2.2. Masalah Gizi
Gizi merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang erat kaitannya dengan kualitas fisik maupun mental manusia. Keadaan gizi meliputi proses
penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan serta aktivitas. Keadaan kurang gizi dapat terjadi akibat
ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi dan penyakit infeksi.
Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi makro adalah masalah yang terutama disebabkan oleh kekurangan atau
ketidakseimbangan asupan energi dan protein KEP. Bila terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmik-kwashiorkor, dan
selanjutnya akan menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa masalah gizi di Indonesia
masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya adalah tingkat sosial ekonomi keluarga Depkes, 2002. Krisis ekonomi
yang melanda sejak 1997, telah menambah jumlah keluarga miskin dengan daya beli yang rendah, sehingga memberi dampak terhadap penurunan kualitas hidup keluarga
dan meningkatkan jumlah anak-anak yang kekurangan gizi. Selain ketersediaan pangan, masalah gizi juga dipengaruhi oleh faktor
perilaku ibu, dukungan keluarga, dan petugas kesehatan. Menurut Green 1980 masalah perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 tiga faktor utama, yaitu: faktor yang
mempermudah predsposing factors mencakup: pengetahuan, sikap, persepsi, nilai-
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
nilai dan norma dalam masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan; faktor pendorong enabling factors meliputi ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat, di mana fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan; dan faktor ketiga berupa faktor
penguat reinforcing factors meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga sikap, perilaku dan ketrampilan petugas kesehatan.
Adanya pengaruh perilaku terhadap masalah gizi, memerlukan pengamatan untuk mengetahui perilaku seperti apa, yang diperlukan untuk menanggulangi
masalah gizi pada anak. Salah satu bentuk pengembangan perilaku dalam penanggulangan masalah gizi adalah positive deviance yang telah dilakukan
di Jakarta, Bogor dan Lomok Timur. Hasilnya adalah interaksi ibu dengan anak usia 6 – 17 bulan berhubungan positif dengan keadaan gizi anak. Anak-anak yang selalu
diupayakan untuk mengkonsumsi makanan, mendapatkan respon ketika berceloteh, selalu mendapatkan senyum dari ibu, keadaan gizinya lebih baik dibandingkan
dengan teman sebaya lainnya yang kurang mendapatkan perhatian orang tua Jahari, et al, 2000.
Positive Deviance digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan penyimpanan positif yang berkaitan dengan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak
di dalam lingkungan masyarakat atau keluarga.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.3. Gejala Klinis Berbagai Gangguan Kesehatan Akibat Gizi Tidak