Sejarah Singkat Kompilasi Hukum Islam

53 - Ba dan Bb = 25 x Rp. 24.000.000,- = Rp. 9.600.000,- Ba = ½ x Rp. 9.600.000,- = Rp. 4.800.000,- Bb = ½ x Rp. 9.600.000,- = Rp. 4.800.000,- + Rp. 9.600.000,- + Rp. 24.000.000,-

E. Ahli Waris Pengganti Menurut Kompilasi Hukum Islam di Indonesia.

1. Sejarah Singkat Kompilasi Hukum Islam

Ide Kompilasi Hukum Islam timbul setelah beberapa tahun Mahkamah Agung membina bidang teknis yustisial Peradilan Agama. Selama itu terasa adanya beberapa kelemahan, antara lain soal hukum Islam yang diterapkan di Lingkungan Peradilan Agama yang cenderung simpang siur disebabkan oleh perbedaan pendapat ulama dalam hampir setiap persoalan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan adanya suatu buku hukum yang menghimpun semua hukum terapan yang berlaku bagi lingkungan Peradilan Agama yang dapat dijadikan pedoman oleh para hakim dalam melaksanakan tugasnya, sehingga terjamin adanya kesatuan dan kepastian hukum. 83 83 Departemen Agama, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan serta Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, 2004, h.245-246. 54 Apa yang dilakukan oleh Departemen Agama pada tahun 1958 dengan membatasi hanya 13 buah kitab kuning merupakan uapaya kearah kesatuan dan kepastian hukum. Karena itulah kemudian timbul gagasan untuk membuat Kompilasi Hukum Islam sebagai buku hukum bagi Pengadilan Agama. 84 Proses pembentukan Kompilasi Hukum Islam dilaksanakan oleh sebuah tim pelaksana proyek yang ditunjuk dengan SKB Ketua Mahkamah Agung RI No. 07KMA1985 dan Menteri Agama No.25 Tahun 1985 pada tanggal 25 Maret 1985. Jangka waktu pelaksanaan proyek yang ditetapkan oleh SKB tersebut adalah dua tahun, terhitung sejak saat ditetapkannya SKB. 85 Adapun tugas pokok proyek tersebut adalah untuk melaksanakan usaha pembangunan hukum Islam melalui yurisprudensi dengan jalan Kompilasi Hukum. Sasarannya mengkaji kitab-kitab yang dipergunakan sebagai landasan putusan-putusan hakim agar sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia menuju hukum nasional. 86 Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka proyek Pembangunan Hukum Islam melalui yurisprudensi dilakukan dengan cara: 1. Pengumpulan Data. 84 Ibid, h.247. 85 Ibid, h.249. 86 Ibid, h.249. 55 Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan penelaahanpengkajian kitab-kitab dengan melibatkan Institut Agama Islam Negeri IAIN yang ada di Indonesia. Ada tujuh IAIN yang dilibatkan dalam penelaahanpengkajian kitab-kitab. 87 2. Wawancara. Wawancara dilakukan dengan para Ulama. 3. Lokakarya. Hasil penelaahan dan pengkajian kitab-kitab serta wawancara perlu diseminarkan lebih lanjut melalui lokakarya. 4. Studi Perbandingan. Untuk memperoleh sistem kaidah-kaidah hukum seminar-seminar satu sama lain dengan jalan memperbandingkan dari negara-negara Islam lainnya. Setelah melakukan pengolahan dari hasil-hasil penelitian melalui empat cara kerja proyek tersebut, akhirnya dirumuskan naskah rancangan Kompilasi Hukum Islam. Rancangan Kompilasi Hukum Islam ini selesai disusun dalam kurun waktu 2 tahun 9 bulan yang telah siap dilokakaryakan. Pada tanggal 29 Desember 1987 secara resmi rancangan Kompilasi Hukum Islam tersebut oleh Pimpinan Proyek Pembinaan Hukum Islam melalui Yurisprudensi diserahkan kepada ketua Mahkamah Agung RI dan Menteri Agama. 88 87 Ibid, h.267. 88 Ibid, h.260. 56 Proses selanjutnya setelah naskah akhir Kompilasi Hukum Islam mengalami penghalusan redaksi yang intensif disampaikanlah kepada Presiden oleh Mneteri Agama untuk memperoleh benruk yuridis penggunaan Kompilasi Hukum Islam tersebut dalam praktek di lingkungan Peradilan Agama. Kemudian lahirlah Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 sebagai pengesahan Kompilasi Hukum Islam untuk dipergunakan sebagai pedoman bagi para hakim pada lingkungan Peradilan Agama. 89

2. Ahli Waris Pengganti Menurut Kompilasi Hukum Islam.