78
Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat pendapatan setiap minggu merupakan upah yang dimiliki seseorang untuk digunakan dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Sebanyak 12,5 responden memiliki pendapatan Rp.200.000 - Rp.400.000 setiap minggunya, sebanyak 63,8 responden yang
memiliki pendapatan Rp.400.000-Rp.600.000 setiap minggunya, sebanyak 20,0 responden memiliki pendapatan Rp.600.000-Rp.800.000 setiap minggunya dan
sebanyak 3,8 responden memiliki pendapatan Rp.800.000-Rp.1000.000 setiap minggunya.
Mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki pendapatan sebanyak Rp. 400.000 - Rp.600.000 dengan pendapatan setiap minggu dan mereka bekerja
sebagai buruh karyawan dipabrik dengan gaji mingguan yang dihitung perharinya biasanya Rp.80.000-Rp.100.000 dengan gaji sebanyak itu mereka harus mampu
mengolah keuangan dengan sebaik-baiknya. Hal ini tentu mengalami peningkatan jika dilihat dari tabel 4.18 yang hanya berpenghasilan sekitar Rp.200.000
perminggu.
4.2.2 Tanggapan Responden Tentang Pembangunan Industri di Desa Tanjung Selamat.
Mengenai tanggapan responden tentang pembangunan industri pabrik di Desa Tanjung Selamat kegiatan pelatihan ikan pora-pora dikategorikan menjadi
empat bagian yang terdiri dari, Respon terhadap hadirnya industri pabrik dilingkungan sekitar, respon terhadap industri pabrik dapat meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat, respon terhadap banyaknya jumlah masyarakat yang bekerja di pabrik serta respon terhadap peralihan lahan agraria ke lahan
Universitas Sumatera Utara
79
industri. Keempat hal tersebut diukur berdasarkan tingkat tinggi dan rendahnya tanggapan responden terhadap pembangunan industri tersebut.
Konsep rendah dan tinggi yang dimaksud dalam pengukuran keempat hal tersebut yaitu diukur berdasarkan seberapa setuju responden menerima kehadiran
industri pabrik di desa ini, seberapa besar industri memberikan peningkatan pendapatan ekonomi terhadap masyarakat di Desa Tanjung Selamat dan
berdasarkan tanggapan masyarakat yang melihat dampak langsung dari peralihan lahan agraria ke lahan industri di lingkungan mereka. Konsep rendah dan tinggi
yang dimaksud dalam tabel-tabel dibawah ini adalah diukur berdasarkan banyak dan sedikitnya tanggapan responden yang bersifat positif terhadap pembangunan
industri pabrik tersebut, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.20 Data Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Hadirnya Industri di
Desa Tanjung Selamat
Sikap Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Setuju
7 8,3
8,8 8,8
Setuju 69
82,1 86,3
95,0 Kurang Setuju
2 2,4
2,5 97,5
Tidak Setuju 2
2,4 2,5
100,0 Total
80 95,2
100,0 Missing
System 4
4,8 Total
84 100,0
Sumber: Data Kuesioner, Maret 2015
Berdasarkan tabel 4.20 sebanyak 8,8 responden memilih sangat setuju dengan hadirnya industri pabrik di Desa Tanjung Selamat, sedangkan sebanyak
Universitas Sumatera Utara
80
86,3 responden memilih setuju dengan hadirnya industri pabrik didesa ini. Responden yang mayoritas memilih bersikap setuju beranggapan bahwa industri
pabrik memberika kontribusi besar dalam bidang ekonomi dan pembangunan didesa ini. Responden mengaku tidak mengalami dampak negatif yang berlebihan
selama berdirinya industri pabrik yang sangat pesat selama sepuluh tahun terakhir. Responden yang memilih bersikap setuju adalah responden yang bekerja dipabrik
sejak pabrik mulai berdiri didesa ini. Sejak dilakukan pembangunan industri pabrik di Desa Tanjung Selamat ini
tahun 1993 lalu hingga sekarang telah begitu banyak perkembangan membuat banyak perubahan didesa ini baik secara fisik desa maupun secara sikap dan
culture masyarakat. Responden sangat antusias melihat perkembangan industri yang terus berjalan hingga saat ini membawa masyarakat yang dahulunya tidak
menegtahui banyak hal tentang dunia luar maka dengan hadirnya industri mereka menjadi mengetahui. Responden juga merasakan bahwa keuntungan tidak hanya
diperoleh oleh para pengusaha tetapi mereka juga memperoleh hal positif yang selama ini tidak mereka dapatkan. Responden mendapatkan pengetahuan yang
tinggi tentang industri pabrik, tentang pentingnya pendidikan, tentang penggunaan teknologi dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
81
Tabel 4.21 Data Responden Berdasarkan Sikap Responden Terhadap Hadirnya
Pabrik Dapat Meningkatkan Prekonomian masyarakat
Sikap Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Setuju
5 6,0
6,3 6,3
Setuju 72
85,7 90,0
96,3 Kurang Setuju
1 1,2
1,3 97,5
Tidak Setuju 2
2,4 2,5
100,0 Total
80 95,2
100,0 Missing
System 4
4,8 Total
84 100,0
Sumber: Data Kuesioner, Maret 2015
Berdasarkan Tabel 4.21 dan penjelasan sebelumnya bahwa responden sebagai karyawan yang bekerja di pabrik sejak pabrik berdiri sangat antusias
dalam menerima kehadiran industri pabrik yang terus berkembang hingga sekarang ini. Pembangunan pabrik dalam meningkatkan pendapatan atau
perekonomian masyarakat sekitar dapat dikatakan berhasil, hal ini berdasarkan hasil kuesioner peneliti bahwa sebanyak 90,0 responden memilih setuju bahwa
pabrik memberikan peningkatan pendapatan mereka selama berdiri. Para responden yang lain bahkan ada yang memilih sangat setuju yakni 6,3 hal ini
tentu karena mereka merasakan betul dan secara langsung dirasakan peningkatan yang signifikan dimana pabrik dapat menyerap para tenaga kerja yang berasal dari
putra daerah bahkan dari daerah lain. Pembangunan Pabrik dikatan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi
dikarenakan menurut para responden sebelum adanya pabrik pendapatn mereka itu tidak pasti, hanya mengandalkan satu sumber mata pencaharian saja yakni
Universitas Sumatera Utara
82
pertanian dan khususnya para istri lebih banyak berdiam diri dirumah karena tidak memiliki pekerjaan selain kesawah yang hanya berlangsung musiman. Oleh
karena itu dengan hadirnya pabrik di desa mereka memberikan peluang kerja baru yang memberikan mereka pendapatn pasti secara berkala yakni setiap minggu
atau setiang hari yang dikenal dnegan harian. Para perempuan memilih bekerja dipabrik karena pabrik berada diwilayah
desa mereka yang tidak jauh dari rumah mereka tidak perlu mengeluarkan biaya ongkos atau biaya lain. Hal ini tentu memberikan dampak yang sangat positif bagi
mereka dari pada jika mereka harus bekerja dikota yang memerlukan biaya ongkos yang mahal. Untuk itu menurut responden hampir keselurahan masyarakat
didesa ini setuju dengan hadirnya pabrik yang dapat meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.
Tabel 4.22 Data Responden Berdasarkan Sikap Responden Terhadap Peralihan Lahan
Agraria ke Lahan Industri
Sikap Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Setuju
4 4,8
5,0 5,0
Setuju 61
72,6 76,3
81,3 Kurang Setuju
12 14,3
15,0 96,3
Setuju 3
3,6 3,8
100,0 Total
80 95,2
100,0 Missing
System 4
4,8 Total
84 100,0
Sumber: Data Kuesioner, Maret 2015
Universitas Sumatera Utara
83
Pada tabel 4.22 sebanyak 76,3 responden setuju dengan peralihan lahan agraria ke lahan industri karena sejauh ini industri pabrik sangat ramah dengan
lingkungan sekitar mereka. Sedangkan responden yang lain sebanyak 15,0 memilih kurang setuju dikarenakan dengan peralihan lahan tersebut desa tidak
lagi memiliki sawah dan mereka harus membeli beras dari kilang atau warung dengan harga yang cukup mahal dan selain itu juga dengan peralihan lahan ini
masyarakat merasa bahwa sawah-sawah yang tersisa terkena limbah pabrik yang merusak sawah mereka.
Dapat dilihat bahwa pembangunan industri khususnya pabrik tentu akan memerlukan lahan yang luas, saat ini di Desa Tanjung Selamat banyak lahan yang
dahulunya merupakan lahan agraria atau pertanian beralih menajdi lahan industri. Tentu hal ini mendapat respon dari maysrakat baik respon positif maupun respon
negatif. Respon positif akan cenderung melihat bahwa peralihan lahan ini memberikan dampak yang positif untuk peluang kerja mereka, akan tetapi jika
tidak ramah lingkungan tentu akan memeberikan dampak kerusakan lingkungan. Peralihan lahan ini semakin luas terjadi hingga saat ini berdasarkan hasil
data dari pihak pemerintah desa bahwa peralihan lahan agraria atau persawahan jenis padi ke lahan industri pabrik sudah menyebar ke emapat dusun yakni dusun
2,3,4,dan 5. Dengan perluasan yang semakin luas ini tentu membuat desa ini terus memberikan daya tarik yang begitu besar untuk para pemilik modal untuk terus
menanamkan modal membangun pabrik-pabrik industi baru didesa ini.
Universitas Sumatera Utara
84
Tabel 4.23 Data Responden Berdasarkan Respon Responden Terhadap Kondisi
Lingkungan sekitar Pasca Hadirnya Industri Pabrik
Sikap Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Baik
1 1,2
1,3 1,3
Baik 44
52,4 55,0
56,3 Kurang Baik
18 21,4
22,5 78,8
Buruk 17
20,2 21,3
100,0 Total
80 95,2
100,0 Missing
System 4
4,8 Total
84 100,0
Sumber: Data Kuesioner, Maret 2015
Berdasarkan tabel 4.23 sebanyak 55,0 responden berpendapat bahwa kondisi lingkungan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik hal ini terbukti
dari kondisi infrastruktur jalan sepanjang industri pabrik jalan sudah beraspal. Sebanyak 22,5 berpendapat bahwa perubahan lingkungan mengalami
perubahan yang kurang baik hal ini dilihat masyarakat dari adanya beberapa pabrik yang mengahasilkan limbah pabrik yang mengalir kelahan persawahan dan
merusak lahan sawah mereka. Sebanyak 21,3 berpendapat bahwa perubahan kondisi lingkungan kearah lebih buruk.
Hal ini di karenakan pembangunan industri yang terus berkembang dan semakin meluas hampir keseluruh dusun diwilayah desa membuat banyak
perubahan yang terjadi di desa baik perubahan lingkungan maupun perubahan pada masyarakatnya. Perubahan terhadap lingkungan menjadi perhatian paling
khusus oleh masyarakat dikarenakan hal ini berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari mereka.Kondisi lingkungan mengalami banyak perubahan, dengan
Universitas Sumatera Utara
85
banyak perubahan tersebut peneliti melakukan peneybaran kuesioner untuk mengetahui respon masyarakat terhadap perubahan kondisi lingkungan tersebut
pasca hadirnya pabrik. Bahwa sepanjang mereka tinggal di Desa Tanjung Selamat belom pernah mengalami banjir tetapi pada akhir tahun 2014 lalu terjadi banjir
besar, hal ini diakibatkan banyak irigasi yang seharusnya berfungsi mengalirkan air kesawah dan parit-parit tidak berfungsi dengan baik dikarenakan disekitar
irigasi berdiri tegak pabrik-pabrik.
Tabel 4.24 Data Responden Berdasarkan Respon Responden Terhadap Adanya
Jaminan Kesehatan Yang Diberikan Oleh Pabrik
Jaminan kesehatan Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ada
69 82,1
86,3 86,3
Tidak Ada 11
13,1 13,8
100,0 Total
80 95,2
100,0 Missing
System 4
4,8 Total
84 100,0
Sumber : Data Kuesioner Maret 2015
Berdasarkan hasil Tabel 4.24 sebanyak 86,3 responden menyatakan bahwa adanya jaminan kesehatan yang diberikan pabrik dalam bentuk jamsostek
untuk karyawan yang dipotong dari gaji setiap bulannya yakni Rp.25000 dengan pasilitas klinik atau rumah sakit kelas 2. Akan tetapi berdasarkan keterangan
mereka juga bahwa jamsostek itu hanya digunakan pada saat mereka memerlukan saja yakni ketika sedang sakit atau terkena musibah saja. Untuk hal ini peneliti
Universitas Sumatera Utara
86
menilai bahwa masyarakat masih kurang peduli akan pentingnya kesehatan bagi mereka. Seharunya dengan adanya jaminan yang diberikan oleh pihak pabrik
mereka para karyawan dapat menggunakannya setiap bulan untuk mengecek kondisi kesehatan mereka. Responden lain sebanyak 13,8 atau sekitar 11 orang
memilih bahwa tidak adanya jaminan kesehatan yang jelas yang diberikan ke mereka.
Mereka mengatakan ini dikarenakan mereka masuk bekerja kepabrik tidak langsung melamar keperusahaan melainkan lewat
Commanditaire Vennootschap
CV atau lewat sistem
outsorcing
sistem kontrak dimana jaminan kesehatan mereka itu yang diberikan pabrik ada di pihak CV meraka. Oleh karena itu
menurut Responden jika mereka sakit atau mengalami musibah saat bekerja CV yang akan membawa mereka dan hanya sebatas klinik atau rumah sakit yang
dipilih CV mereka tidak dapat memilih sendiri. Hal ini yang menurut masyarakat bahwa jaminan kesehatan meraka sangat tidak jelas dari pihak CV dan meraka
menyebutnya pihak pabrik. Pembangunan industri yang terus berkembang dan semakin meluas hampir
keseluruh wilayah desa membuat banyak tenaga kerja dari kalangan masyarakat baik anak muda maupun kalangan orang tua yang terus terserap sehingga
mengurangi angka pengangguran didesa ini. Dengan banyak tenaga kerja yang bekerja di industri pabrik sudah sepantasnya pabrik memberikan jaminan
kesehatan yang jelas bagi tenaga kerjanya. Untuk itu peneliti melakukan penyebaran kuesioner untuk melihat apakah pabrik memberikan jamin kesehatan
yang jelas untuk para buruh karyawannya meskipun hanya buruh harian atau borongan.
Universitas Sumatera Utara
87
Tabel 4.25 Data Responden Berdasarkan Respon Responden Terhadap Adanya
Bantuan Sosial dan Pendidikan yang Diberikan Oleh Pabrik
Bantuan sosial Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 Kali setahun
58 69,0
72,5 72,5
2 Kali setahun 9
10,7 11,3
83,8 Tidak pernah
13 15,5
16,3 100,0
Total 80
95,2 100,0
Missing System
4 4,8
Total 84
100,0
Sumber : Data Kuesioner Maret 2015
Berdasarkan hasil tabel 4.25 yang disebar ke para responden yang berada di beberapa wilayah di sekitar pabrik, sebanyak 72,5 responden menyatakan
bahwa bantuan sosial seperti bahan sembako gula dan beras, uang dan sarung diberikan setahun sekali kapada masyarakat yang berada di kawasan pabrik. Tidak
hanya bantuan sosial masyarakat juga menyatakan bahwa adanya bantuan pendidikan bagi setiap anak karyawan yang berprestasi disekolahnya, dengan
sayarat orang tua yang bekerja di pabrik menunjukkan bukti fotocpy rapor anaknya untuk persyaratan administratif.
Sebanyak 11,3 responden menyatakan bahwa bantuan sosial maupun pendidikan diberikan pabrik sebanyak 2 kali dalam setahun. Tetapi menurut
responden lain pabrik yang memberikan bantuan seperti ini hanya satu pabrik saja yakni Pabrik YKC. Pabrik YKC menurut masyarakat memberikan bantuan per
enam bulan sekali, biasanya jika bantuan pendidikan di sesuaikan dengan jadwal pergantian semester dan berdasarkan perayaan Idul Fitri dan Idul Adha. Jenis
Universitas Sumatera Utara
88
bantuan yang diberikan menurut masyarakat sama seperti bantuan yang diebrikan oleh pabrik-pabrik lain.
Dalam hal bantuan sosial dan pendidikan ini ternyata tidak semua pabrik memberikan, berdasarkan hasil data penelitian bahwa sebesar 16,3 responden
menyatakan tidak pernah menerima bantuan dari pihak pabrik. Responden yang menyatakan hal seperti ini adalah yang tinggal disekitar wilayah Pabrik Chandra.
Menurut mereka sejak tahun 2008 pabrik ini didirikan hingga saat ini mereka tidak pernah menerima bantuan apapun dari pihak pabrik. Menurut masyarakat
juga bahwa gaji yang diberikan pabrik ini juga merupakan gaji termurah dibandingkan dari gaji di pabrik-pabrik yang lain yang ada didesa ini.
Industri-industri yang terus berkembang di Desa Tanjung Selamat ternyata berdasarkan hasil penelitian penulis dengan masyarakat dan pihak pemerintah
desa sangat memperhatikan keadaan masyarakat sekitar. Hal ini mereka sampaikan kepada penulis berdasarkan apa yang mereka rasakan selama adanya
industri, yakni adanya berupa bantuan sosial dan bantuan pendidikan untuk keluarga yang setiap tahunnya diberikan kepada masyarakat. Bantaun sosial dan
pendidikan sesunggunya tidak menjadi prioritas bagi masyarakat di Desa Tanjung Selamat, maka dari itu ketika ada pabrik yang tidak memberikan bantuan mereka
cenderung menanggapi dengan sikap yang wajar. Menurut mereka, mereka lebih mengutamakan gaji yang besar sesuai
ketetapan pemerintah dan sesuai tenaga yang telah mereka keluarkan itu sudah lebih dari cukup bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-
hari.
Universitas Sumatera Utara
89
4.2.3 Diversifikasi dan Kehidupan Ekonomi Responden Setelah Hadirnya Pembangunan Industri di Desa Tanjung Selamat.
Perubahan yang terjadi pada masyarakat Desa Tanjung Selamat terus berkembang mengikuti perkembangan pembangunan industri pabrik yang ada.
Perubahan yang paling terlihat jelas adalah perubahan dalam hal ekonomi yakni dari pendapatan perminggu setiap kepala keluarga, kepemilikan atas barang
investasi seperti kendaraan dan lahan tanah dan juga dalam hal kondisi difisik rumah dari setiap masyarakat.
Semua hal tersebut menjadi bagian dari kajian peneliti selama melakuakan penelitian di Desa Tanjung Selamat dengan melakukan penyebaran kuesioner dan
juga observasi dan wawancara langsung di lapangan. Kondisi ekonomi dalam penelitian ini juga dilihat dalam hal bagaimana perkembangan pabrik memberikan
peluang terbukanya lebih lebar lagi jenis pekerjaan. Sehingga masyarakat tidak hanya memiliki satu jenisa mata pencaharian
saja tetapi bisa lebih dari satu. Dengan memiliki mata pencaharian lebih dari satu tentu akan berdampak pada ekonomi dari setiap masyarakat dan juga akan
berdampak pada pemenuhan hal yang lain seperti sekolah anak dan kesehatan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
90
Tabel 4.26 Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Barang Investasi
Kendaraan, Hewan Ternak dan LahanTanah
Investasi Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sawah
5 6,0
6,3 6,3
Emas 9
10,7 11,3
17,5 Hewan Ternak
1 1,2
1,3 18,8
Kendaraan lebih dari satu
46 54,8
57,5 76,3
Lainnya Gabungan dari
beberapa kategori
17 20,2
21,3 97,5
Tidak Memiliki 2
2,4 2,5
100,0 Total
80 95,2
100,0 Missing
System 4
4,8 Total
84 100,0
Sumber: Data Kuesioner Maret 2015
Berdasarkan hasil data tabel 4.26 sebanyak 57,5 responden menyatakan memiliki kendaraan lebih dari satu. Hal ini tentu memberikan gambaran bahwa
setelah berkembangnya pembangunan industri dikawasan Desa Tanjung Selamat masyarakat memiliki penghasilan yang pasti setiap minggunya dan mereka dapat
mengelola penghasilan dengan baik sehingga bisa menabung untuk membeli barang investasi berupa kendaraan.
Responden yang lain sebanyak 21,3 menyatakan bahwa dari sisa penghasilan mereka dapat ditabung dan diinvestasikan kedalam bentuk
lahantanah dan hewan ternak serta kendaraan. Responden yang menyatakan seperti ini adalah yang rata-rata suami dan istri bekerja sebagai karyawan di
Universitas Sumatera Utara
91
pabrik. Sehingga mereka lebih banyak memperoleh penghasilan dibandingkan dengan yang hanya suami atau istrinya saja yang bekerja di pabrik.
Sebanyak 11,3 dan 6,3 responden menyatakan sisa dari penghasilannya di investasikan kedalam bentu Perhiasan dan Sawah. Respondedn
yang menyatakan seperti ini lebih didominasi oleh kaum perempuan yang suaminya bekerja di kota sebagai tukang bangunan yang penghasilannya lebih
besar dan penghasilan istri yang bekerja dipabrik di investasikan ke hal yang lebih bermanfaat untuk kehidupan mereka.
Peningkatan terhadap barang atau lahan yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Tanjung Selamat, banyak mengalami perubahan yang sangat signifikan
dikarenakan masyarakat sudah memiliki penghasilan pasti setiap minggunya dari pekerjaan mereka. Jika dibandingkan pada saat masyarakat hanya memiliki satu
mata pencaharian yakni petani, dimana bertani merupakan pekerjaan musiman yang dilakukan per tiga bulan sekali sesuai musimnya tentu tidak memberikan
penghasilan yang pasti kepada masyarakat. Maka dengan adanya mata pencaharian yang lebih dari satu ini masyarakat lebih pandai dalam mengelola
penghasilan sehingga mereka dapat menabung dan menyekolahkan anak-anaknya.
Universitas Sumatera Utara
92
Tabel 4.27 Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah Permanen
Kepemilikan Rumah Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Papan
2 2,4
2,5 2,5
Semi Permanen 10
11,9 12,5
15,0 Permanen
68 81,0
85,0 100,0
Total 80
95,2 100,0
Missing System
4 4,8
Total 84
100,0
Sumber : Data Kuesioner Maret 2015
Berdasarkan tabel 4.27 responden dalam penelitian ini yang telah memiliki rumah permanen sebanyak 85,0 atau sebanyak 68 orang. responden telah
merenovasi rumah dengan hasil bekerja dan juga berdasarkan pengetahuan yang mulai berkembang tentang bentuk rumah yang lebih kokoh dan bagus. Hal ini
tentu didapatkan oleh responden dikarenakan masuknya penduduk dari luar daerah serta masuknya pengetahuan tentang arsitektur rumah dari luar yang di
bawa oleh pembangunan industri. Tentu dengan semua perubahan ini membawa dampak positif bagi pembangunan desa, dimana desa tidak lagi terlihat sebagai
desa tertinggal dengan penduduk yang masih tinggal dirumah papan atau tepas. Data tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 12,5 responden juga
masih ada yang memiliki rumah semi permanen dimana semi permanen yang dimaksud adalah separuh berdinding batu separuh berdinding kayu atau tepas.
responden yang masih tinggal dirumah-rumah dengan kondisi semi permanen ini adalah masyarakat yang termasuk dalam kategori masyarakat yang sudah berusia
lebih lanjut yakni 50 tahun keatas. Dimana mereka sudah lebi memikirkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
93
rumah tidak lagi menjadi prioritas melainkan lebih kepada menginvestasikan penghasilan untuk kepentingan anak-anaknya yang sudah mulai dewasa. Ada juga
dalam penelitian ini ditemukan oleh peneliti sebanyak 2,5 responden yang masih tinggal dirumah papan.
Pada masyarakat dengan latar belakang masyarakat bertani tentu kondisi rumah pada waktu dahulu adalah rumah dengan kodisi non permanen atau dalam
kata lain adalah papan dan tepas. Setelah perkembangan industri semakin maju dan memberikan mata pencaharian serta penghasilan yang pasti kepada
masyarakat maka perlahan masyarakat mulai merenovasi rumah mereka. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melihat seberapa banyak dari jumlah
responden yang sudah memiliki rumah permanen paska hadirnya pembangunan industri didesa ini.
Mereka yang masih memiliki rumah papan dikarenakan mereka merasa nyaman dengan rumah yang seperti itu dan mereka juga merupakan masyarakat
kategori usia tua atau lanjut yang susah menerima perubahan. Secara keseluruhan kepemilikan rumah permanen telah menyeluruh keseluruh wilayah di desa ini,
sehingga membuktikan bahwa perlahan kondisi ekonomi masyarakat sekitar mulai mengalami peningkatan dengan masuknya industri pabrik di Desa Tanjung
Selamat.
Universitas Sumatera Utara
94
Tabel 4.28 Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Mata Pencaharian
Lebih Dari Satu
Mata pencaharian lebih dari satu
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid Memiliki
lebih dari satu
56 66,7
70,0 70,0
Hanya Memiliki satu
24 28,6
30,0 100,0
Total 80
95,2 100,0
Missing System
4 4,8
Total 84
100,0
Sumber : Data Kuesioner Maret 2015
Berdasarkan data tabel 4.28 Sebanyak 70,0 atau sebanyak 56 orang dari responden menyatakan memiliki pekerjaan sampingan yang membantu
perekonomian keluarga. Pekerjaan sampingan ini berbagai jenis dimulai dari memliki usaha sendiri seperti memiliki kos-kosan, warung nasi atau warung bakso
selain itu memiliki pekerjaan sampingan sambil bertani di lahan yang tersisa agar bisa memiliki padi yanga akan bisa diolah sehingga tidak perlu membeli beras.
Ada juga yang memiliki pekerjaan sampingan lain seperti jika sabtu dan minggu menjadi tukang ojek di persimpangan desa dikarenakan desa ini tidak ada
angkutan yang masuk kedesa. Berdasarkan kuesioner ini juga sebanyak 30 atau 24 orang responden
yang tidak memiliki pekerjaan sampingan hanya bekerja di pabrik saja. Tetapi berdasarkan keterangan para responden bahwa mereka memang tidak memiliki
pekerjaan sampingan tetapi mereka suami dan istri sama-sama bekerja bahkan
Universitas Sumatera Utara
95
anaknya ada juga yang bekerja. Sehingga pendapatan mereka juga lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan bisa untuk ditabung lagi.
Mata pencaharian menjadi pusat prekonomian setiap kepala keluarga, semakin banyak mata pencaharian yang dimiliki maka akan semakin membantu
setiap kepala keluarga dalam menghidupi anak dan istrinya. Jika sebelum masuknya industri yakni tahun 1990-an para kepala keluarga di Desa Tanjung
Selamat hanya bekerja sebagai petani dan hanya berpusat pada satu jenis mata pencaharian saja. Maka tidak heran desa ini menjadi desa yang sangat tertinggal,
dimana para orang tuan hanya berpenghasilan untuk biaya makan sendiri dikarenakan penghasilan yang bersifat musiman.
Kebijakan pemerintah tentang perluasan pembangunan industri kedaerah perdesaan memberikan hasil yang signifikan bagi perdesaan. Masyarakat lebih
memiliki jenis mata pencaharian yang pasti tidak lagi hanya berpusat pada satu sumber mata pencaharian saja. Dengan keadaan seperti ini peneliti juga
melakukan penelitian dengan penyebaran kuesioner tentang kepemilikan mata pencaharian lebih dari satu.
Kondisi dengan banyaknya muncul jenis mata pencaharian baru di desa ini membuat desa ini menjadi sangat ramai dan selalu menjadi tujuan para pemilik
modal untuk terus mengembangkan usaha mereka. Para kelompok perempuan khususnya yang sanagt meresaakn dampak langsung dari pembangunan industri
ini untuk ekonomi keluarganya. Setidaknya menurut mereka, mereka tidak lagi harus bergantung pada suami mereka bahkan mereka bisa menyimpan untuk
membeli keperluan para kelompok perempuan ini. Tidak hanya itu pembangunan
Universitas Sumatera Utara
96
ini juga dikatan memberikan peningkatan ekonimi dikarenakan jarang sekali ditemukan anak pemudai yang pengangguran didesa ini dikarenakan telah bekerja
disetiap pabrik yang ada didesa ini meskipun hanya sebatas buruh harian atau borongan.
4.2.4 Nilai Pendidikan Bagi Kehidupan Responden Sebagai Masyarakat Industri Perdesaan