Interaksi Farmakodinamika Interaksi Obat

20 dihentikan dan dosis obat kedua tidak dikurangi, maka kadang-kadang terdapat bahaya kelebihan dosis karena efek induksi ditiadakan Mutschler, 2007.

2.3.1.4 Interaksi pada Proses Eksresi

Interaksi pada proses eksresi melalui ginjal dapat terjadi akibat perubahan pH dalam urin atau karena persaingan tempat ikatan pada sistem transport yang berfungsi untuk sekresi atau reabsorbsi aktif. Senyawa-senyawa yang dapat menurunkan pHakan memperbesar eksresi basa lemah karena senyawa-senyawa ini dalam keadaan terionisasi dan dengan cara yang sama senyawa-senyawa yang menaikkan pH urin dapat meningkatkan eksresi asam-asam lemah Mutschler, 2007.

2.3.2 Interaksi Farmakodinamika

Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang satu obat menginduksi perubahan respon pasien terhadap obat tanpa mengubah farmakokinetik obat objek. Artinya, perubahan kerja obat dapat terjadi tanpa diikuti perubahan konsentrasi plasma. Interaksi farmakologis, yaitu penggunaan bersamaan dari dua atau lebih obat dengan tindakan farmakologis yang sama atau berlawanan Tatro, 2009. Interaksi farmakodinamika diharapkan jika zat berkhasiat yang saling mempengaruhi bekerja secara sinergis atau antagonis pada suatu reseptor atau pada suatu organ sasaran. Interaksi farmakodinamika dapat berguna secara terapeutik apabila menguntungkan dan dapat dicegah apabila tidak diinginkan Mutschler, 2007. 21 2.4 Resep 2.4.1 Pengertian Resep Secara definisi dan teknis, resep artinya pemberian obat secara tidak langsung, ditulis jelas dengan tinta, tulisan tangan pada kop resmi kepada pasien, format dan kaidah penulisan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mana permintaan tersebut disampaikan kepada farmasi atau apoteker di apotek agar diberikan obat dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu sesuai permintaan kepada pasien yang berhak Jas, 2009. Menurut Permenkes 2014, resep adalah permintaan tertulis dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk paper atau electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai dengan peraturan yang berlaku Menkes RI., 2014. Resep dituliskan pada suatu kertas resep yang umumnya berbentuk empat persegi panjang , dengan ukuran yang ideal adalah lebar 10-12 cm dan panjang 15-18 cm. Resep merupakan perwujudan akhir dari kompetensi, pengetahuan, dan keahlian dokter dalam menerapkan pengetahuannya dalam bidang farmakologi dan terapi. Selain menerapkan sifat-sifat obat yang diberikan dan dikaitkan dengan variabel dari penderita, maka dokter yang menulis resep idealnya perlu pula mengetahui nasib obat didalam tubuh: penyerapan, distribusi, metabolisme dan eksresi obat; toksikologi serta penentuan regimen yang rasional bagi setiap penderita secara individual Joenoes, 2001. Demi keamanan penggunaan, obat dibagi dalam beberapa golongan. Secara garis besar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu obat bebasOver of the counter OTC dan Ethical, harus dilayani dengan resep dokter. Jadi sebagian obat