Political bribery KONTEKSTUALISASI HADIS-HADIS KORUPSI

tindakan hanya karena titipan 5 dari penguasa dan hanya menghasilkan keuntungan bagi dirinya maupun golongannya. Pada masa Nabi hal ini memang tak banyak terjadi karena Nabi adalah satu-satunya sumber hukum kala itu. Di samping hal tersebut, belum terbentuk sebuah undang-undang yang melingkupi sebuah aturan negara sehingga memang tindakan korupsi ini tidak banyak terjadi pada masa Nabi.

E. Political bribery

Hal yang menjadi menarik dari tindakan ini adalah wujud demokrasi sebagai satu-satunya sistem pemerintahan yang bisa diterima masyarakat. Demokrasi yang menganggap kata rakyat adalah kata Tuhan, yang berimplikasi kepada terambilknya keputusan dari suara terbanyak dari jumlah manusia. Bahkan Thomas Jefferson presiden Amerika ke-3 mengatakan bahwa demokrasi tidak lebih dari hukum rimba, di mana lima puluh satu persen orang dapat mengambil hak-hak orang lain empat puluh sembilan 6 . Padahal jelas Allah mengatakan bahwa ‘Hendaklah kamu memutuskan diantara mereka menurut apa yang diturunkan oleh Allah’ 7 . Hal yang kemudian diwanti-wanti oleh Nabi tentang pentingnya meutuskan sesuatu dengan benar. 8 Bahaya korupsi jenis ini memang terlihat paling membahayakan karena berbentuk korporasi atau korupsi berjama’ah, dimana tidak hanya melibatkan satu atau dua 5 Hal ini biasanya disebut sebagai fatwa pesanan, dimana ulama dianggap memiliki pern penting dalam memberikan pengaruh terhadap perilaku masyarakat. Disini kemudian sekelompok orang memanfaatkannya untuk kepentingan dirinya. seperti keikutsertannya pada kampanye seseorang, atau memberikan status hukum pada suatu produk untuk merugikan atau menguntungkan pihak lain. 6 Fadli Noer, dalam Opini SBY Keseleo Soal Islam dan Demokrasi, Lihat Kompas 27 Februai 2010 7 Lihat al-Maidah 45 8 Lhat hadis no. 20, 21, 22, 23 orang, namun sekelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama tanpa melihat kebaikan orang banyak. Sulit dibayangkan jika ternyata zaman Nabi terjadi ghulûl secara berjamaah pada sebagaian sahabat misalnya. Bahkan dalam periwayatan hadis adanya ittishal sebagai syarat sahihnya hadis adalah demi mmfilter adanya penyimpangan berjamaah. Inilah kemudian sebenarnya tidak ada yang dalah jika sebuah negara menggunakan sistem parlemen atau perwakilan, sebagaimana Indonesia. Namun yang menjadi bahaya adalah tatkala mayoritas dari anggota parlemen tersebut adalah orang yang tidak bisa memegang amanah dan hanya mementingkan pribadi maupun golongannya. Adalah solusi yang menarik jika nabi –sebagaimana hadis no. 13- mengatakan bahwa hendaklah seseroang yang memegang amahat itu dicukupkan gajinya dan keperluannya lebih dulu agar tidak terlena dengan kenikmatan yang lain.

F. Amanah; Sebuah Benteng Anti Korupsi