Bagian masing-Masing Ahli Waris.

30 11 Paman, saudara laki-laki ayah seayah. 12 Anak laki-laki paman sekandung. 13 Anak laki-laki paman seayah. Urutan tersebut disusun berdasarkan kedekatan kekerabatan ahli waris tersebut dengan si pewaris. Kalau semua ahli waris tersebut itu ada, maka yang mendapat warisan adalah anak laki-laki dan ayah. 45 2. Ahli waris nashabiyah perempuan. 1 Ibu. 2 Nenek dari garis ibu. 3 Nenek dari garis ayah. 4 Anak perempuan. 5 Cucu perempuan garis laki-laki. 6 Saudara perempuan sekandung. 7 Saudara perempuan seayah. 8 Saudara perempuan seibu.

2. Bagian masing-Masing Ahli Waris.

Mengenai bagian masing-masing ahli waris, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: a. Ahli Waris Karena Sebab Keturunan. 46 45 Ibid, h.357. 31 Ashabu al-furudh Nashabiyah, yaitu ahli waris yang mendapatkan harta warisan disebabkan karena nashab atau keturunan. 47 Berikut ini akan dijelaskan tentang pembagiannya menurut urutan pasal dalam Kompilasi Hukum Islam: 1 Anak Perempuan. Dinyatakan dalam pasal 176 Kompilasi Hukum Islam: ”Anak perempuan bila hanya seorang ia mendapat separuh bagian, bila dua orang ataua lebih mereka bersama-sama mendapat dua pertiga bagian, dan apabila anak perempuan bersama anak laki-laki, maka bagian anak laki-laki adalah dua berbanding satu dengan anak perempuan” 48 2 Ayah, menerima bagian: Dinyatakan dalam Pasal 177 Kompilasi Hukum Islam: ”Ayah mendapatkan sepertiga bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak, bila ada anak, ayah mendapat seperenam bagian” 49 3 Ibu, menerima bagian: 46 Ahli waris karena sebab keturunan dikenal juga dengan ahli waris nashabiyah. 47 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, h.357. 48 Kompilasi Hukum Islam di Indeonesia , Direktorat Pembinaan Peradilan Agama Islam Ditjen Pembinaan Kelembagaan Islam Departemen Agama,2001. 49 Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor: 2 Tahun 1994, maksud pasal tersebut ialah: ayat mendapat sepertiga bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak, tetapi meninggalkan suami dan ibu, bila ada anak, ayah mendapat seperenam bagian. 32 Dinyatakan dalam pasal 178 Kompilasi Hukum Islam: 50 1 Ibu mendapat seperenam bagian bila ada anak atau dua saudara atau lebih. Bila tidak ada anak atau dua orang saudara atau lebih, maka ia mendapat sepertiga bagian. 2 Ibu mendapat sepertiga bagian dari sisa sesudah diambil oleh janda atau duda bersama-sama dengan ayah. 4 Saudara Perempuan Seibu, menerima bagian: Dinyatakan dalam pasal 181 Kompilasi Hukum Islam: 51 ”Bila seorang meninggal dunia tanpa meninggalkan anak dan ayah, maka saudara laki-laki dan saudara perempuan seibu masing-mesing mendapat seperenam baian. Bila mereka itu dua orang atau lebih maka mereka bersama-sama mandapat sepertiga bagian.” 5 Saudara perempuan sekandung menerima: - ½ satu orang, tidak ada anak dan ayah. - 23 dua orang atau lebih, tidak bersama anak dan ayah. - Sisa, bersama saudara laki-laki sekandung. - Sisa, karena ada anak atau cucu perempuan garis laki-laki. 6 Saudara perempuan seayah, menerima bagian: Dinyatakan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 182: 52 50 Kompilasi Hukum Islam di Indeonesia , h.25. 51 Ibid , h.25. 33 7 Kakek, menerima bagian: - 16 bila bersama anak atau cucu. - Sisa, tidak ada anak atau cucu. - 16 + sisa, hanya bersama anak atau cucu perempuan. - 13 dalam keadaan bersama saudara-saudara sekandungseayah dan ahli waris lain. 8 Nenek, menerima bagian: - 16 baik seorang atau lebih. 9 Cucu perempuan garis laki-laki, menerima bagian: - ½ satu orang tidak ada mu’assib penyebab menerima sisa. - 23 dua orang atau lebih. - 16 bersama satu anak perempuan. - Sisa bersama cucu laki-laki garis laki-laki. b. Ahli Waris Karena Sebab Ikatan Pernikahan. 53 Ashabu al-Furudh sababiyah, yaitu ahli waris yang berhak menerima harta warisan yang disebabkan karena hubungan pernikahan. 54 1 Suami, menerima: 52 Lihat Kompilasi Hukum Islam ,h.25. 53 Ahli waris karena sebab ikatan pernikahan ini dikenal juga dengan ashabu al-furudh sababiyah 54 Hasbiyallah, Belajar Mudah Ilmu Waris, h.20. 34 - ½ bila tidak ada anak atau cucu. - ¼ bila ada anak atau cucu. 2 Isteri, menerima bagian: - ¼ bila tidak ada anak atau cucu. - 18 bila ada anak atau cucu Bagian suami atau isteri duda atau janda dijelaskan dalam pasal 179 dan 180 Kompilasi Hukum Islam: 55 Pasal 179: ”Duda mendapat separuh bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak, dan bila pewaris meninggalkan anak, maka duda mendapat seperempat bagian.” Pasal 180: ”Janda mendapat seperempat bagian bila pewaris tidak mennggalkan anak, dan bila pewaris meninggalkan anak, maka janda mendapat seperdelapan bagian.” 55 Kompilasi Hukum Islam di Indeonesia , h.25. 35

BAB III KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI

A. Pengertian Ahli Waris Pengganti dan Dasar Hukum Ahli Waris Pengganti.

1. Pengertian Ahli Waris Pengganti.

Adapun yang dimaksud dengan ahli waris pengganti adalah ahli waris yang menggantikan seseorang untuk memperoleh bagian warisan yang pada mulanya akan diperoleh dari orang yang digantikannya daisebabkan karena orang yang digantikannya itu adalah orang yang seharusnya menerima warisan kalau dia masih hidup, tetapi dalam kasus bersangkutan dia telah meninggal terlebih dahulu dari pewaris. Orang yang digantikannya ini hendaklah merupakan penghubung antara dia yang menggantikan ini dengan pewaris yang meninggalkan harta peninggalan. 56 Ahli waris kelompok terakhir ini, kedudukan dan bagiannya memang tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an. Kedudukan mereka sebagai ahli waris dan bagiannya dapat dipahami melalaui perluasan pengertian waris yang disebutkan langsung dalam Al-Qur’an, pengertian anak diperluas ke cucu, pengertian saudara diperluas kepada anak saudara dan seterusnya. Dari dasar hukum dan cara mereka menjadi 56 Sajuti Thalib, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia Jakarta, Sinar Grafika, 2004 h.80.