27
1. Kepercayaan bahwa pendidikan menentukan dalam mendapat
pekerjaan yang baik. 2.
Syarat ketentuan minimum tingkat pendidikan pada setiap prekrutan karyawan.
1.9 Bagan Operasional Variabel
Variabel X Indikator
Pembangunan Industri Pabrik
1. Jumalah pabrik yang bertambah
2. Peralihan Lahan Agraria ke Industri
3. Meningkat jumlah masyarakat yang bekerja di
pabrik
Variabel Y Indikator
Diversifikasi mata pencaharian 1.
Peluang Kerja 2.
Peningkatan Pendapatan 3.
Peningkatan daya beli masyarakat
Interaksi Sosial 1.
Munculnya kelompok-kelompok sosial tertentu
2. Tumbuhnya Sikap Individualis
3. Adanya konsep nilai untung rugi dalam
berinteraksi Nilai Pendidikan
1. Kepercayaan bahwa
pendidikan menentukan dalam mendapat pekerjaan
yang baik.
Universitas Sumatera Utara
28
2. Syarat ketentuan minimum tingkat pendidikan
pada setiap
prekrutan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB II KERANGKA TEORI
Kerangka teori merupakan suatu uraian yang memuat pokok –pokok
pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi 2001. Dengan adanya kerangka teoritis tersebut maka penulis akan
mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Teori Pembangunan dan Teori Interaksi
Sosial.
2.1 Industrialisasi dan Perubahan Sosial di Pedesaan 2.1.1 Industrialisasi
Industrialisasi merupakan suatu proses perubahan sosial ekonomi yang merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam
spesialisasi, gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan
ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi. Perlu digarisbawahi bahwa perubahan mata pencaharian tadi, juga sangat berpengaruh pada kemajuan
perdagangan. Sehingga berdagang juga merupakan salah satu ciri mata pencaharian masyarakat industri. Ibrahim: 2010.
Industrialisasi secara implisit disebutkan oleh Taryono 1997 , sebagai penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi maju dalam proses produksi, yang
bukan hanya menuntut tenaga kerja terampil dan ahli tetapi juga modal yang besar dan pengelolaan yang intensif. Menurut Pangestu, Atje, dan et.all 1996 ,
Universitas Sumatera Utara
30
industrialisasi merupakan proses interaksi antara pembangunan teknologi, spesialisasi, dan perdagangan yang pada akhirnya mendorong perubahan struktur
ekonomi. Menurut Rahardjo 1984, ada beberapa alasan yang menilai sektor industri lebih penting untuk dikembangkan dari pada sektor pertanian. Pertama,
penanaman modal disektor pertanian dinilai kurang menguntungkan.Kedua, sektor pertanian dianggap lambat pertumbuhannya. Ketiga, industrialisasi
diperkirakan dapat mengatasi masalah kesempatan kerja yang semakin sempit disektor pertanian. Rahardjo, 1984
Peranan dan kedudukan sektor industri dalam pembangunan ekonomi sudah tidak dapat diremehkan lagi. Namun, yang menjadi persoalan adalah
bagaimana proses yang diambil untuk mengembangkan industri. Menurut D.Seers 1971, dalam pembahasannya mengenai peranan industry dalam pembangunan,
menggambarkan proses-proses untuk perkembangan industri antara lain : angapan bahwa pembangunan industri lebih penting dari pertanian yang mengakibatkan
tekanan yang berlebih-lebihan dalam memandang pentingnya sector industry; pertumbuhan industry manufaktur akan mampu menyediakan banyak lapangan
kerja dan karena itu akan menyerap angkatan kerja jumlah besar; industrialisasi bias menurunkan penggunaan mata uang asing dan menghemat devisa.
Poot 1990 dalam Taryono 1997 , menunjukan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari proses pembangunan industrialisasi adalah terciptanya lapangan
kerja, peningkatan jumlah dan nilai ekspor, pengembangan wilayah, peningkatan subsidi impor, serta pemanfaatan atau pengolahan sumberdaya alam domestic
Negara yang bersangkutan. Menurut Pangestu, Atje, dan et.all 1996 , prioritas industrialisasi pemerintah Indonesia yang tercermin dalam Repelita VI
Universitas Sumatera Utara
31
menggambarkan berbagai tujuan yang lazim dan diharapkan oleh Negara berkembang dalam melakukan industrialisasi Taryono, 1997. Tiga prioritas
utama adalah: meningkatkan produktivitas dan efisiensi sector industri agar mencapai tigkat pertumbuhan yang tinggi dan baik dalam nilai tambah, ekspor,
atau kesempatan kerja; pendalaman dan penguatan struktur industri yang tangguh berdasarkan peningkatan kemampuan teknologi dan optimalisasi penggunaan
sumber daya alam dan suber daya manusia; dan meningkatkan daya saing; serta untuk tujuan pemerataan dan pengurangan kesenjangan prioritas lain dari
pembangunan industri adalah mengembangkan industri kecil dan menengah termasuk industri pedesaan, dan penyebaran pembangunan lokasi industri ke
daerah, termasuk kawasan barat Indonesia, sehingga mampu mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di daerah.
Pembangunan menurut Sunyoto 2004, di artikan sebagai sebuah usaha dalam meningkatkan segala kemampuan baik dari segi sumber daya manusia
SDM atatu sumber daya alam SDA, hal ini dilakukan dalanm rangka mensejahterkana dan memanusiakan masyarakat yang sering kali hanya dijadikan
batu loncatan untuk meraih sebuah kesuksesan baik oleh masyarakat, kelompok maupun individu. Pembangunan dalam pengertian ekonomi murni menunjukkan
taraf kemampuan ekonomi nasional suatu negara untuk beranjak dari tahap awal yang relatif statis menuju peningkatan tahunan secara konsisten dah disertai
perubahan struktural dibidang agraria, industri dan jasa, produksi dan lapangan kerja Usman, 2004.
Semakin banyak pembangunan industri yang didirikan, semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan. Hal tersebut menyebabkan peluang untuk
Universitas Sumatera Utara
32
bekerja di pabrik lebih besar. Sangat mudah untuk bekerja di pabrik, tanpa persyaratan yang sulit dan karyawan tidak dituntut untuk memiliki keahlian yang
khusus. Sebagian besar masyarakat pedesaan lebih percaya bahwa bekerja di sektor industri lebih menjamin kehidupan, adanya upah minimum regional juga
menambah daya tarik mereka untuk bekerja di pabrik. Mereka mendapatkam penghasilan yang tetap bahkan kadang mendapat uang lembur yang menambah
penghasilan. Berbeda dengan petani yang mendapatkan penghasilan tergantung dari hasil panen yang didapat. Mereka tidak segan untuk urban ke kota besar agar
dapat bekerja di pabrik daripada mereka harus bekerja sebagai petani dan mereka rela meninggalkan keluarga selama berbulan-bulan. Industrialisasi tidak hanya
terjadi di perkotaan, di daerah pedesaan pun industrialisasi sangat diperlukan untuk menampung masyarakat desa yang tidak bisa bekerja pada sektor pertanian.
Industrialisasi secara nyata dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia.
2.1.2 Perubahan Sosial dan Pembangunan Ekonomi
Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam sistem sosial. Lebih tepatnya, ada perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu
yang berlainan. Saat mengatakan adanya perubahan sosial pasti yang ada dibenak seseorang adalah sesuatu yang terjadi setelah jangka waktu tertentu dan ada
perbedaan dari sebelumnya, kalau bicara mengenai kata sebelumnya, pasti ada kata setelahnya dalam bahasa inggrisnya before and after. Untuk itu terdapat
tiga konsep dalam Perubahan Sosial, yang pertama, studi mengenai perbedaan. Kedua, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda. Ketiga, pengamatan pada
sistem sosial yang sama. Itu berarti untuk dapat melakukan studi perubahan sosial, harus melihat adanya perbedaan atau perubahan kondisi objek yang
Universitas Sumatera Utara
33
menjadi fokus studi.kemudian harus dilihat dalam konteks waktu yang berbeda, maka dalam hal ini menggunakan studi komparatif dalam dimensi waktu yang
berbeda. Dan setelah itu objek yang menjadi fokus studi komparasi harusmerupakan objek yang sama. Jadi dalam perubahan sosial mengandung
adanya unsur dimensi ruang dan waktu Martono, 2011. Adanya perubahan yang terlalu cepat memberikan implikasi terhadap masyarakat sebagai penerima
perubahan, perubahan yang sangat dapat dilihat adalah perubahan dalam hal pembangunan ekonomi dalam masyarakat yang mengalami perubahan struktur
seperti dalam penelitian ini dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.
Pembangunan ekonomi atau perkembangan ekonomi menurut Rostow dalam Suwarsono 2004, masyarakat indutri berada dalam tahap konsumsi tinggi
dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sedangkan masyarakat tradisional mengalami hanya sedikit perubahan baik dibidang ekonomi maupun sosial
budaya. Teori Modernisasi Rostow ini merupakan teori pertumbuhan tahapan linier
linier stage of growth models
. Dimana pembangunan dikaitkan dengan perubahan dari masyarakat agraris dengan budaya tradisional ke masyarakat
rasional, industrial, dan berfokus pada ekonomi. pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh peningkatan secara kuantitas dan kualitas dari faktor produksi
dalam sebuah negara yang meliputi tanah, tenaga kerja, modal, dan pengusaha.
Menurut Rostow terdapat 5 tahapan masyarakat menuju masyarakat industri yang modern. Tahap pertama yakni masyarakat tradisional yang
mendasarkan pada pertanian, belum banyak menguasai ilmu pengetahuan, adanya kepercayaan terhadap kekuatan yang menguasai manusia, masyarakat cenderung
Universitas Sumatera Utara
34
statis dan produksi digunakan untuk konsumsi bukan investasi. Tahap kedua
,
prakondisi untuk lepas landas dimana campur tangan dari luar telah merubah masyarakat tradisional sehingga muncul ide pembaharuan, ada usaha-usaha untuk
meningkatkan tabungan masyarakat. Tahap ketiga, lepas landas dimana mulai hilangnya hambatan proses pertumbuhan ekonomi, tabungan dan investasi
meningkat, pertanian menjadi usaha komersial untuk mencari keuntungan bukan untuk konsumsi, industri baru berkembang pesat, dimana keuntungan ditanamkan
kembali pad apabrik baru. Tahap keempat
,
bergerak ke kedewasaan yang mana teknologi mulai diadopsi secara meluas, memantapkan posisinya dalam
perekonomian global serta melakukan peningkatan tabungan dan investasi. Sedangkan tahap terakhir kelima
,
konsumsi massal yg tinggi, pada tahap ini konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup tetapi meningkat
ke kebutuhan yang lebih tinggi, perubahan orientasi produksi dari kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi tahan lama, surplus ekonomi tidak lagi
digunakan untuk investasi tetapi digunakan untuk kesejahteraan sosial, dan pembangunan sudah berkesinambungan.
2.2 Interaksi Sosial Masyarakat Industri Perdesaan
Pada dasarnya masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi
dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di daerah tertentu. Masyarakat desa juga ditandai
dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap masyarakat yang amat kuat dan pada hakekatnya bahwa seseorang
merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat itu sendiri
Universitas Sumatera Utara
35
dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat,
karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan
dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Yang menjadi ciri masyarakat pedesaan antara lain;
pertama,
didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat
bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
Kedua, s
istem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
Ketiga, s
ebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
Keempat,
masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya. Tetapi Raharjdo 1999 menambahkan bahwa sejumlah
sosiolog dalam merumuskan karakteristik masyarakat cenderung mengacu pada pola-pola pikiran yang bersifat teoritik, seperti konsep dari Ferdinand Tonnies
18551936 Emile Durkheim 1858-1917 dan Charles Horton Cooley 1864- 1929.Di akses dari http:id.wikipedia.orgwikiCharles_Cooley tetanggal 7Juli
2015
Berdasarkan hal diatas, maka masyarakat desa pada dasarnya memiliki interaksi sosial yang kuat satu dengan yang lain. Interasksi sosial menurut Gilin n
Gilin merupakan:
Menurut Gillin dan Gillin 1954 interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorang antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorang dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu. Mereka saling
menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karenamasing-masing
sadar akan adanya pihak lain yang meyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syarat orangorang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh
misalnya baukeringat, minyak wangi, suara berjalan, dll. Semua itu menimbulkan kesan di dalam pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang
akan dilakukannya.
Soerjono Soekanto,
Sosiologi Suatu Pengantar
.Jakarta; Raja Grafindo Persada.2007.hlm. 55-56.
Interaksi sosial adalah hubungan yang dibangun dari individu dengan individu ataupun individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Bentuk
interaksi yang terjalin berupa menegur, berjabat tangan, saling berbicara bahkan
Universitas Sumatera Utara
36
mungkin berkelahi hal yang demikian merupakan interaksi yang terjalin di dalam hubungan sosial meskipun mereka tidak melakukan pembicaraan ataupun
tindakan seperti simbol atau tanda-tanda, interaksi telah terjalin didalamnya karena mereka sadar bahwa ada pihak lain yang hadir didekat mereka, sehingga
perubahan akan terjadi karena kehadiran pihak lain yang kemudian menimbulkan tindakan yang di lakukannya.
Dengan demikian berdasarkan pengertian interaksi sosial yang dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial yang terjalin di dalam
masyarakat pedesaan adalah hubungan timbal balik antara orang-perorang dengan kelompok dan kelompok. Dan di masyarakat pedesaan interkasi sosial masih
sangat baik, mereka masih sangat tegang rasa satu sama lain dan siap membantu bila ada yang meminta pertolongan, dikarenakan di pedesaan masih ada sifat
kekeluargaan dan saling membantu bila ada perayaan hajatan ataupun adat dan agama, dan mereka masih beranggapan bahwa satu sama lain adalah juga bagian
dari keluarga. Interaksi sosial yang terjalin dalam masyarakat akan menghasilkan
tindakan yang membentuk suatu kelompok didalam masayarakat itu sendiri. Ferdinand Tonnies 1855-1936 membagi ke dalam dua jenis kelompok, yaitu
gemeinschaft
dan
gesellschaft.
1
Gemeinschaft
Paguyuban. Kelompok sosial ini digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim
dan pribadi, yang merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Ikatan
Universitas Sumatera Utara
37
pernikahan dan keluarga digambarkan sebagai
gemeinschaft of life
. Contohnya kehidupan rumah tangga, kekerabatan, dan sebagainya.
2
Gesellschaft
Patembayan
Gesellschaft
adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya
bersifat mekanis. Bentuk
gesellschaft
ini umumnya terdapat di dalam hubungan perjanjian yang didasarkan pada ikatan timbale balik, seperti ikatan antara
pedagang dengan pembeli.
Hal yang sama juga di ungkapkan Emile Durkheim 1859-1917, bahwa
akan memebentuk solidaritas didalam masyarakat. Solidaritas dalam berbagai lapisan masyarakat bekerja seperti perekat sosial. Dalam hal ini dapat berupa,
nilai, adat istiadat, dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota masyarakat dalam ikatan kolektif. Durkheim membagi kelompok masyarakat ke dalam
solidaritas mekanis dan solidaritas organis: a Solidaritas Mekanis
Solidaritas yang terbangun antara sesama manusia yang didasari akar-akar humanisme serta besarnya tanggung jawab dalam kehidupan sesama. Solidaritas
tersebut mempunyai kekuatan sangat besar dalam membangun kehidupan harmonis antara sesama. Karena itu, landasan solidaritas tersebut lebih bersifat
lama dan tidak temporer. Solidaritas mekanis merupakan ciri yang menandai masyarakat yang masih sederhana, yang oleh Durkheim dinamakan segmental.
Solidaritas mekanis adalah ciri yang menandai bagi masyarakat sederhana yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masyarakat ini belum
ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam hal pekerjaan karena pada dasarnya
Universitas Sumatera Utara
38
setiap pekerjaan dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong dan pada umumnya masyarakat tersebut mempunyai pekerjaan yang sama, yaitu sebagai
petani. b Solidaritas Organis
Solidaritas organis adalah bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks atau beragam yang telah mengenal pembagian kerja secara rinci.
Dengan demikian muncul keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat yang mengakibatkan setiap golongan dalam masyarakat saling
tergantung satu sama lain dan tidak dapat hidup secara sendiri tanpa melakukan hubungan atau kerja sama dengan golongan lain dalam masyarakat. Hubungan
yang terjalin lebih bersifat fungsional sehingga lebih temporer sifatnya. Pada tataran lebih luas, bisa saja solidaritas yang terbangun di dalamnya didasarkan
pada kacamata niaga, yang berlaku hukum untung rugi. Solidaritas Organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat
masyarakat kompleks, masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian. Tiap anggota
menjalankan peranan berbeda dan diantara berbagai peranan yang ada terdapat kesalingtergantungan laksana kesalingtergantungan antara bagian bagian suatu
organisme biologis. Karena adanya saling tergantungan ini maka ketidakhadiran pemegang peranan tertentu akan mengakibatkan gangguan pada kelangsungan
hidup masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
39
2.3 Stratifikasi dan Mobilitas Sosial Pada Masyarakat Industri di Perdesaan