Korupsi Sebagai Problematika MENGENAL KORUPSI

contoh di Indonesia, seberapa sering parlemen atau DPR membicarakan tentang kekayaan negara yang selalu dikeruk oleh negara asing, apakah ini terkait dengan siapa pemegang kekuasaan atau suara terbanyak di DPR tersebut? Sejarahlah yang akan membuktikannya.

C. Korupsi Sebagai Problematika

Dalam realitas abad 21 korupsi telah menjadi extra ordinary crime yang sangat berbahaya dan laten di mata masyarakat 22 . Secara nyata korupsi mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat, mulai dari ini individu maupun masyarakat secara umum, sosial, politik, hingga birokrasi yang menjadi keseharian masyarakat terhadap pemerintah. Problematika ini tentu harus dijelaskan sebagai sebuah anti tesis terhadap pelaku korupsi yang menganggapnya sebagai perilaku yang biasa atau bahkan saling menguntungkan.

a. Problematika korupsi terhadap masyarakat dan individu

Jika korupsi terjadi pada suatu masyarakat dan telah berakar menjadi perilaku keseharian dalam suatu masyarakat, tentu hal ini akan mengakhibatkan masyarakat tersebut kacau dan tidak akan ada sistem yang mampu mengaturnya dengan baik. Hal ini terjadi karena sering kali peraturan akan dianggap hanya mementingkan siapa yang membuatnya sebagai suatu tindakan korupsi terhadap kebijakan tersebut. Dimana setiap individu dalam masyarakat akan selalu mementingkan dirinya sendirinya sebagai self interest dan terlepas dari bentuk kerjasama yang tulus. 22 Atau lebih tepatnya pada saat konvesi internasional PBB di Wina pada 7 Oktober 2003 menetapkan “Corruption” sebagai extra ordinary crime. Lihat IGM. Nurdjana, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi; Perpektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum, Yogjakarta: Pustaka Pelajar 2010 hal. 44 Selain itu, masyarakat juga akan kehilangan kepercayaan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian akan menghilangkan sifat sosial dalam masyarakat tersebut, terlebih jika dalam kesetaraan sosial selalu memandang semua berbeda dan mementingkan pribadinya masing-masing. Di sini kemudian muncul kehilangan rasa apresiasi terhadap seseorang karena rasa ego dan muncul kedengkian dan kecurigaan dimana-mana 23 . Korupsi dalam masyarakat menjadi problem moral dan juga intelektual, kenapa demikian? Dalam masyarakat yang korup tidak akan terdapat nilai utama atau kemuliaan dalam masyarakat. Ini dibuktikan oleh munculnya iklim masyarakat yang tamak dan tak mau tahu kepentingan orang lain.

b. Problematika korupsi pada ekonomi dan politik

Dalam tindakan korupsi, ekonomi dan politik adalah sisi yang sulit dipisahkah. Hal ini terjadi karena pada hakekatnya setiap tindakan korupsi akan berdampak pada kesemarwutan ekonomi seseorang, baik itu individu, perusahaan maupun negara. Yang dalam hal ini tindakan korupsi seringkali dan hampir selalu melibatkan tindakan politis sebagai instrumen bahwa tindakan korupsi bisa dibenarkan. 24 Korupsi merusak perkembangan ekonomi suatu bangsa. Karena bagaimanapun jika suatu proyek ekonomi dijalankan dengan unsur-unsur korupsi penyuapan demi kelancaran atau kelulusan proyek, nepotisme dalam 23 Syed Husein Alatas, Korupsi; Sifat, Sebab dan Fungsi, Jakarta;LP3ES, 1997 h. 220 24 Disisi lain korupsi telah menjadi musuh nomor satu bagi penyakit masyarakat karena seluruh anggaran seperti; pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur tidak lepas dari para koruptor. Dalam hal ini Amin Rais memasukan Indonesia sebagai korporatokrasi, yakni dengan mensinyalir adanya tiga pilar dalam korporatokrasi yakni; big corporation, government, dan international bank. Lihat Amin Rais, Komitmen Bersama Melawan Korupsi, Jurnal INOVASI No. 1 Th 2006 yang diterbitkan oleh UNY. Hal. 8 menjalankannya, serta penggelapan dalam pelaksanaannya, maka jangan pernah berharap bahwa proyek tersebut akan selesai dengan baik dan hasil yang memuaskan. Selain pertumbuhan suatu ekonomi bangsa jika segala kegiatan ekonomi beriringan dengan kegiatan korup maka akan berdampak pada hilangnya kepercayaan masyarakat perekonomian negara juga akan berdampak pada hilangnya kepercayaan para investor dalam melaksanakan investasinya. Mereka akan berfikir dua kali untuk memberikan ivestasinya dari yang semestinya ia berikan kepada negara yang tingkat korupsinya lebih kecil. Seringkali yang terjadi adalah bentuk penyuapan pejabat agar dapat izin, biaya keamanan agar invetasinya bisa berjalan aman dan lain-lain yang sebenarnya tidak perlu jika tingkat korupsi itu rendah. Di lain pihak, politik seringkali mencari keuntungan dalam bidang ekonomi. Yang kemudian kekuasaan politik yang dicapai dengan korupsi akan menghilangakan pemerintah dan pemimpin masyarakat yang tidak legitimate di mata masyarakat. Jika demikian keadaannya, maka masyarakat tidak akan percaya kepada pemerintah dan pemimpin tersebut dan tentu tidak akan patuh pada otoritas mereka sebagai pemimpin. Di samping itu, keadaan yang demikian akan memunculkan terjadinya instabilitas nasional dalam bidang politik maupun sosial 25 . Dari sini muncul berikutnya adalah pertentangan antara rakyat dan pemerintah, yang kemudian seringkali berujung pada jatuhnya kekuasaan pemerintah secara tidak terhormat, seperti yang terjadi di Indonesia. 25 Bagaimanapun tindakan otoriter menimbulkan ketidak terjaminnya HAM yang cenderung memunculkan ketidak harmonisan dalam kepemimpinan. Lihat. Susetiawan, Harmoni, Stabilitas Politik, dan Kritik Sosial; Kritik Sosial Dalam Wacanana Pembangunan, Yogjakarta; UII Press, 1997 hal. 17-18

c. Problematika terhadap sikap religiusitas

Sejatinya tak ada agama yang menghalalkan umatnya untuk mengambil keuntungan dari orang lain dengan cara merugikan orang lain. Dalam sikap ketuhanan yang luhur terwujud kejujuran dan keadilan yang universal baik kepada Tuhan sebagai pencipta maupun kepada manusia. Karena jika Tuhan telah dipercaya keberadaan-Nya, maka dengan sendirinya ia tidak akan melakukan kecurangan korupsi sebagai konsekuensi terhadap dosa yang akan dimiliki jika hal itu dilakukan. Dalam teologi manapun, Tuhan dipercaya mengetahui segala perbuatan manusia sehingga dengan tindakan korupsi ini sejatinya bisa diartikan menghilangkan keberadaan Tuhan sebagai sang maha Mengetahui 26 . Di sisi lain, kadang agama juga menjadi alasan kenapa kemudian tindakan korupsi muncul tidak bersamaan dengan meningkatnya keberagaman formalitas keagamaan baca, ibadah. Yang kemudian muncul bahwa agama tak lagi mampu menjadi moral control terhadap tindakan masyarakat dan umatnya.

D. Korupsi Dalam Pandangan Islam