Upaya Masyarakat Dalam Rangka Meningkatkan Produksi Pertanian

tersebut, misalnya para responden akan terus berupaya untuk meningkatkan hasil pertanian mereka. Hal tersebut menurut mereka responden hanya dapat dilakukan dengan tindakan terus bekerja keras untuk dapat mencapai hasil yang lebih maksimal.

4.2.1.2. Orientasi Nilai Budaya Masyarakat Mengenai Hakekat Karya Sebagai

Perilaku Ekonomi MK Orientasi nilai budaya masyarakat mengenai hakekat karya sebagai perilaku ekonomis bertujuan untuk melihat arah orientasi nilai budaya masyarakat apakah berorientasi konservatif, transisi atau progresif. Orientasi nilai budaya mengenai hakekat karya sebagai perilaku ekonomis akan dapat dilihat dari indikator upaya masyarakat dalam rangka meningkatkan produksi hasil pertanian, dan pandangan masyarakat terhadap fungsi kerja.

4.2.1.2.1. Upaya Masyarakat Dalam Rangka Meningkatkan Produksi Pertanian

Pertanian, hingga kini, masih merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan, termasuk masyarakat yang tinggal di wilayah kecamatan Raya, khususnya di lokasi penelitian. Dalam rangka untuk meningkatkan produksi hasil pertanian, maka dalam hal ini perlu dilakukan upaya – upaya untuk pencapaian hal tersebut. Dari 100 orang responden di lokasi penelitian, 96 menyatakan sangat setuju dan 4 menyatakan setuju bahwa perlunya dilakukan upaya masyarakat untuk meningkatkan produksi hasil pertanian mereka. Ini menunjukkan bahwa para responden sudah mulai berfikir kearah progresif. Mereka Supsiloani: Analisa Nilai Budaya Masyarakat Dan Kaitannya Dalam Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, 2008. USU e-Repository © 2008 yakin dan percaya bahwa untuk peningkatan hasil produksi pertanian mereka perlu adanya upaya. Adapun upaya yang dilakukan berdasarkan kuesioner, 78 responden menyatakan perlunya penggunaan teknologi yang canggih untuk peningkatan hasil produksi pertanian mereka, 14 menyatakan perlunya pemberian pupuk, dan 8 menyatakan perlunya menyemprot pestisida. Pada dasarnya, pemberian pupuk dan penyemprotan pestisida merupakan bahagian dari penggunaan teknologi dalam rangka untuk peningkatan hasil produksi pertanian. Responden di lokasi penelitian, dahulunya dalam bertani sangat bergantung pada satu jenis tanaman saja. Akan tetapi kini mereka sudah menerapkan sistem pertanian tumpang sari, dimana mereka tidak hanya menanam satu jenis tanaman saja, akan tetapi dua atau tiga jenis tanaman di lokasi yang sama. Berdasarkan pengamatan dan wawancara, responden menyatakan bahwa dengan pola sistem pertanian tumpang sari tersebut, mereka dapat memanen hasil pertanian beberapa kali. Misalnya ketika selesai memanen jeruk, mereka dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat memanen kopi ataupun cabe. Ini menunjukkan bahwa pola fikir masyarakat dalam bertani telah mengalami pergeseran nilai, yaitu nilai – nilai yang menuju ke arah modernitas melalui penerimaan terhadap teknologi khususnya teknologi pertanian. Supsiloani: Analisa Nilai Budaya Masyarakat Dan Kaitannya Dalam Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, 2008. USU e-Repository © 2008 Hal ini juga sesuai dengan ungkapan Qadim 2007 yang menyatakan bahwa kesuksesan sektor pertanian diawali dari diperkenalkannya berbagai macam teknologi baru di bidang pertanian. Teknologi baru tersebut meliputi teknologi biologis berupa bibit unggul, teknologi biokimia seperti insektisida dan pestisida, dan teknologi mekanis seperti mesin dan traktor pengolahan pertanian. Diterimanya teknologi baru oleh masyarakat petani menurut Qadim 2007 karena penerapannya diperkirakan mampu meningkatkan penghasilan panen sawah ladang mereka. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat petani yang dahulunya berpola fikir sangat sederhana, sebutuhnya, secukupnya dalam mengambil dan mencari nafkah dalam memenuhi kebutuhan hidup 100. Data pernyataan responden di atas menunjukkan bahwa responden memiliki pandangan bahwa bekerja adalah merupakan suatu wadah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan mengkonsumsi hasil – hasil sumber daya alam, sekarang telah bergeser dan didominasi oleh orientasi ekonomi. Menurut pendapat peneliti, responden di lokasi penelitian oleh karena sudah menerima modernisasi di bidang pertanian, maka pola orientasi mereka sudah berorientasi kepada ekonomi. Sehingga, jika mengacu kepada kategori Kluckhohn Pelly, 1993 maka responden memiliki orientasi nilai budaya yang progresif dalam masalah hakekat karya sebagai perilaku ekonomi. Supsiloani: Analisa Nilai Budaya Masyarakat Dan Kaitannya Dalam Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, 2008. USU e-Repository © 2008

4.2.1.2.2. Pandangan Responden Terhadap Fungsi Kerja