Data Peresepan Penggunaan Obat Drug Utilization

15

2.2.3 Data Peresepan

Data dari fasilitas kesehatan dapat digunakan untuk mengevaluasi aspek- aspek tertentu dari penyedia pelayanan kesehatan, penggunaan obat dan penetapan indikator yang yang memberikan informasi kegiatan peresepan dan aspek pemeliharaan kesehatan pasien. Indikator ini dapat digunakan untuk menentukan penyebab masalah kesehatan muncul, menyediakan informasi untuk monitoring, mengawasi dan memotivasi penyedia pelayanan kesehatan untuk mematuhi standart kesehatan yang telah ditetapkan WHO, 2003. Data resep dapat diperoleh dari pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Informasi juga dapat diperoleh dari peresepan meliputi: demografi pasien, nama obat, bentuk sediaan, kekuatan dan dosis obat, frekuensi pemberian dan lama pengobatan. Pada resep, biasanya juga tertera diagnosa penyakit yang akan memudahkan untuk menentukan indikasi yang sesuai dan pemberian antibiotika empiris sebelum hasil laboratorium diketahui WHO, 2003. Salah satu dasar metode untuk menilai kerasionalan penggunaan obat adalah dengan indikator peresepan yang direkomedasikan oleh WHO 1993, meliputi: a. Rerata jumlah item obat per lembar resep Rerata jumlah item obat per lembar resep bertujuan untuk mengukur derajat polifarmasi. Pedoman diperlukan untuk menilai adanya ambigu pada praktek peresepan. Rata-rata diperoleh dengan membagikan jumlah obat dengan jumlah resep yang disurvei. Sebagai contoh, rerata jumlah item obat per lembar resep di pusat kesehatan di Indonesia adalah sebesar 3,3 R. 16 b. Persentase peresepan obat generik Persentase peresepan obat generik bertujuan untuk mengukur kecenderungan peresepan obat generik. Penghitungan harus berdasarkan peresepan bukan hanya melihat pada label obat yang diberikan. Sebagai contoh peresepan obat denagan nama generik di Nepal adalah sebesar 44. c. Persentase peresepan antibiotik Persentase peresepan antibiotik bertujuan untuk mengukur penggunaan antibiotik, karena obat tersebut sering digunakan secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan resistensi dan pemborosan biaya terapi. d. Persentase persepan sediaan injeksi Persentase persepan sediaan injeksi ditujukan untuk mengukur secara keseluruhan dua hal yang penting yakni penggunaan obat yang berlebihan dan pemborosan biaya. e. Persentase peresepan obat berdasarkan formularium Persentase peresepan obat berdasarkan formularium bertujuan untuk mengukur derajat kesesuaian peresepan berdasarkan ketentuan obat nasional, sebagai indikasi peresepan obat berdasarkan daftar obat nasional atau daftra obat yang tersedia di fasilitas tersebut WHO, 1993.

2.3 Interaksi Obat

Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai fenomena yang terjadi ketika efek suatu obat diubah saat sebelum atau sesudah pemberian obat yang lain. Interaksi obat-obat dapat pula didefinisikan sebagai respon farmakologis atau klinis terhadap kombinasi obat yang berbeda dibandingkan ketika obat-obat