2.1.1.3. Diagnosa Diagnosa dapat ditegakkan dengan menemukan telur cacing pada pemeriksaan
feses secara langsung. Selain itu, diagnosa dapat juga dilakukan bila cacing dewasa keluar melalui mulut, hidung maupun anus Jawetz et al, 1996.
2.1.2. Cacing Cambuk Trichuris trichiura
2.1.2.1. Siklus hidup Manusia adalah hospes utama cacing Trichuris trichiura. Cara infeksi adalah
langsung, tidak diperlukan hospes perantara. Bila telur yang telah berisi embrio tertelan manusia, larva yang menjadi aktif akan keluar di usus halus masuk ke usus
besar dan menjadi dewasa dan menetap. Cacing ini dapat hidup beberapa tahun di usus besar hospes Brown, 1983.
Siklus hidup cacing Trichuris trichiura digambarkan sebagai berikut Albert, 2006:
Gambar 2.2. Siklus hidup Trichuris trichiura
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.1.2.2. Gejala Klinis Gejala yang ditimbulkan oleh cacing cambuk biasanya tanpa gejala pada infeksi
ringan. Pada infeksi menahun dapat menimbulkan anemia, diare, sakit perut, mual dan berat badan turun Brown, 1983.
2.1.2.3. Diagnosa Diagnosa ditegakkan dengan menemukan telur cacing pada feses penderita.
2.1.3. Cacing Tambang Ancylostoma duodenale dan Necator americanus
2.1.3.1. Siklus Hidup Hospes parasit ini adalah manusia, cacing dewasa hidup di rongga usus halus
dengan giginya melekat pada mucosa usus. Cacing betina menghasilkan 9.000-10.000 butir telur sehari. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kira-
kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti hurup S atau C dan di dalam mulutnya ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang dimulai dari keluarnya telur cacing
bersama feses, setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut menetasmenjadi larva rhabditiform. Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi larva filariform yang
dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggu di tanah. Setelah menembus kulit, larva ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru
menembus pembuluh darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan larynk. Dari larynk, larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa.
Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit atau ikut tertelan bersama makanan Gandahusada, 2004. Gambaran umum siklus hidup cacing Ancylostoma
duodenale dan Necator americanus dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
Gambar 2.3. Siklus hidup Hookworm Ancylostoma duodenale dan Necator americanus
Keterangan : Larva cacing tambang pada suhu hangat dan lembab mengalami pertumbuhan
dalam 3 tahap. Pada tahap ahir, larva-larva ini akan naik ke permukaan tanah. Dengan bentuk tubuh yang runcing di bagian atas, larva ini akan masuk menembus kulit dan
ikut ke dalam aliran darah sampai ke organ hati. Melalui pembuluh darah larva ini akan terbawa ke paru-paru. Larva cacing tambang kemudian bermigrasi ke bagian
kerongkongan dan kemudian tertelan. Larva kemudian menuju usus halus dan menjadi dewasa dengan menghisap darah penderita. Cacing tambang bertelur di usus
halus yang kemudian dikeluarkan bersama dengan feses ke alam dan akan menyebar kemana-mana Albert, 2006.
Rahmad Rizki Zukhriadi Dly: Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak SD Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Kota Sibolga, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.1.3.2. Gejala Klinis Gejala klinis yang ditimbulkan oleh cacing tambang disebabkan oleh adanya
larva dan cacing dewasa Gandahusada, 2004. a. Larva filariform : Stadium larva bisa menembus kulit maka terjadi perubahan
kulit yang disebut ground itch, perubahan pada paru-paru biasanya ringan. b. Stadium dewasa, tergantung pada spesies dan jumlah cacing serta gizi penderita.
Sifat cacing dewasa yang menghisap darah, berpindah-pindah dan luka bekas isapannya terus mengeluarkan darah karena cacing ini mengeluarkan sejenis
antikoagulan pada mukosa usus tempat mulutnya melekat sehingga dapat menimbulkan anemia.
2.1.3.3. Diagnosa Gambaran klinis walaupun tidak khas, tidak cukup mendukung untuk
memastikan untuk dapat membedakan dengan anemi karena defisiensi makanan atau karena infeksi cacing lainnya. Diagnosa terakhir ditegakkan dengan menemukan telur
cacing pada feses penderita. Secara praktis telur cacing Ancylostoma duodenale tidak dapat dibedakan dengan telur Necator americanus. Untuk membedakan kedua spesies
ini biasanya dilakukan tekhnik pembiakan larva Brown, 1983.
2.2. Dampak infeksi kecacingan pada anak