J 1023 Rt. 00326 Bebelan Bekasi Utara; e. Heri Bowo Pratomo, kewarganegaraan Indonesia, bertempat tinggal di Jalan AMD Kampung Sawah Ciputat Tangerang Rt. 01Rw. 07 Nomor 35 Tangerang; f. Imam Prayono Yudo, kewarganegaraan Indonesia, bertempat tinggal di Kayu Mas Raya Nomor 16 Rt. 0204Kelurahan Pulogadung Jakarta Timur, dalam hal ini memberi kuasa kepada 1. Winarso, 2. Tuwarno, 3. Muhammad Iqbal, Kesemuanya Warganegara Indonesia, Pengurus Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia PC SPAMK-FSPMI DKI Jakarta. 2. P.T. Kawasaki Motor Indonesia, Perseroan, berkedudukan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 14250, dalam hal ini diwakili oleh Marzal Tirtadirdja, Warganegara Indonesia dan Kazuhiro Kono Warganegara Jepang yang masing-masing menjabat sebagai Direktur Perseroan, dalam kedudukannya bertindak untuk dan atas nama P.T. Kawasaki Motor Indonesia, dalam hal ini memberi kuasa kepada : 1. Soeprayitno, Ph.D. jabatan Ketua, 2. Drs. Dany Herwidodo, jabatan Sekretaris dan 3. Edwan Hamidy Daulay, SH.MM., Jabatan Ketua Sub Bidang Advokasi, Dewan Pengurus Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia DKI Jakarta DPP Apindo DKI Jakarta, berkantor di Graha Mampang Lantai 6, Jalan Mampang Prapatan No. 100 Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 8 April 2014 Nomor : DIR003IV14; sebagai Pemohon Kasasi II juga Termohon Kasasi I dahulu PT. Kawasaki Motor. Perkara ini diawali dengan adanya gugatan perselisihan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh PT. Kawasaki Motor Indonesia selanjutnya disebut sebagai penggugat kepada sdr. Andriansyah dkk6 orang selanjutnya disebut sebagai tergugat. Berdasarkan hasil penelitian ini yang menjadi dasar dan alasan gugatan penguggat bahwa perusahaan penggugat telah beroperasi sejak tahun 1995 dan sejauh itu tidak mengalami hambatan.Bahwa para pihak tergugat adalah benar eks.karyawan penggugat. Pada tahun 2010 beberapa karyawan antara lain yaitu para pihak tergugat mulai melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu operasional perusahaan sehari-hari dengan tidak mematuhi intruksi atasan, melakukan unjuk rasa dan lainnya. Tergugat mendapatkan surat peringatan dari perusahaan atas tindakan yang dilakukan oleh tergugat tersebut merugikan perusahaan. Walaupun tergugat mendapatkan surat peringatan ke III, tergugat tetap melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut. Bahwa karena para tergugat melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut maka penggugat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap para tergugat terhitung tanggal 8 April 2013. Maka berdasarkan seluruh uraian diatas penggugat mohon agar majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenaan memberikan putusan sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan hubungan kerja penggugat dengan para tergugat putus sejak tanggal 8 April 2013; 3. Menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja ini dengan kualifikasi melakukan pelanggaran berat pelanggaran dengan sanksi pemutusan hubungan kerja sesuai pasal 81 ayat 1 huruf a k dan ayat 3 jo pasal 85 ayat 2 jo pasal 86 ayat 3; 4. Membebankan biaya perkara menurut ketentuan hukum yang berlaku. Para pihak tergugat telah mengajukan jawaban pada tanggal 6 Januari 2014 atas gugatan yang diberikan oleh penggugat , antara lain : 1. Para pihak tergugat dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil yang disampaikan oleh penggugat dalam gugatannya, kecuali yang sepanjang kebenarannya nyata- nyata diakui oleh para tergugat; Dalam konpensi 2. Tidak benar para pihak tergugat adalah eks karyawan penggugat, melainkan bahwa para tergugat adalah masih berstatus sebagai karyawan penggugat yang diputus hubungan kerjanya secara sepihak oleh penggugat; 3. Surat peringatan III yang diberikan oleh penggugat terhadap para tergugat adalah “premature dan cacat hukum.” Karena pemberian surat peringatan tersebut tidak sesuai dengan prosedur. Dalam rekonpensi 1. Jawaban dalam konpensasi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan bagian dalam rekonpensi ini; 2. Bahwa tergugat rekonpensipenggugat konpensi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri perakitan kendaraan bermotor roda dua; 3. Bahwa perkara ini berawal ketika pada bulan Februari 2013 sampai bulan Maret 2013 dilakukan perundingan bipartit antara penggugat dengan tergugat yang pada saat itu sebagian dari penggugat dan tergugat adalah sebagai pengurus serikat pekerja mandiri PT.Kawasaki Motor Indonesia SPMKMI. 4. Karena sikap dan tindakan dari tergugatpenggugat yang tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi, maka Pengurus SPMKMI yang sebagian adalah para penggugattergugat dengan melakukan langkah-langkah organisasi dengan cara : a. Pra aksi, untuk menolak kerja lembur Over time dan tidak melakukan senam Taiso ; b. Rencana aksi mogok kerja Prosedural, jika perusahaan tidak memiliki itikad baik untuk melaksanakan ketentuan isi PKB yang menjadi haknya para pekerja. 5. Baik dan mengabaikan hak-hak para karyawan maka pada tanggal 13 maret 2013, pengurus SPMKMI yang sebagian adalah para karena sikap dan tindakan tergugatpenggugat yang tetap tidak memiliki itikad penggugattergugat kembali mengeluarkan surat instruksi organisasi melalui pengumuman dengan Nomor 002UMUMSPMKMIII2013 kepada seluruh anggota SPMKMI untuk tidak melakukan kerja lembur over time Hal-hal tersebut diatas para penggugattergugat mohon kepada krtua majelis hakim pengadilan negeri Jakarta Pusat berkenan untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan sebagai berikut ; a. Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya; Dalam konpensi : b. Menerima jawaban tergugat untuk seluruhnya; c. Menyatakan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh penggugat terhadap para tergugat tidak sah dan batal demi hukum; d. Menyatakan hubungan kerja antara para tergugat dengan penggugat belum terputus dan masih berlanjut; e. Memerintahkan penggugat memanggil para tergugat untuk bekerja kembali sesuai dengan posisi dan jabatan semula; f. Memerintahkan penggugat untuk membayar kepada para tergugat secara tunai seluruh upah para tergugat sejak bulan Nopember 2013 sebesar Rp 22.213.100,- dua puluh dua juta dua ratus tiga belas ribu seratus rupiah, dan tunjangan akhir tahun 2013 sebesar Rp 132.225.325,- Seratus tiga puluh dua juta dua ratus dua puluh lima ribu tiga ratus dua puluh lima rupiah; g. Menyatakan putusan yang dijatuhkan dapat dijalankan terlebih dahulu Uitvoerbaar Bij Voorraad, walaupun ada perlawanan verzet, kasasi dan upaya hukum lain; 8. Menghukum penggugat membayar biaya yang timbul dalam perkara ini; Dalam Rekonpensi : 1. Mengabulkan permohonan provisi yang dimohonkan para penggugat rekonpensitergugat konpensi; Dalam Provisi: 2. Memerintahkan tergugat rekonpensipenggugat untuk membayar kepada para penggugattergugat secara tunai seluruh upah para penggugattergugat sejak bulan Nopember 2013 sebesar Rp 22.213.100,- dua puluh dua juta dua ratus tiga belas ribu seratus rupiah bulannya, sampai dengan adanya putusan hukum yang berkekuatan hukum tetap mengenai perkara ini dan tunjangan akhir tahun 2013 sebesar Rp 132.225.325,- Seratus tiga puluh dua juta dua ratus dua puluh lima ribu tiga ratus dua puluh lima rupiah; 3. Menghukum penggugattergugat membayar denda Dwangsom sebesar Rp 500.000,- lima ratus ribu rupiah untuk setiap hari keterlambatan tergugatpenggugat konpensi untuk membayar upah para penggugattergugat konpensi sampai diucapkan putusan akhir; 4. Memerinahkan tergugat rekonpensipenggugat konpensi untuk memanggil para penggugat rekonpensitergugat konpensi untuk bekerja kembali. Terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberikan Putusan Nomor 232PHI.G2013PN.Jkt.Pst; tanggal 24 Maret 2014 yang amarnya sebagai berikut: Dalam Konvensi: 1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian; 2. Menyatakan “putus” hubungan kerja antara penggugat dengan para tergugat terhitung sejak putusan ini diucapkan; 3. Menghukum penggugat untuk membayar kepada masing-masing tergugat uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang penggantian hak dan upah para tergugat selama proses PHK; 4. Menolak gugatan penggugat selain dan selebihnya; Dalam Rekonvensi: Dalam Provisi : Menolak gugatan provisi para penggugat rekonvensi untuk seluruhnya. Dalam pokok perkara : Menolak gugatan penggugat rekonvensi untuk seluruhnya. Dalam konvensi dan rekonvensi Membebankan biaya perkara kepada para tergugat konvensipenggugat rekonvensi sebesar Rp.822.000,- delapan ratus dua puluh ribu rupiah. Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut telah di ucapkan dengan hadirnya para tergugat dan penggugat pada 24 maret 2014, terhadap putusan tersebut para tergugat dan pengguat melalui kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus mengajukan permohonan kasasi masing-masing pada tanggal 3 April 2014 dan 10 April 2014, sebagaimana ternyata dari akta permohonan kasasi masing-masing Nomor 40SRT.KAS PHI2014PN.JKT.PST., dan Nomor 44SRT.KASPHI2014PN.JKT.PST., yang dibuat oleh PLT.Panitera muda Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta pusat, permohonan tersebut di ikuti dengan memori kasasi yang di terima di kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta pusat masing-masing pada tanggal 14 april 2014 dan 23 april 2014. Keberatan-keberatan kasasi yang di ajukan oleh pemohon kasasi 1 yaitu Andriansyah dkk 6 orang yang selanjutnya di sebut sebagai tergugat dalam memori kasasinya pada pokoknya adalah: 1. Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum, yaitu salah menerapkanmelanggar ketentuan Pasal 170 UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal tersebut pengusaha dengan alasan apapun hanya dapat melakukan PHK setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan industrial kecuali PHK yang di atur secara khusus. Bahwa dengan demikian majelis hakim menyatakan hubungan kerja antara penggugat dan para tergugat putus terhitung sejaktanggal 08 april 2013 haruslah di tolak, karena PHK kepada para tergugat dinyatakan batal demi hukum maka hubungan kerja antara penggugat dan para tergugat harus di nyatakan belum pernah putus. Berdasarkan ketentuan pasal 170 UU No.13 Tahun 2003 penggugat berkewajiban membayar upah dan hak-hak para tergugat lainnya. 2. Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yaitu hubungan tidak harmonis tidak termasuk sebagai alasan PHK. 3. Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku yaitu mengenai penjelasan umum UU No.2 Tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial tidak dapat menjadi dasar PHK sebab undang-undang tersebut merupakan hukum formil dan bukan merupakan hukum materil. 4. Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku yaitu mengenai putusan MA No 299KPDT.SUS2012 tidak dapat di jadikan dasar sebagai pemutus PHK sebab putusan MA tersebut bukanlah merupakan perkara yang sama dengan perkara ini. Keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh pemohon kasasi II yaitu PT.Kawasaki Motor Indonesia dalam memori kasasinya pada pokoknya adalah : 1. Pemohon kasasi melakukan PHK terhadap termohon terhadap kasasi karena yang bersangkutan melakukan pelanggaran pada saat sedang menjalani hukuman atau sanksi surat peringatan ketiga. 2. Surat peringatan tersebut masih berlaku pada saat termohon kasasi di PHK. 3. Judex Facti dalam putusannya menyatakan putus hubungan kerja termohon kasasi karena hubungan kerja di anggap tidak harmonis, padahal pemohon kasasi melakukan PHK karena termohon kasasi melakukan kesalahan pada saaat menjalani sangsi surat peringatan ketiga. 4. Pemohon kasasi tidak melakukan pelanggaran kebebasan berserikat dalam perkara ini. Terhadap keberatan-keberatan tersebut mahkamah agung berpendapat mengenai keberatan-keberatan para pemohon kasasi I dan pemohon kasasi II.Keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan karena meneliti secara saksama terhadap kedua memori para pemohon kasasi dan kontra memori kasasi tersebut.Jika dihubungkan dengan Judex Facti dalam hal ini putusan pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negeri Jakarta pusat ternyata Judex Facti tidak salah dalam menerapkan hukum dan telah memberi pertimbangan yang cukup.Namun demikian menurut pendapat mahkamah agung amar putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta pusat harus di perbaiki sepanjang putusan mengenai pemberian uang pesangon sebesar 3 kali. Memperhatikan Undang-Undang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahakamah Agung sebagiamana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan Peundang-undangan lain yang bersangkutan; MENGADILI Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi I : 1.ANDRIANSYAH. 2.ZULHERMAN, 3.RUSMAN IBRAHIM, 4.SLAMET SUHARYONO, 5.HERI BOWO PATOMO, 6.IMAM PRAYONO YUDO, dan Pemohon kasasi II :PT. KAWASAKI MOROE INDONESIA tersebut; Memperbaiki amar Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada pengadilan Jakarta pusat Nomor 232PHI.G2013PN.JKT.PST., Tanggal 24 Maret 201 sehingga amar putusannya sebagai berikut 1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian; Dalam Konvensi: 2. Menyatakan putus hubungan kerja antara penggugat dengan para tergugat terhitung sejak putusan ini diucapkan; 3. Menghukum penggugat untuk membayar kepada masing-masing tergugat uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang penggantian hak, dan tunjangan akhir tahun 2013; 4. Menolak gugatan penggugat selain dan selebihnya. Dalam Rekonvensi:

B. Penerapan Ketentuan Pasal 153 G Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pada

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Dalam Tindak Pidana Pemerkosaan (Putusan Mahkamah Agung Nomor 840 K/Pid.Sus/2009)

0 6 12

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG DALAM TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN (PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 840 K/PID.SUS/2009)

0 3 20

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 0 4

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 0 4

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 0 13

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

0 1 27