Pengertian Ilmu FaraidhWaris. Pengertian Ilmu Faraidh dan Dasar Hukum Waris.

13

BAB II Waris dan Bagiannya dalam Hukum Islam

A. Pengertian Ilmu Faraidh dan Dasar Hukum Waris.

1. Pengertian Ilmu FaraidhWaris.

Dalam Hukum Islam, hukum kewarisan dikenal dengan istilah ilmu Faraid atau ilmu mirats dalam bahasa arab, kata faraid menunjukan jamak dari bentuk tunggal faridah. 9 yang berarti satu ketentuan atau bagian-bagian tertentu. Firman Allah ﺮ ﺎ artinya separuh dari apa yang kamu tentukan. Demikian juga kata mirats merupakn bentuk tunggal dari kata mawaris, yang berarti harta yang diwariskan. Kata “Al-Miraats” dalam bahasa arab merupakan bentuk masdar dari kata Waratsa-Yaritsu-Irtsan-Wamiiraatsan . Pengertian “Miiraast” menurut bahasa adalah berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain atau dari suatu kaum kepada kaum lain sesuatu ini bersifat umum, bisa bersifat harta atau ilmu keluhuran. 10 Secara etimologi bahasa kata ”kewarisan” berasal dari waratsa ثرو yang memiliki beberapa pengertian, antara lain : 9 Mahmud Yunus. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah Penafsir Al-qur`an, 1973 10 M. Ali. Ash Shabuniy, Hukum Waris Islam, Surabaya – Indonesia : Al-Ikhlas , h. 1. 14 Pertama, ”mengganti” seperti yang tertera dalam Qs..al Naml 27:16 : ..... ☺ ☺ ⌧ ⌧ ⌧ ☺ Artinya: “Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia berkata: Hai manusia, kami Telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua Ini benar-benar suatu kurnia yang nyata . Q.s..al Naml, 27:16 Pada terjemahan Al-Qur’an terdapat catatan kaki no 593, kata “mewarisi” diberikan penjelasan yaitu : “Nabi Sulaiman As, menggantikan kenabian dan kerajaan Nabi Daud As. Serta mewarisi ilmu pengetahuan dan kitab Zabur yang diturunkan kepadanya. 11 Kedua, “ memberi” seperti yang tercantum dalam Qs. Al-Zumar 39.74 : ☺ ☺ 11 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Surabaya, Mekar Jaya,2004. h.532. 15 Artinya: “Dan mereka mengucapkan: Segala puji bagi Allah yang Telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan Telah memberi kepada kami tempat Ini sedang kami diperkenankan menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; Maka syurga Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. Qs. Al-Zumar,39:74. Ketiga, “Mewarisi” seperti yang terdapat dalam Qs. Maryam 19.6 : Artinya: ”Yang akan mewarisi Aku dan mewarisi sebahagian keluarga Yaqub; dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai Qs. Maryam 19: 6. Dari ketiga pengertian waris secara bahasa di atas ada tiga macam arti, yaitu: menggantikan, memberi, dan mewarisi. Antara satu dengan yang lainnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan melainkan memiliki kesamaan maksud, mengingat ketiga arti tersebut selaras dengan pengertian waris atau kewarisan. 12 Adapun menurut tinjauan terminologi, sebagaimana halnya dalam kamus al-Munjid fi al-lughah wa al-‘alam , adalah : ﻪ ا ا لﺎ ﻪ ﺎ و ﺪ ن . 13 12 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia Jakarta, PT. Raja Grafindo persada, 2000 h.356 13 Luwis Ma’luf, Al-Munjid Fi Al-Lughah wa Al-‘Alam. Beirut: Dar al Masyrik, 1984 cet ke 27, h.895. 16 Artinya: “ Harta seseorang berpindah kepadanya setelah ia meninggal dunia “ Secara definitif, banyak dari tokoh dan Ulama yang memberikan pengertian tentang kewarisan itu sendiri, menurut M. Ali As-Shabuni, arti warisan adalah pindahnya hak milik orang lain yang meninggal, baik yang ditinggalkannya itu berupa benda bergerak ataupun tidak bergerak. 14 Dalam KHI Kompilasi Hukum Islam dapat disimpulkan pula bahwa hak kewarisan adalah hak yang mengatur tentang pemindahan hak kepemilikan harta peninggalan atau Tirkah, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa harganya masing-masing. Hal ini sesuai dengan ketentuan KHI pasal 171 a.

2. Dasar Hukum Kewarisan Islam.