Dari 67 siswa yang positif infeksi kecacingan, ada yang hanya terinfeksi cacing gelang, ada yang cacing cambuk dan ada yang terinfeksi keduanya, berarti siswa yang
terinfeksi cacing gelang 65 orang 40+25 dan yang terinfeksi cacing cambuk 27 orang 2+25.
4.2.10. Infeksi Kecacingan berdasarkan Asal Sekolah
Tabel 16. Distribusi Infeksi Kecacingan Berdasarkan Asal Sekolah Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Tahun 2008
Positif Negatif No.
Asal Sekolah N N
Jumlah 1.
SDN 084084
11 44,0 14 56,0 25 2.
SDN 081225
25 61,0 16 39,0 41 3.
SDN 084085
31 57,4 23 42,6 54 Jumlah
67 55,8 53 44,2 120 Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa SDN 081225 dibandingkan
dengan siswa SDN 084084 dan SDN 084085.
4.3. Analisis Bivariat 4.3.1. Analisis Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Makan dengan
Infeksi Kecacingan
Pada analisis ini pada variabel kebiasaan cuci tangan, kategori tidak cuci tangan dan cuci tangan dengan air digabung menjadi satu agar uji Chi-square dapat
digunakan.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 17 Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Makan Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi
Kecacingan Tahun 2008
Infeksi Kecacingan Positif Negatif
p No.
Kebiasaan Cuci Tangan N
N 1.
Tidak cuci tangan dan cuci tangan dengan air
58 86,6 20 37,7 2. Cuci tangan pakai air dan sabun
9 21,4
33 78,6
0,000 Jumlah
67 55,8 53 44,2 Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa yang tidak cuci tangan dan
cuci tangan dengan air sebelum makan yaitu 86,6 dibandingkan dengan siswa yang cuci tangan pakai air dan sabun 21,4. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000,
berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan cuci tangan sebelum makan dengan infeksi kecacingan.
4.3.2. Analisis Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Makan dengan Infeksi Cacing Gelang Ascaris lumbricoides
Pada analisis ini pada variabel kebiasaan cuci tangan, kategori tidak cuci tangan dan cuci tangan dengan air digabung menjadi satu agar uji Chi-square dapat
digunakan.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 18. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Makan Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Cacing Gelang
Ascaris lumbricoides Tahun 2008
Infeksi Cacing Gelang Positif Negatif
p No.
Kebiasaan Cuci Tangan N N
1. Tidak cuci tangan dan cuci
tangan dengan air 57 87,7 21 38,2
2. Cuci tangan pakai air dan sabun 8
19,0 34
81,0 0,000
Jumlah 65 54,2 55 45,8
Positif infeksi cacing gelang lebih tinggi pada siswa yang tidak cuci tangan dan
cuci tangan dengan air sebelum makan yaitu 87,7 dibandingkan dengan siswa yang cuci tangan pakai air dan sabun 19,0. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000,
berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan cuci tangan sebelum makan dengan infeksi cacing gelang Ascaris
lumbricoides.
4.3.3. Analisis Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan sebelum makan dengan Infeksi Cacing Cambuk Trichuris trichiura
Pada analisis ini pada variabel kebiasaan cuci tangan, kategori tidak cuci tangan dan cuci tangan dengan air digabung menjadi satu agar uji Chi-square dapat
digunakan.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 19. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Makan Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi
Cacing Cambuk Trichuris trichiura Tahun 2008
Infeksi Cacing Cambuk Positif Negatif
p No.
Kebiasaan Cuci Tangan N N
1. Tidak cuci tangan dan cuci
tangan dengan air 23 29,5 55 70,5
2. Cuci tangan pakai air dan sabun 4
9,5 38
90,5 0,023
Jumlah 27 22,5 93 77,5
Positif infeksi cacing cambuk lebih tinggi pada siswa yang tidak cuci tangan
dan cuci tangan dengan air sebelum makan yaitu 29,9 dibandingkan dengan siswa yang cuci tangan pakai air dan sabun 9,5. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,023,
berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan cuci tangan sebelum makan dengan infeksi cacing cambuk Trichuris
trichiura.
4.3.4. Analisis Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Buang Air Besar dengan Infeksi Kecacingan
Tabel 20. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Buang Air Besar Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Dengan
Infeksi Kecacingan Tahun 2008
Infeksi Kecacingan Positif Negatif
p No.
Kebiasaan Cuci Tangan N N
1. Cuci
tangan dengan
air 49 77,8 14 22,2
2. Cuci tangan pakai air dan sabun 18
31,6 39
68,4 0,000
Jumlah 67 55,8 53 44,2
Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa yang cuci tangan dengan air
yaitu 77,8 dibandingkan dengan siswa yang cuci tangan pakai air dan sabun yaitu
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
31,6. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan cuci tangan setelah
buang air besar dengan infeksi kecacingan.
4.3.5. Analisis Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Buang Air Besar dengan Infeksi Cacing Gelang Ascaris lumbricoides
Tabel 21. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Buang Air Besar Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi
Cacing Gelang Ascaris lumbricoides Tahun 2008
Infeksi Cacing Gelang Positif Negatif
p No.
Kebiasaan Cuci Tangan N N
1. Cuci
tangan dengan
air 48 76,2 15 23,8
2. Cuci tangan pakai air dan sabun 17
29,8 40
70,2 0,000
Jumlah 65 54,2 55 45,8
Positif infeksi cacing gelang lebih tinggi pada siswa yang cuci tangan dengan
air yaitu 76,2 dibandingkan dengan siswa yang cuci tangan pakai air dan sabun 29,8. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000, berarti dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan cuci tangan setelah buang air besar dengan infeksi cacing gelang Ascaris lumbricoides.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.3.6. Analisis Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Buang Air Besar dengan Infeksi Cacing Cambuk Trichuris trichiura
Tabel 22. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Buang Air Besar Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi
Cacing Cambuk Trichuris trichiura Tahun 2008
Infeksi Cacing Cambuk Positif Negatif
p No.
Kebiasaan Cuci Tangan N N
1. Cuci
tangan dengan
air 20 31,7 43 68,3
2. Cuci tangan pakai air dan sabun 7
12,3 50
87,7 0,020
Jumlah 27 22,5 93 77,5
Positif infeksi cacing cambuk lebih tinggi pada siswa yang cuci tangan dengan
air yaitu 31,7 dibandingkan dengan siswa yang cuci tangan pakai air dan sabun yaitu 12,3. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,020, berarti dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan cuci tangan setelah buang air besar dengan infeksi cacing cambuk Trichuris trichiura.
4.3.7. Analisis Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Bermain Tanah dengan Infeksi Kecacingan.
Tabel 23. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Bermain Tanah Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi
Kecacingan Tahun 2008
Infeksi Kecacingan Positif Negatif
p No.
Kebiasaan Cuci Tangan N N
1. Tidak
cuci tangan
17 85,0 3 15,0 2.
Cuci tangan
dengan air
36 59,0 25 41,0 3. Cuci tangan pakai air dan sabun
14 35,9
25 64,1
0,001 Jumlah
67 55,8 53 44,2
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa yang tidak cuci tangan setelah bermain tanah yaitu 85,0 dibandingkan dengan siswa yang cuci tangan dengan air
yaitu 59,0 dan cuci tangan pakai air dan sabun 35,9. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,001, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna
secara statistik antara kebiasaan cuci tangan setelah bermain tanah dengan infeksi kecacingan.
4.3.8. Analisis Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Bermain Tanah dengan Infeksi Cacing Gelang Ascaris lumbricoides
Tabel 24. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Bermain Tanah Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi
Cacing Gelang Ascaris lumbricoides Tahun 2008
Infeksi Cacing Gelang Positif Negatif
p No.
Kebiasaan Cuci Tangan N N
1. Tidak
cuci tangan
16 80,0 4 20,0 2.
Cuci tangan
dengan air
36 59,0 25 41,0 3. Cuci tangan pakai air dan sabun
13 33,3
26 66,7
0,002 Jumlah
65 54,2 55 45,8 Positif infeksi cacing gelang lebih tinggi pada siswa yang tidak cuci tangan
setelah bermain tanah yaitu 80,0 dibandingkan dengan siswa yang cuci tangan dengan air yaitu 59,0 dan cuci tangan pakai air dan sabun 33,3. Hasil Uji Chi-
square diperoleh p = 0,002, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan cuci tangan setelah bermain tanah dengan
infeksi cacing gelang Ascaris lumbricoides.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.3.9. Analisis Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Bermain Tanah dengan Infeksi Cacing Cambuk Trichuris trichiura
Tabel 25. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Cuci Tangan Setelah Bermain Tanah Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota Dengan
Infeksi Cacing Cambuk Trichuris trichiura Tahun 2008
Infeksi Cacing Cambuk Positif Negatif
p No.
Kebiasaan Cuci Tangan N N
1. Tidak
cuci tangan
9 45,0 11 55,0 2.
Cuci tangan
dengan air
14 23,0 47 77,0 3. Cuci tangan pakai air dan sabun
4 10,3
35 89,7
0,010 Jumlah
27 22,5 93 77,5 Positif infeksi cacing cambuk lebih tinggi pada siswa yang tidak cuci tangan
setelah bermain tanah yaitu 45,0 dibandingkan dengan siswa yang cuci tangan dengan air yaitu 23,0 dan cuci tangan pakai air dan sabun 10,3. Hasil Uji Chi-
square diperoleh p = 0,010, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan cuci tangan setelah bermain tanah dengan
infeksi cacing cambuk Trichuris trichiura.
4.3.10. Analisis Hubungan Kontak Dengan Tanah dengan Infeksi Kecacingan
Tabel 26. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Kontak Dengan Tanah Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Kecacingan Tahun 2008
Infeksi Kecacingan Positif Negatif
p No. Kontak
Dengan Tanah
N N 1. Jarang
7 18,4
31 81,6
2. Sering 60
73,2 22
26,8 0,000
Jumlah 67
55,8 53
44,2
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa yang sering kontak dengan tanah yaitu 73,2 dibandingkan dengan siswa yang jarang kontak dengan tanah yaitu
18,4. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan kontak dengan tanah
dengan infeksi kecacingan.
4.3.11. Analisis Hubungan Kontak Dengan Tanah dengan Infeksi Cacing Gelang Ascaris lumbricoides
Tabel 27. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Kontak Dengan Tanah Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Cacing Gelang
Ascaris lumbricoides Tahun 2008
Infeksi Cacing Gelang Positif Negatif
p No. Kontak
Dengan Tanah
N N 1. Jarang
7 18,4
31 81,6
2. Sering 58
70,7 24
29,3 0,000
Jumlah 65
54,2 55
45,8 Positif infeksi cacing gelang lebih tinggi pada siswa yang sering kontak dengan
tanah yaitu 70,7 dibandingkan dengan siswa yang jarang kontak dengan tanah yaitu 18,4. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000, berarti dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan kontak dengan tanah dengan infeksi cacing gelang Ascaris lumbricoides.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.3.12. Analisis Hubungan Kontak Dengan Tanah dengan Infeksi Cacing Cambuk Trichuris trichiura
Tabel 28. Hasil Uji Chi-square antara Kebiasaan Kontak Dengan Tanah Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Cacing Cambuk
Trichuris trichiuraTahun 2008
Infeksi Cacing Cambuk Positif Negatif
p No. Kontak
Dengan Tanah
N N 1. Jarang
3 7,9
35 92,1
2. Sering 24
29,3 58
70,7 0,018
Jumlah 27
22,5 93
77,5 Positif infeksi cacing cambuk lebih tinggi pada siswa yang sering kontak
dengan tanah yaitu 29,3 dibandingkan dengan siswa yang jarang kontak dengan tanah yaitu 7,9. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,018, berarti dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan kontak dengan tanah dengan infeksi cacing cambuk Trichuris trichiura.
4.3.13. Analisis Hubungan Penggunaan Alas Kaki dengan Infeksi Kecacingan
Tabel 29. Hasil Uji Chi-square antara Penggunaan Alas Kaki Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Kecacingan Tahun 2008
Infeksi Kecacingan Positif Negatif
p No. Penggunaan
Alas Kaki N N
1. Sering 55
52,9 49
47,1 2. Jarang
12 75
4 25
0,165 Jumlah
67 55,8
53 44,2
Tidak Bermakna Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa yang jarang menggunakan
alas kaki yaitu 69,2 dibandingkan dengan siswa yang sering menggunakan alas kaki
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
yaitu 54,2. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,165, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan alas
kaki dengan infeksi kecacingan.
4.3.14. Analisis Hubungan Penggunaan Alas Kaki dengan Infeksi cacing gelang Ascaris lumbricoides
Tabel 30. Hasil Uji Chi-square antara Penggunaan Alas Kaki Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi cacing gelang Ascaris
lumbricoides Tahun 2008
Infeksi Cacing Gelang Positif Negatif
p No. Penggunaan
Alas Kaki N N
1. Sering 54
51,9 50
48,1 2. Jarang
11 91,7
5 8,3
0,323 Jumlah
65 54,2
55 45,8
Tidak Bermakna Positif infeksi cacing gelang lebih tinggi pada siswa yang jarang menggunakan
alas kaki yaitu 91,7 dibandingkan dengan siswa yang sering menggunakan alas kaki yaitu 51,9. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,323, berarti dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan alas kaki dengan infeksi cacing gelang Ascaris lumbricoides.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.3.15. Analisis Hubungan Penggunaan Alas Kaki dengan Infeksi cacing cambuk Trichuris trichiura
Tabel 31. Hasil Uji Chi-square antara Penggunaan Alas Kaki Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi cacing cambuk Trichuris
trichiura Tahun 2008
Infeksi Cacing Cambuk Positif Negatif
p No. Penggunaan
Alas Kaki N N
1. Sering 20
19,2 84
80,8 2. Jarang
7 43,8
9 56,3
0,062 Jumlah
27 22,5
93 77,5
Tidak Bermakna Positif infeksi cacing cambuk lebih tinggi pada siswa yang jarang menggunakan
alas kaki yaitu 43,8 dibandingkan dengan siswa yang sering menggunakan alas kaki yaitu 19,2. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,062, berarti dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan alas kaki dengan infeksi cacing cambuk Trichuris trichiura.
4.3.16. Analisis Hubungan Makanan Jajanan dengan Infeksi Kecacingan
Tabel 32. Hasil Uji Chi-square antara Makanan Jajanan Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Kecacingan Tahun 2008
Infeksi Kecacingan Positif Negatif
p No. Makanan
Jajanan N N
1. Baik 49
50,0 49
50,0 2. Tidak
Baik 18
81,8 4
18,2 0,013
Jumlah 67
55,8 53
44,2 Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa yang makanan jajanannya
yang tidak baik yaitu 81,8 dibandingkan dengan siswa yang makanan jajanannya
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
yang baik yaitu 50,0. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,013, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara makanan
jajanan dengan infeksi kecacingan.
4.3.17. Analisis Hubungan Makanan Jajanan dengan Infeksi Cacing Gelang Ascaris lumbricoides
Tabel 33. Hasil Uji Chi-square antara Makanan Jajanan Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Cacing Gelang Ascaris lumbricoides
Tahun 2008
Infeksi Cacing Gelang Positif Negatif
p No. Makanan
Jajanan N N
1. Baik 48
49,0 50
51,0 2. Tidak
Baik 17
77,3 5
22,7 0,030
Jumlah 65
54,2 55
45,8 Positif infeksi cacing gelang lebih tinggi pada siswa yang makanan jajananya
yang tidak baik yaitu 77,3 dibandingkan dengan siswa yang makanan jajanannya yang baik yaitu 49,0. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,030, berarti dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara makanan jajanan dengan infeksi cacing gelang Ascaris lumbricoides.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.3.18. Analisis Hubungan Makanan Jajanan dengan Infeksi Cacing Cambuk Trichuris trichiura
Tabel 34. Hasil Uji Chi-square antara Makanan Jajanan Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Cacing Cambuk Trichuris trichiura
Tahun 2008
Infeksi Cacing Cambuk Positif Negatif
p No. Makanan
Jajanan N N
1. Baik 18
18,4 80
81,6 2. Tidak
Baik 9
40,9 13
59,1 0,045
Jumlah 27
22,5 93
77,5 Positif infeksi cacing cambuk lebih tinggi pada siswa yang makanan jajanannya
yang tidak baik yaitu 40,9 dibandingkan dengan siswa yang makanan jajanannya yang baik yaitu 18,4. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,045, berarti dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara makanan jajanan dengan infeksi cacing cambuk Trichuris trichiura.
4.3.19. Analisis Hubungan Kebersihan Kuku dengan Infeksi Kecacingan
Tabel 35. Hasil Uji Chi-square antara Kebersihan Kuku Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Kecacingan Tahun 2008
Infeksi Kecacingan Positif Negatif
p No. Kebersihan
Kuku N N
1. Baik 29
40,3 43
59,7 2. Tidak
Baik 38
79,2 10
20,8 0,000
Jumlah 67
55,8 53
44,2 Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada siswa yang kebersihan kukunya
yang tidak baik yaitu 79,2 dibandingkan dengan siswa yang kebersihan kukunya yang baik yaitu 40,3. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000, berarti dapat
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebersihan kuku dengan infeksi kecacingan.
4.3.20. Analisis Hubungan Kebersihan Kuku dengan Infeksi Cacing Gelang Ascaris lumbricoides
Tabel 36. Hasil Uji Chi-square antara Kebersihan Kuku Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Cacing Gelang Ascaris lumbricoides
Tahun 2008
Infeksi Cacing Gelang Positif Negatif
p No. Kebersihan
Kuku N N
1. Baik 28
38,9 44
61,1 2. Tidak
Baik 37
77,1 11
22,9 0,000
Jumlah 65
54,2 55
45,8 Positif infeksi cacing gelang lebih tinggi pada siswa yang kebersihan kukunya
yang tidak baik yaitu 77,1 dibandingkan dengan siswa yang kebersihan kukunya yang baik yaitu 38,9. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000, berarti dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebersihan kuku dengan infeksi cacing gelang Ascaris lumbricoides.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.3.21. Analisis Hubungan Kebersihan Kuku dengan Infeksi Cacing Cambuk Trichuris trichiura
Tabel 37. Hasil Uji Chi-square antara Kebersihan Kuku Siswa SDN di Kecamatan Sibolga Kota Dengan Infeksi Cacing Cambuk Trichuris trichiura
Tahun 2008
Infeksi Cacing Cambuk Positif Negatif
p No. Kebersihan
Kuku N N
1. Baik 10
13,9 62
86,1 2. Tidak
Baik 17
35,4 31
64,6 0,011
Jumlah 27
22,5 93
77,5 Positif infeksi cacing cambuk lebih tinggi pada siswa yang kebersihan kukunya
yang tidak baik yaitu 35,4 dibandingkan dengan siswa yang kebersihan kukunya yang baik yaitu 13,9. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,011, berarti dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebersihan kuku dengan infeksi cacing cambuk Trichuris trichiura.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Infeksi Kecacingan Siswa SD Negeri di Kecamatan Sibolga Kota