Kepuasan Kerja Teori yang digunakan 1. Motivasi Kerja

36 a. Discrepancy Theory Teori ini dikembangkan oleh Porter 1961 yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan selisih atau perbandingan antara harapan dengan kenyataan. Locke, 1969 dalam Gibson, 1996, menambahkan bahwa seorang karyawan akan merasa puas bila kondisi yang aktual sesungguhnya sesuai dengan harapan atau yang diinginkannya. Semakin sesuai antara harapan seseorang dengan kenyataan yang ia hadapi maka orang tersebut akan semakin puas. b. Equity Theory Teori ini dikemukakan oleh Adam 1963 dalam Gibson 1996 yang mengatakan bahwa karyawan atau individu akan merasa puas terhadap aspek-aspek khusus dari pekerjaan mereka. Aspek-aspek pekerjaan yang dimaksud, misalnya gajiupah, rekan kerja dan supervisi. Individu atau karyawan akan merasa puas bila jumlah aspek yang sebenarnya atau sesungguhnya dia terima sesuai dengan yang seharusnya dia terima. c. Opponent-Process Theory Teori ini dikemukakan oleh Landy 1978 dalam Gibson 1996 yang menekankan pada upaya seseorang dalam mempertahankan keseimbangan emosionalnya. Maksudnya, perasaan puas atau tidak puas merupakan masalah emosional. Rasa puas atau tidak puas seseorang atau individu sangat ditentukan oleh sejauh mana penghayatan emosional 37 orang tersebut terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Bila situasi dan kondisi yang dihadapi dapat memberikan keseimbangan emosional maka orang tersebut akan merasa puas. sebaliknya bila situasi dan kondisi yang dihadapi menimbulkan ketidakstabilan emosi maka orang tersebut akan merasa tidak puas. d. Teori Dua Faktor dari Herzberg Frederick Herzberg mengembangkan teori dua faktor dalam Gibson, 1996. Teori ini memandang kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsic dan bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidak-adaan faktor-faktor ekstrinsik. Kesimpulan hasil penelitian Herzberg adalah sebagai berikut: 1 Ada sekelompok kondisi ekstrinsik konteks pekerjaan meliputi: gaji atau upah, keamanan kerja, kondisi pekerjaan, status, kebijakan organisasi, supervisi dan hubungan interpersonal. Apabila faktor ini tidak ada maka karyawan akan merasa tidak puas. 2 Ada sekelompok kondisi intrinsik yang meliputi prestasi kerja, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan pertumbuhan. Apabila kondisi intrinsik ini dipenuhi organisasi atau perusahaan maka karyawan akan puas.

B. Kerangka Pemikiran

Gambar berikut ini menunjukkan kerangka pemikiran dalam model penelitian mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja dengan variabel moderator komitmen. X Semangat Kerja X Motivasi Y Kepuasan Kerja Y Kinerja Karyawan Akuntansi Komimen Organisasi X Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran 38 39

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha : Motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Ha : Motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja Ha 3 : Semangat kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Ha 4 : Semangat kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja Ha 5 : Variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Ha 6 : Variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja Ha 7 : Variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh semangat kerja terhadap kinerja karyawan Ha 8 : Variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh semangat kerja terhadap kepuasan kerja 40

D. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini diambil referensi dari beberapa penelitian terdahulu yang dipulikasikan melalui jurnal-jurnal penelitian sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO PENELITI JUDUL VARIABEL METODOLOGI TEMUAN 1 Purnomowati 2006 Analisis Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan dan Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen pada Perusahaan Garmen di Surabaya 1. Motivasi 2. Komitmen organisasi 3. Kinerja karyawan 4. Kepuasan kerja 1. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner 2. Analisis regresi linear berganda dua tahap 1. Secara bersama-sama dan secara parsial faktor- faktor motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan 2. Dengan menggunakan variabel moderator komitmen secara bersama-sama Lanjutan Tabel 2.1 NO PENELITI JUDUL VARIABEL METODOLOGI TEMUAN dan secara parsial faktor-faktor motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja 2 Sukarno 2004 Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Semangat Kerja Karyawan 1. Kepuasan kerja 2. Komitmen organisasi 3. Semangat kerja 1. Teknik analisis menggunakan model persamaan struktural SEM 2. Uji realibilitas dan uji validitas instrumen kuesioner 3. Struktural equation modelling 1. Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi 2. Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan 41