Hasil Uji Simultan Uji Statistik F

Tabel 4.19 Hasil Uji t Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6.710 1.770 3.791 .000 Motivasi .572 .070 .703 8.133 .000 SemangatKerja .228 .085 .231 2.673 .010 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data primer yang diolah Hasil uji t variabel motivasi menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 8,133 pada probabilitas signifikansi 0,000 berada di bawah α = 0,05. Hal ini berarti secara individual variabel motivasi berpengaruh terhadap variabel kinerja karena mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis satu Ha yang menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi karyawan, maka kinerja karyawan akan semakin tinggi. Menurut McCormick and Tiffin 1994 dalam Widodo 2009 terdapat dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja: pertama variabel individu, yang terdiri dari pengalaman, pendidikan, jenis kelamin, umur, motivasi, keadaan fisik, kepribadian dan sikap. Kedua 83 84 adalah variabel situasional, yakni menyangkut faktor fisik dan pekerjaan yang meliputi metode kerja, pengaturan dan kondisi, perlengkapan kerja, pengaturan ruang kerja, kebisingan, penyinaran dan temperatur. Kreitner dan Kinicki 2001, yang dipertegas oleh James Williams Kisdarto, 2001 dalam Ismuhadjar 2007 menyatakan bahwa dari berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja, motivasi merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Listianto 2007 yang menyatakan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismuhadjar 2007 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja terhadap kinerja. Hasil uji t variabel semangat kerja menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2,673 pada probabilitas signifikansi 0,010 berada di bawah α = 0,05. Hal ini berarti secara individual variabel semangat kerja berpengaruh terhadap variabel kinerja karena mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga Ha 3 yang menyatakan bahwa semangat kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi semangat kerja karyawan, maka kinerja karyawan akan semakin tinggi. Toegijono 2007 mengatakan semangat kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan. Tabel 4.20 Hasil Uji t Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6.601 2.044 3.230 .002 Motivasi .547 .081 .649 6.732 .000 SemangatKerja .263 .098 .258 2.676 .009 a. Dependent Variable: KepuasanKerja Sumber: Data primer yang diolah Hasil uji t variabel motivasi menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 6,732 pada probabilitas signifikansi 0,000 berada di bawah α = 0,05. Hal ini berarti secara individual variabel motivasi berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja karena mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua Ha yang menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi karyawan, maka kepuasan kerja akan semakin tinggi. Faktor motivasi sangat menentukan dalam kepuasan kerja. Faktor ini terdiri dari kesempatan promosi, kesempatan pengembangan 85