akan sangat membawa dampak positif terhadap kemajuan dan perkembangan Pariwisata. Sehingga dalam proses modernisasi, dinamika Industri Pariwisataan
akan berkembang dalam suatu konsep pendekatan dalam kegiatan ke pariwisataan yang dikatagorikan menjadi salah satu kegiatan Industri jasa Pariwisata, dengan
jangkauan ruang lingkup yang lebih luas untuk memperkaya output dari pariwisata, pembangunan Pariwisata perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan
sehingga akan menimbulkan manfaat : 1.
Memperbesar penerimaan devisa. 2.
Memperluas dan membuka kesempatan usaha dan lapangan kerja. 3.
Mendorong pembangunan daerah. 4.
Meningkatkan kesejateraan masyarkat. 5.
Memperkaya kebudayaan nasional, tanpa menghilangkan ciri kepribadian bangsa, dan terpeliharanya nilai-nilai agama.
6. Memupuk persaudaraan antar bangsa.
7. Memupuk dan melestarikan kecintaan terhadap tanah air dan Lingkungan
hidup.
2.4. Sosiologis Kepariwisataan
Dari sudut pandang sosiologis, kegiatan pariwisata sekurang-kurangnya mencakup tiga dimensi interaksi, yaitu:
cultural, politik dan bisnis. Dalam dimensi interaksi culutural, kegiatan pariwisata membangun suatu ruang interaksi
akulturasi budaya dari berbagai macam etnis dan bangsa. Melalui pariwisata, kebudayaan masyarakat tradisional agraris sedemikian rupa bertemu dan berpadu
19
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
dengan kebudayaan masyarakat modern industrial. Kebudayaan-kebudayaan itu saling menyapa, saling bersentuhan, saling beradaptasi dan tidak jarang kemudian
menciptakan produk-produk kebudayaan baru. Dalam dimensi interaksi politik, kegiatan pariwisata dapat menciptakan
dua kemungkinan ekstrem, yaitu pertama, persahabatan antar etnis dan antar
bangsa, dan kedua, bentuk-bentuk penindasan, eksploitasi dan neokolonialisme. Disatu pihak, melalui pariwisata, masing-masing etnis dan bangsa dapat
mengetahui atau mengenal tabiat, kemauan dan kepentingan etnis dan bangsa lain. Pengetahuan demikian dapat memudahkan pembinaan persahabatan atau
memupuk rasa satu sepenanggungan. Tetapi di lain pihak, melalui pariwisata pula, dapat tercipta bentuk ketergantungan suatu etnis atau bangsa kepada etnis atau
bangsa lain. Misalnya, meningkatnya ketergantungan pendapatan negara sedang berkembang kepada wisatawan dari negara maju.
Sedangkan dalam dimensi interaksi bisnis, kegiatan pariwisata terlihat menawarkan bertemunya unit-unit usaha yang menyajikan bermacam-macam
keperluan wisatawan. Bentuk yang disajikan oleh unit-unit usaha ini dapar berupa barang ataupun jasa. Adapun rentangnya dapat berskala lokal, nasional, atau
internasional. Tanpa mengabaikan pentingnya dimensi interaksi cultural dan interaksi
politik, pokok bahasan tulisan ini terletak pada interaksi bisnis dan difokuskan pada rentangan skala lokal. Pokok bahasan interaksi bisnis dipilih dengan
pertimbangan bahwa pembangunan industri pariwisata Nasional sampai sekarang masih ditujukan untuk kepentingan ekonomi, seperti menambah kesempatan
20
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
kerja, meningkatkan devisa negara dan income perkapita, serta menghasilkan
ketergantungan pada sektor Migas. Dan sengaja difokuskan pada rentangan skala lokal karena pada saat ini masalah-masalah krusial dalam kaitannya dengan
pembangunan industri pariwisata lebih banyak terjadi di tingkat lokal propinsi dan kabupaten.
2.5. Pariwisata dan Ekonomi Daerah