americanus mengakibatkan anemia defesiensi besi, sedangkan Trichuris trichiura menimbulkan morbiditas yang tinggi Soedarto, 1991.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa sebagian kalori yang dikonsumsi manusia tidak dimanfaatkan badan karena adanya parasit dalam tubuh. Pada infeksi
ringan akan menyebabkan gangguan penyerapan nutrien lebih kurang 3 dari kalori yang dicerna, pada infeksi berat 25 dari kalori yang dicerna tidak dapat
dimanfaatkan oleh badan. Infeksi Ascaris lumbricoides yang berkepanjangan dapat menyebabkan kekurangan kalori protein dan diduga dapat mengakibatkan defisiensi
vitamin A Hidayat, 2002. Pada infeksi Trichuris trichiura berat sering dijumpai diare darah, turunnya
berat badan dan anemia. Diare pada umumnya berat sedangkan eritrosit di bawah 2,5 juta dan hemoglobin 30 di bawah normal. Anemia berat ini dapat terjadi karena
infeksi Trichuris trichiura mampu menghisap darah sekitar 0,005 mlharicacing Gandahusada, 2004.
Infeksi cacing tambang umumnya berlangsung secara menahun, cacing tambang ini sudah dikenal sebagai penghisap darah. Seekor cacing tambang mampu
menghisap darah 0,2 ml per hari. Apabila terjadi infeksi berat, maka penderita akan kehilangan darah secara perlahan dan dapat menyebabkan anemia berat
Gandahusada, 2004.
2.3. Transmisi Telur Cacing ke Tubuh Manusia
Pencemaran tanah dengan tinja manusia merupakan penyebab transmisi telur A.lumbricoides dan T.trichiura dari tanah kepada manusia melalui tangan dan kuku
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
yang tercemar telur cacing, lalu masuk kemulut melalui makanan Mahfuddin et al, 1994.
Penelitian yang dilakukan oleh Agustina dkk 2000 mendapatkan bahwa ada hubungan yang erat antara tanah dan kuku yang tercemar telur A.lumbricoides dan
kejadian askariasis pada anak balita di Kecamatan Paseh Jawa Barat. Selain melalui tangan, transmisi telur cacing ini dapat juga melalui makanan
dan minuman, terutama makanan jajanan yang tidak dikemas dan tidak tertutup rapat. Telur cacing yang ada di tanahdebu akan sampai pada makanan tersebut, jika
diterbangkan oleh angin, atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di tanahselokanair limbah sehingga kaki-kakinya membawa telur cacing tersebut
Helmy et al, 2000. Transmisi melalui sayuran yang dimakan mentah tidak dimasak dan proses
membersihkannya tidak sempurna juga dapat terjadi, terlebih jika sayuran tersebut diberi pupuk dengan tinja segar. Di beberapa negara penggunaan tinja sebagai pupuk
harus diolah dahulu dengan bahan kimia tertentu berupa desinfestasi Brown, 1979.
2.4. Pencegahan dan Pemberantasan Infeksi Kecacingan
Secara Nasional di Indonesia upaya pencegahan dan pemberantasan Infeksi Kecacingan sudah dilakukan sejak tahun 1975 dengan kebijakan pemberantasan
terbatas pada daerah tertentu karena biaya yang tersedia terbatas. Pada Pelita V dan VI Program pemberantasan penyakit kecacingan meningkat kembali karena pada
periode ini lebih memperhatikan pada peningkatan perkembangan dan kualitas hidup anak Ditjen PPMPLP Depkes RI, 1998.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kecacingan pada umumnya adalah dengan pemutusan rantai penularan, yang antara lain dilakukan dengan pengobatan
massal, perbaikan sanitasdi lingkungan dan hygiene perorangan serta pendidikan kesehatan Soedarto, 1991.
Hal-hal yang perlu dibiasakan agar tercegahnya dari penyakit kecacingan adalah sebagai berikut Nadesul, 1997.
1. Biasakan mencuci tangan sebelum makan atau memegang makanan, gunakan
sabun dan bersihkan bagian kuku jemari yang kotor. 2.
Biasakan menggunting kuku secara teratur seminggu sekali. 3.
Tidak membiasakan diri menggigit kuku jemari tangan atau menghisap jempol. 4.
Tidak membiasakan bayi dan anak-anak bermain-main di tanah. 5.
Tidak membuang kotoran di kebun, parit, sungai atau danau dan biasakan buang kotoran di jamban.
6. Biasakan membasuh tangan dengan sabun sehabis dari jamban
7. Biasakan tidak jajan panganan yang tidak tertutup atau terpegang-pegang tangan.
8. Di wilayah yang banyak terjangkit penyakit cacingan, periksakan diri ke
puskesmas terlebih ada tanda gejala kecacingan. 9.
Segera mengobati penyakit cacing sampai tuntas 10.
Penyakit cacing berasal dari telur cacing yang tertelan dan kurangnya kebersihan diri dan lingkungan yang tidak baik.
11. Biasakan makan daging yang sudah benar-benar matang dan bukan yang mentah
atau setengah matang.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
12. Biasakan berjalan kaki kemana-mana dengan memakai alas kaki.
13. Obat cacing hanya diberikan kepada orang yang benar-benar mengidap penyakit
kecacingan 14.
Biasakan makan lalap mentah yang sudah dicuci dengan air bersih yang mengalir. Penanggulangan infeksi cacing usus tidak mudah karena keterkaitan dengan
masalah lingkungan. Pemberian obat-obatan hanya bersifat mengobati tetapi tidak memutuskan mata rantai penularan. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut dapat
dilakukan melalui kegiatan terpadu yang mencakup pengobatan massal, penyuluhan kesehatan, peningkatan status gizi, perbaikan sanitasi lingkungan dan hygiene
perorangan serta partisipasi masyarakat Hadidjaja, 1994.
2.5. Faktor-faktor Lingkungan yang Berhubungan Dengan Infeksi Kecacingan 2.5.1. IklimSuhu