tingkat pengetahuan baik 80. Dari ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik, ternyata lebih banyak berada pada kelompok gizi baik 92,5 dibandingkan
kelompok gizi tidak baik 67,5.
4.3. Interaksi Sosial
Kegiatan ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dalam melaksanakan interaksi sosial dapat digambarkan pada Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5. Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan Berdasarkan Sosial Ibu di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007
Status Gizi Interaksi Sosial
Gizi Tidak Baik
Gizi Baik Total
Jml Jml Jml
Tidak baik 11
27,5 3
5,1 14
16,5 Baik
29 72,5
37 94,9
66 83,5
Total 40
100,0 40
100,0 80
100,0
Dari Tabel 4.5. di atas menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak usia 12- 24 bulan di Kecamatan Sidikalang mengikuti kegiatan dengan baik dalam rangka
berinteraksi sosial 83,5 sedangkan yang tidak baik sebanyak 16,5. Dari ibu yang melakukan interaksi sosial dengan baik, 94,9 terdapat pada kelompok gizi baik,
sedangkan pada kelompok gizi tidak baik sebesar 72,5. Jenis kegiatan yang dilakukan 100 berupa arisan ibu-ibu. Berdasarkan hasil wawancara, alasan yang
mendorong ibu mengikuti kegiatan, 80 mengatakan untuk menambah wawasan pengetahuanpengalaman, sedangkan 20 menyatakan menambah pergaulan.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
4.4. Analisis Positive Deviance dalam Kebiasaan Pemberian Makan, Pola
Pengasuhan, Kebersihan Diri dan Pelayanan Kesehatan pada Anak Usia 12-24 Bulan terhadap Status Gizi
4.4.1.
Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan
Kebiasaan memberi makan anak-anak kecil berusia di atas 6 bulan dengan berbagai variasi makanan dalam porsi kecil setiap hari sebagai tambahan Air Susu
Ibu ASI, pemberian makan secara aktif, pemberian makan selama sakit dan penyembuhan serta menangani anak yang memiliki selera makan yang rendah
mencerminkan interkasi ibu dengan anak akan berhubungan positif dengan keadaan gizi anak. Hasil analisis data tentang kebiasaan pemberian makan terhadap status gizi
anak usia 12-24 bulan seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.6. Analisis Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan
Pemberian Makan
Status Gizi Tidak Baik
Baik X
2
p
Batas Bawah
Batas Atas CI 95
OR
Tidak baik 13 4
32,5 10,0 4,781 4,33 1,271 14,77
0,029 Baik
27 36
67,5 90,0
Berdasarkan hasil uji Chi-Square kebiasaan pemberian makan terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan menujukkan ada perbedaan antara status gizi tidak baik
dengan status gizi baik p 0,05 dan OR = 4,3 pada CI 95 1,271 – 14,777. Ini
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang status gizinya tidak baik mempunyai peluang 4,3 kali terjadi pada keluarga yang kebiasaan pemberian makan tidak baik
dengan dibandingkan dengan keluarga yang kebiasaan pemberian makan baik.
4.4.2. Kebiasaan Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan
Pola asuh yang baik merupakan gambaran dari adanya interaksi positif antara anak dengan pengasuh utama yang dapat membantu pekermbangan emosi dan
psikologis anak. Dengan pola asuh yang baik dan benar termasuk dalam memberikan perhatian dapat menciptakan perkembangan anak yang normal. Hasil lengkapnya
seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7. Analisis Kebiasaan Pola Asuh terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan
Pola Asuh Status Gizi
Tidak Baik Baik
X
2
p OR
Batas Bawah
Batas Atas CI 95
Kurang baik 12 2 32,5
5,0 8,205 9,148 1,906 43,89
Baik 27
38 0,004 67,5
95,0
Dari Tabel 4.7. menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kebiasaan pola asuh terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan p 0,05 dan OR =
9,1 pada CI 95 1,906 – 43,898. Ini berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang memiliki status gizi tidak baik mempunyai peluang 9,1 kali pada keluarga yang
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
menerapkan kebiasaan pola asuh tidak baik dibandingkan dengan anak pada keluarga dengan pola asuh yang baik.
4.4.3. Kebiasaan Kebersihan Diri terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan
Kebersihan diri yang menyangkut kebersihan tubuh, kebersihan makanan dan lingkungan berperan dalam pemeliharaan kesehatan anak serta mencegah penyakit
infeksi yang pada gilirannya dapat mempengaruhi status gizi anak. Hasil pengolahan data terhadap kebiasaan diri dapat dilihat pada Tabel 4.8
seperti di bawah ini:
Tabel 4.8. Analisis Kebersihan Diri terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan
Kebersihan Diri
Status Gizi Tidak Baik
Baik X
2
p
Batas Bawah
Batas Atas CI 95
OR
Tidak baik 13 3 32,5 7,5
6,328 5,938 1,540 22,903 Baik
27 37 0,012
67,5 92,5 Dari Tabel 4.8 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada
kebiasaan kebersihan diri terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan p0,05 dan OR = 5,9 pada CI 95 1,540 – 22,903. Ini berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang
memiliki status gizi tidak baik mempunyai peluang 5,9 kali pada keluarga yang menerapkan kebiasaan kebersihan diri tidak baik dibandingkan dengan anak pada
keluarga dengan kebersihan diri yang baik.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
4.4.4. Kebiasaan Pelayanan Kesehatan terhadap Status Gizi Anak Usia 12 -24
Bulan Kebiasaan mengakses pelayanan kesehatan bagi anak seperti memberikan
imunisasi, pengobatan penyakit dan bantuan tenaga profesional sangat berperan dalam menjaga kesehatan anak. Tabel berikut menunjukkan pengaruh kebiasaan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
Tabel 4.9 Analisis Pelayanan Kesehatan terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan
Pelayanan Kesehatan
Status Gizi Tidak Baik
Baik X
2
p OR
Batas Bawah
Batas Atas CI 95
Tidak baik 28 7 70,0 17,5
20,317 11 3,813 31,734 Baik
12 33 0,000
30,0 82,5
4.5. Analisis Faktor Positive Deviance Ibu yang Paling Berpengaruh terhadap
Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Kecamatan Sidikalang Untuk mengetahui faktor positive deviance ibu yang memiliki anak usia 12-24
bulan yang paling berpengaruh terhadap status gizi anak, maka dilakukan analisis regresi logistik yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor positive deviance ibu
yang paling terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan. Metode yang digunakan adalah metoda enter, di mana seluruh faktor positive
deviance dimasukkan dalam persamaan regresi, sehingga pada akhirnya akan diperoleh satu bentuk persamaan yang paling baik. Untuk mendapatkan variabel
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
kandidat yang akan dimasukkan dalam uji regresi logistik, maka dilakukan uji Chi- Square. Bagi variabel yang signifikan terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan
dilakukan dalam uji regresi logistik.
Tabel 4.10. Hasil Analisis Bivariat Antara Variabel Kebiasaan Pemberian Makan, Kebiasaan Pola Asuh, Kebiasaan Kebersihan Diri dan
Kebiasaan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Usia 12- 24 Bulan
No. Variabel
Log-Likelihood X
2
p-value
1 Pemberian
Makan 104,597 6,307
0,012 2
Pola Asuh
100,019 10,885 0,001
3 Kebersihan
Diri 102,596 8,307 0,004
4 Pelayanan Kesehatan 87,221
23,683 0,000
Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square, ternyata seluruh faktor positive deviance signifikan p 0,025 terhadap status gizi anak usia
12 – 24 bulan, maka seluruh variabel merupakan kandiditat dalam analisis regresi logistik.
Dalam melakukan analisis regresi logistik berganda untuk mengetahui pengaruh variabel kandidit terhadap status gizi anak usia 12 – 24 bulan, maka
variabel pemberian makan, pola asuh, kebersihan diri dan pelayanan kesehatan dimasukkan secara bersamaan ke dalam permodelan. Model terbaik
mempertimbangkan dua penilaian yaitu nilai signifikan rasio log-likelihood p 0,05 dan nilai signifikansi p wald p 0,05. Hasil analisis disajikan pada Tabel 4.11
seperti di bawah ini:
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4.11. Hasil Analisis Bivariat Antara Pemberian Makan, Pola Asuh, Kebersihan Diri dan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi
pada Anak Usia 12 – 24 Bulan
Variabel B
p-Wald OR
95CI
Pemberian Makan 1,220 0,156
3,387 0,629-18,246 Pola Asuh
2,024 0,033 7,708 1,184-50,190
Kebersihan Diri 2,456 0,003
11,662 2,276-59,772 Pelayanan Kesehatan
2,385 0,000 10,861 3,105-37,993
Konstanta -6,150 0,000
-2 Log-Likelihood = 70,192 X
2
= 40,712 p-value = 0,000
Dari tabel di atas terlihat variabel pemberian makan memiliki p-value 0,05, berarti variabel tersebut akan dikeluarkan dari pemodelan. Sementara untuk variabel
yang lainnya memiliki p-value 0,05 yang selanjutnya akan dianalisis kembali. Hasil analisis antara Pola Asuh, Kebersihan diri dan Pelayanan kesehatan
dengan Status Gizi anak usia 12 – 24 bulan di Kecamatan Sidikalang disajikan pada tabel di bawah ini:
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4.12. Hasil Analisis Antara Pola Asuh, Kesehatan Diri dan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan
Variabel B
p-Wald OR
95CI
Pola Asuh 2,016 0,028
7,505 1,243-45,326 Kebersihan Diri
2,424 0,003 11,292 2,330-54,714
Pelayanan Kesehatan 2,354 0,000
10,525 3,135-35,333 Konstanta
-5,039 0,000
-2 Log-Likelihood = 72,288 X
2
= 36,616 p-value = 0,000
Dari tabel di atas terlihat bahwa variabel pola asuh, kebersihan diri dan pelayanan kesehatan secara keseluruhan memiliki p-value 0,05, berarti ketiga
variabel tersebut berhubungan secara signifikan dengan status gizi anak usia 12 – 24 bulan di Kecamatan Sidikalang.
Dari keseluruhan proses analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari empat variabel independen yang diduga berpengaruh terhdap status gizi, ternyata
hanya ada tiga variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan yaitu pola asuh, kebersihan diri dan pelayanan kesehatan. Anak usia
12-24 bulan dengan status gizi tidak baik memiliki peluang sebesar 11,3 kali 95 CI: 2,330 – 54,714 pada keluarga yang kebersihan dirinya tidak baik dibandingkan
dengan keluarga yang keberihan dirinya baik setelah dikontrol variabel pola asuh dan pelayanan kesehatan.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Anak usia 12-24 bulan dengan status gizi tidak baik memiliki peluang sebesar 10,5 kali 95 CI : 3,135 – 35,333 pada keluarga yang pelayanan kesehatannya
tidak baik dibandingkan dengan keluarga yang pelayanan kesehatannya baik setelah dikontrol variabel kebersihan diri dan pola asuh. Demikian juga anak usia 12-24
bulan dengan status gizi tidak baik memiliki peluang sebesar 7,5 kali 95 CI : 1,243 – 45,326 pada keluarga yang pola asuhnya tidak baik dibandingkan dengan keluarga
yang pola asuhnya baik setelah dikontrol variabel kebersihan diri dan pelayanan kesehatan.
Dari gambaran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel kebersihan diri yang paling dominan terhadap status gizi tidak baik pada anak usia 12-24 bulan
di Kecamatan Sidikalang.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Karakteristik ibu sebagai obyek dalam penelitian ini merupakan keluarga miskin di mana umur ibu paling banyak berada pada kelompok umur 31-43 tahun
sebesar 61,2. Ini menunjukkan bahwa banyak ibu pada kelompok usia dewasa. Tingkat pendidikan ibu berada pada tingkat dasar 45,0 dan diikuti tingkat
menengah 55,0. Jenis pekerjaan yang dilakukan ibu 91,2 merupakan petani. Dari data tersebut menggambarkan kondisi keluarga memang merupakan keluarga
yang terbatas dalam memenuhi kebutuhan hidup, di mana pekerjaan ibu belum dapat menjamin akan ketersediaan kebutuhan pokok hidup; walaupun tingkat pendidikan
pada taraf menengah. Di samping itu kondisi demikian kemungkinan juga dapat dikarenakan situasi ekonomi lokasl dan kebijakan otonomi yang relatif masih baru.
Tingkat pengetahuan ibu berdasarkan data yang terkumpul termasuk tingkat pengetahuan baik 80. Dari ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik, ternyata
banyak terdapat pada ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dengan gizi baik 92,5 dibandingkan kelompok gizi kurang baik 67,5. Pengetahuan merupakan
aspek yang penting dalam diri seorang untuk dapat mengakses segala bentuk perubahan dalam kehidupan. Dan dengan pengetahuan seseorang akan lebih mudah
mencari solusi pemecahan segala persoalan kehidupan. Di sisi lain keadaan
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008