3 Sustainability dari tapak; aspek ini mencakup eco desaign ethics,
tempat–tempat kultural, proteksi sumberdaya alam, peraturan pemerintah dan sebagainya.
2.8. Filosofi Pariwisata Bahari berkelanjutan berbasis Masyarakat
Pembangunan berkelanjutan pada umumnya mempunyai sasaran memberikan manfaat bagi generasi sekarang tanpa mengurangi manfaat bagi
generasi mendatang. Charles Birch dalam Erari K,Ph 1999 membandingkan dunia sekarang ibarat kapal titanic dengan gunung es yang terlihat sebanyak 5
pucuk yang merupakan ancaman bagi kehidupan manusia antara lain : 1 ledakan penduduk, 2 krisis pangan 3 terkurasnya sumberdaya alam diperbaharui 4
pengrusakan lingkungan hidup dan 5 perang. Selanjutnya disebutkan bahwa suatu tuntutan akan perlunya masyarakat yang berkelanjutan, dan panggilan
kemanusiaan untuk bertindak sedemikian rupa agar kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya menikmati hidup berkelanjutan di tengah keterbatasan
dunia. Hal ini menunjukkan walaupun dunia yang diibaratkan tersebut maka peranan masyarakat untuk memelihara lingkungan demi kehidupan masa
mendatang. Dengan demikian bahwa pariwisata berkelanjutan harus bertitik tolak dari
kepentingan dan partisipatif masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan wisatawanpengunjung sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
kata lain bahwa pengelolaan sumberdaya wisata bahari dilakukan sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi, social dan estetika dapat terpenuhi dengan
32
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
memelihara integritas cultural, proses ekologi yang esensial, keanekaragaman hayati dan sistem pendukung kehidupan.
World Taurism Organization 1999 menyarankan prinsip pokok pariwisata berkelanjutan yang sebaiknya diperhatikan dalam pengembangan
pariwisata altrnatif yakni :
1. Tourism planning, development and operation should be part of conservation or
sustainable depelopment strategies for a region, a province state or nation. Tourism planning, development and operation shouldbe crossectoral and intergrated,
involving government agencies, private corporations, citizens groups and individual thus providing the widest possible benefits.
2. Tourism should be planned and managed in a sustainable manner, with due regard
for the protection and appropriate economic uses of the natural and human environment in host areas.
3. Tourism should be undertaken with equity in mind to distribute fairly benefits and
costs among tourism promoters and host people and areas. 4.
Good information, research and communication on the nature of tourism and its effects on the human and cultural environment should be available prior to and
during development, especially for the local people, so that they can participate in and influence the direction of development and its effects as much as possible, in the
individual and collective interest. 5.
Local people should be encouraged and expected to undertake leadership roles in planning, and development with the assistance of government, bussines, financial and
other interests. 6.
Intergrated environmental, social and economic planning analysis should be undertaken prior to the commencement of any mayor projects, with careful
33
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
consideration given to different types of tourism development and the ways in which they might link with existing uses, ways of life and environmental considerations.
7. Throughout all stages of tourism development and operation, a careful assessment
monitoring and mediation program should be conducted in order to allow local people and others to take advantage of opportunities or to respond to changes.
Adapun prinsip-prinsip yang menjadi acuan dalam Sustainable Tourism Development ini menurut Burns Holden terdiri dari :
1. Lingkungan memiliki nilai hakiki yang juga bisa sebagai asset pariwisata.
Pemanfaatannya bukan hanya untuk kepentingan pendek, namun juga untuk kenpentingan generasi mendatang.
2. Pariwisata harus diperkenalkan sebagai aktifitas yang positif dengan
memberikan keuntungan bersama kepada masyarakat, lingkungan dan wisatawan itu sendiri.
3. Hubungan antara pariwisata dan lingkungan harus dikelola sehingga
lingkungan tersebut berkelanjutan untuk jangka panjang. Pariwisata harus tidak merusak sumberdaya, masih dapat dinikmati oleh generasi mendatang
atau membawa dampak yang dapat diterima. 4.
Aktifitas pariwisata dan pembangunan harus peduli terhadap skala ukuran alam dan karakter tempat kegiatan tersebut dilakukan.
5. Pada lokasi lainnya, keharmonisan harus dibangun antara kebutuhan-
kebutuhan wisatawan, tempat lingkungan , dan masyarakat lokal. 6.
Dalam dunia yang dinamis dan penuh dengan perubahan, dapat selalu memberikan keuntungan . Adaptasi terhadap perubahan, bagaimanapun juga,
jangan sampai keluar dari prinsip-prinsip ini. 34
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
7. Industri pariwisata, pemerintah lokal dan lembaga swadaya masyarakat,
pemerhati lingkungan, semuanya memiliki tugas untuk peduli pada prinsip- prinsip tersebut di atas dan kekerja bersama untuk merealisasikannya.
Agar supaya wisata bahari dapat berkelanjutan maka produk pariwisata bahari yang ditampilkan harus harmonis dengan lingkungan lokal spesifik.
Dengan demikian masyarakat akan peduli terhadap sumberadaya wisata karena memberikan manfaat sehingga masyarakat merasakan kegiatan wisata sebagai
suatu kesatuan dalam kehidupannya. Cernea 1991 dalam Lindberg K and D E, Hawkins 1995 mengemukakan bahwa partisipasi lokal memberikan banyak
peluang secara efektif dalam kegiatan pembangunan dimana hal ini berarti bahwa memberi wewenang atau kekuasaan pada masyarakat sebagai pemeran social dan
bukan subjek pasif untuk mengelola sumberdaya membuat keputusan dan melakukan control terhadap kegiatan–kegiatan yang mempengaruh kehidupan
sesuai dengan kemampuan mereka. Adanya kegiatan wisata bahari haruslah menjamin kelestarian lingkungannya terutama yang terkait dengan sumberdaya
hayati renewable maupun non renewable sehingga dapat menjamin peningkatan
kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut. Di Kawasan wisata Nusa Dua Bali, Kawasan rekreasi Mangrove sungai
Buloh di Singapore, Kawasan Pantai Copacabana di Rio de Jeneiro Brasil, Kawasan
Historik Puerto Madero Buenos aires Argentina dan Pantai Wisata di Hawaii
merupakan contoh bagi pengembangan wisata bahari yng cukup terkenal di Dunia. Selain di Bali di wilayah pesisir di beberapa daerah di Indonesia sangat
potensial bagi pengembangan wisata bahari karena berbagai ekosistem dan 35
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
ekologis setempat disamping budaya yang khas serta sejarah masa lampau sebagai bangsa bahari dapat di racik sebagai aktraksi wisata bahari. Seperti halnya di
beberapa kawasan poensial pengembangan wiasata bahari antara lain di Kepulauan Raja Ampat Sorong yang memiliki ekosistem terumbu karang yang
terlengkap dan terbaik di dunia ekosistem, dari segi budaya masyakat setempat dengan pola hidup, adat dan budaya yang khas merupakan modal bagi
pengembangan wisat bahari berbasis masyarakat. Jenis wisata bahari dengan memanfaatkan diantaranya berperahu,
snorkeling, diving, berenang serta kegiatan di bagian daratatnya berupa piknik olahraga pantai serta menikmati atmosfer laut
dsbnya. Contoh lainnya Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan Bandar bahari 4 Zaman yakni Zaman Hindu, Islam, Kolonial dan Zaman Kemerdekaan. Sangat
potensial untuk dikembangkan untuk tujuan wisata budaya bahari. Selain sumberdaya fisik dan alami maka sumberdaya lain seperti aspek
budaya, sejarah menjadi salah satu atraksi yang dapat mendukung pengembangan kawasan wisata bahari hal ini didukung oleh keterkaitan etnik, yang tinggi yang
dimiliki oleh wilayah pesisir. Walaupun mempunyai potensi untuk dikembangkan tanpa dukungan sarana prasarana transportasi, atraksi yang menarik, pelayanan
yang baik serta informasi dan promosi maka kurang dikenal. Oleh karena itu sumberdaya pesisir dan lautan untuk wisata bahari dapat dikembangkan menjadi
suatu pariwisata yang marketable jika memenuhi persayaratan sebagaimana gambar 2 dan 3.
36
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
Atraksi
Service
Promosi Informasi
Transportasi
Gambar 2.2. Komponen Fungsi dari Sisi Persediaan Gunn, 1993
Functioning tourism system
Finance Labor
Oragnisation leadership
Cultural resource
Entreprenneurship
Govermental policy
Community
Natural Resources Competition
Gambar 2.3. Pengaruh luar sistem Pariwisata Gunn,1993
37
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
Dari Gambar 3 bahwa faktor luar sangat berperanan bagi keberhasilan pengembangan wisata bahari. Pendekatan pengembangan wisata Bahari
berkelanjutan sesuai tujuan tidak mengurangi kesejahteraan generasi masa yang akan datang. Dengan demikian sumberdaya pariwisata bahari akan berhasil
dengan adanya ukuran keberhasilan mencakup kepuasan pengunjung, kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Secara harfiah pembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan generasi yang
akan datang. Bahwa pembangunan pariwisata bahari berkelanjutan tidak boleh membahayakan sistem alam yang mendukung semua aspek kehidupan.
Pembangunan pariwisata berbasis masyarakat mengacu kepada upaya pemeliharaan sistem alam yang bertujuan untuk kesejateraan masyarakat.
Wilayah pesisir di Indonesia sangat potensial untuk di manfaatkan untuk kegiatan wisata Bahari baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengembangan wisata bahari di dasarkan kepada kondisi lokal spesifik dengan melibatkan masyarakat sekitarnya akan berkelanjutan. Perencanaan dan
Pengembangan wisata bahari harus dilakukan secara terpadu sesuai dengan kondisi lokal spesifik, ekologis, bentang alam, adat dan budaya dimanfaatkan
sebaik mungkin .
38
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
2.9. Strategi Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari Sebagai Sumber Pendapatan