BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Status Gizi
Status gizi adalah tanda-tanda atau tampilan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara pemasukan zat gizi dan pengeluaran oleh tubuh yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Status gizi masyarakat terutama digambarkan oleh status gizi anak balita dan wanita hamil. Oleh karena itu, sasaran utama dari
program perbaikan gizi makro berdasarkan siklus kehidupan, dimulai pada wanita usia subur, ibu hamil, bayi baru lahir, balita dan anak sekolah Gibson, 1989.
Secara tidak langsung status gizi masyarakat dapat diketahui berdasarkan penilaian terhadap data kuantitatif maupun kaulitatif konsumsi pangan. Informasi
tentang konsumsi pangan dapat diperoleh melalui survei yang akan menghasilkan data kuantitatif jumlah dan jenis pangan dan kualitatif frekwensi makan dan cara
mengolah makanan. Penentuan status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara biokimia, dietetika, klinik dan antropometri cara yang paling umum dan
mudah digunakan untuk mengukur status gizi di lapangan. Indeks antropometri yang dapat digunakan adalah Berat Badan per Umur BBU. Tinggi Badan per Umur
TBU; Berat Badan per Tinggi Badan BBTB, Depkes RI, 2005 dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 2.1. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun Indikator
Status Gizi Ambang Batas
Gizi lebih +2SD
Gizi baik ≥ -2SD sampai ≥ +2SD
Gizi kurang -2SD sampai
≥ 3SD Berat Badan menurut Umur BBU,
untuk menilai status gizi secara umum dan bersifat kronis, yang berhubungan
dengan kesejahteraan masyarakat
Gizi buruk -3SD
Normal ≥ 2SD
Tinggi Badan menurut Umur TBU, untuk mengukur perubahan yang
terjadi pada waktu lampau
Pendek stunted -2SD
Gemuk +2SD
Normal ≥ -2SD sampai + 2SD
Kurus wasted -2SD sampai
≥ -3SD Berat Badan menurut Tinggi Badan
BBTB untuk menilai keadaan gizi saat ini
Kurus sekali -3SD
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 920MenkesSKVIII2002
Tabel 2.2. Kebaikan dan Kelemahan Indeks Antropometri Indeks Kebaikan
Kelemahan BBU
• Baik untuk status gizi akutkronis
• Berat badan dapat berfluktuasi
• Sangat sensitif terhadap perubahan
kecil •
Umur sering sulit ditaksir dengan tepat
TBU •
Baik untuk menilai gizi masa lampau •
Ukuran panjang dapat dibuat sendiri •
Murah dan mudah dibawa •
Tinggi badan tidak cepat naik bahkan tidak
mungkin turun •
Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak
harus berdiri •
Ketetapan umur sulit
BBTB •
Tidak memerlukan data umur •
Dapat membedakan proporsi badan •
Membutuhkan 2 macam alat ukur
• Pengukuran relatif lebih
lama •
Membutuhkan 2 orang untuk melakukannya
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 920MenkesSKVIII2002
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.2. Masalah Gizi