D. Illegal Corruption
Terjadinya tindakan ini tentu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, terlebih mereka yang sama sekali tidak memiliki kewenangan akan sesuatu dan
tidak pula banyak memahami bahasa tentang kekuasaan baca; politik. Nabi cukup banyak mengingatkan bahwa hakim yang dalam hal ini dimaknai sebagai
siapapun yang berkecimpung dalam bidang hukum. Baik jaksa, pengacara, hakim dan sebagainya hanya memiliki dua alasan untuk dikatakan benar yakni yang
mengetahui kebenaran dan memutuskan dengan kebenaran itu. Hal ini sejalan dengan maksud dari hadis no. 20 dimana pengetahuan akan kebenaran ilmu suatu
hukum tidaklah cukup untuk menjamin seseorang untuk dikatakan sebagai orang yang adil, namun harus dilengkapi dengan pemberian keputusan dengan
kebenaran tersebut. Sebaliknya, keadilan tidak hanya terwujud dalam adanya keputusan yang
maslahah saja, namun harus pula dilengkapi dengan pengetahuan yang akan kebenaran. Hal ini seringkali terwujud dalam kapasitas keilmuan dan pengetahuan
dalam hukum, ekonomi, sosial bahkan agama sekalipun. Dalam hukum ini terjadi pada adanya undang-undang yang memiliki pasal yang tumpang tindih, dimana
pada suatu pasal yang ada yang memberatkan sebuah hukuman dan adapula yang mampu memperingan hukuman. Pasal-pasal karet inilah yang biasanya menjadi
celah permainan para advocate. Demikian pula yang terjadi pada mereka yang memiliki kebijakan ekonomi yang kadang memutuskan sesuatu demi
menguntungkan sekelompok orang dan bukan demi kepentingan publik. Tak ketinggalan pada para ulama yang mengeluarkan ucapan yang mengandung
kontroversi, contoh jika adanya seorang ulama yang memfatwakan hukum suatu
tindakan hanya karena titipan
5
dari penguasa dan hanya menghasilkan keuntungan bagi dirinya maupun golongannya.
Pada masa Nabi hal ini memang tak banyak terjadi karena Nabi adalah satu-satunya sumber hukum kala itu. Di samping hal tersebut, belum terbentuk
sebuah undang-undang yang melingkupi sebuah aturan negara sehingga memang tindakan korupsi ini tidak banyak terjadi pada masa Nabi.
E. Political bribery