Hasil Uji Asumsi Klasik

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1Constant Motivasi .008 1.523 SemangatKerja .012 1.563 KomitmenOrganisasi .083 2.106 MKO .004 3.404 SMKO .005 2.527 a. Dependent Variable: KepuasanKerja Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat diketahui bahwa setiap variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan hasil perhitungan nilai VIF dari masing-masing variabel menunjukkan nilai disekitar angka 1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi sehingga dapat digunakan sebagai alat analisis lebih lanjut. b. Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk menguji terjadi atau tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat penyebaran titik-titik data pada Scatterplot. Hasil uji heterokedastisitas disajikan pada gambar 4.1 sampai gambar 4.4. 69 Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Gambar 4.1 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel independen motivasi dan semangat kerja. 70 Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan masukan variabel independen motivasi dan semangat kerja. 71 Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel independen motivasi dan semangat kerja dengan variabel moderator komitmen organisasi. 72 Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan masukan variabel independen motivasi dan semangat kerja dengan variabel moderator komitmen organisasi. 73 c. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal. Untuk menguji terjadi atau tidaknya normalitas dideteksi dengan melihat normal probability plot. Hasil uji normalitas disajikan pada gambar 4.5 sampai gambar 4.8. Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja 74 Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.5 terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.6 terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 75 Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.7 terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 76 Gambar 4.8 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.8 terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 77

4. Hasil Analisis Regresi

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Model Summary b .890 a .791 .785 2.368 1.997 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, Semangat Kerja, Motivasi a. Dependent Variable: Kinerja b. Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi R² yang dihasilkan oleh variabel motivasi dan semangat kerja adalah sebesar 0,791, artinya 79,10 variasi yang terjadi terhadap tinggi atau rendahnya kinerja disebabkan variasi motivasi dan semangat kerja sedangkan sisanya 100 - 79,10 = 20,90 disebabkan oleh variabel lain diluar variabel independen yang digunakan. Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja Model Summary b .860 a .740 .732 2.734 1.708 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, Semangat Kerja, Motivasi a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja b. Sumber: Data primer yang diolah 78 Berdasarkan tabel 4.14, dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi R² yang dihasilkan oleh variabel motivasi sebesar 0,740, artinya 74 variasi yang terjadi terhadap tinggi atau rendahnya kepuasan kerja disebabkan variasi motivasi dan semangat kerja sedangkan sisanya 100 - 74 = 26 disebabkan oleh variabel lain diluar variabel independen yang digunakan. Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Model Summary b .917 a .840 .827 2.122 2.104 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, SKKO, Motivasi, Komitmen Organisasi, Semangat Kerja, MKO a. Dependent Variable: Kinerja b. Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan hasil output pada tabel 4.15 dapat diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,840. Artinya kemampuan variabel motivasi, semangat kerja, komitmen organisasi, interaksi motivasi dan komitmen organisasi MKO serta interaksi semangat kerja dan komitmen organisasi SKKO dalam menjelaskan variabel kinerja karyawan adalah sebesar 84 sedangkan sisanya 100 - 84 = 16 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian. 79 Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Model Summary b .902 a .814 .799 2.370 1.645 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, SKKO, Motivasi, Komitmen Organisasi, Semangat Kerja, MKO a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja b. Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan hasil output pada tabel 4.16 dapat diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,814. Artinya kemampuan variabel motivasi, semangat kerja, komitmen organisasi, interaksi motivasi dan komitmen organisasi MKO serta interaksi semangat kerja dan komitmen organisasi SKKO dalam menjelaskan variabel kepuasan kerja adalah sebesar 81,40 sedangkan sisanya 100 - 81,40 = 18,60 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian. 80

b. Hasil Uji Simultan Uji Statistik F

Pengujian signifikan simultan uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel motivasi, semangat kerja dan komitmen organisasi secara simultan terhadap variabel kinerja dan kepuasan kerja. Hasil pengujian statistik F disajikan pada tabel 4.17 dan tabel 4.18. Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi ANOVA b 1445.381 5 289.076 64.204 .000 a 274.649 61 4.502 1720.030 66 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, SKKO, Motivasi, Komitmen Organisasi, Semangat Kerja, MKO a. Dependent Variable: Kinerja b. Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.17 menunjukkan nilai F hitung sebesar 64,204 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitas signifikansinya jauh lebih kecil dari 0,05, maka regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja karyawan atau dapat dikatakan bahwa motivasi, semangat kerja, komitmen organisasi, interaksi variabel motivasi dan komitmen organsisasi MKO serta interaksi semangat kerja dan komitmen organisasi SKKO secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 81