2.2 Kebijaksanaan Pemerintah dalam Pengembangan Pariwisata
Pariwisata Indonesia berkembang dengan pesat dapat dijadikan andalan atau penyumbang paling tinggi untuk peningkatan perekonomian masyarakat
suatru daerah, hal ini sesuai dengan GBHN 1993, Bab IV yang merumuskan hal- hal sebagai berikut, antara lain :
a. Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata
menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sektor lain yang terkait, sehingga lapangan kerja,
pendapatan masyarakat, daerah dan negara serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan potensi
kepariwisataan nasional. b.
Dalam pembangunan kepariwisataan harus dijaga tetap terpeliharanya kepribadian serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup.
Kepariwisataan perlu ditata secara menyeluruh dan terpadu dengan melibatkan sektor yang terkait dalam suatu keutuhan usaha
kepariwisataan yang saling menunjang dan saling menguntungkan baik yang berskala kecil, menengah maupun besar.
c. Pengembangan pariwisata nusantara dilakukan sejalan dengan upaya
memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa serta menanamkan jiwa semangat dan nilai-nilai luhur bangsa dalam rangka lebih
memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, terutama dalam bentuk penggalakan
13
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
pariwisata remaja dan pemuda dengan lebih meningkatkan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kepariwisataan. Daya tarik Indonesia
sebagai negara tujuan wisata mancanegara perlu ditingkatkan melalui upaya pemeliharaan benda dan khazanah bersejarah yang
menggambarkan ketinggian budaya dan kebesaran bangsa serta didukung dengan promosi memikat.
d. Upaya pengembangan objek dan daya tarik wisata serta kegiatan
promosi dan pemasarannya, baik di dalam maupun di luar negeri terus ditingkatkan secara terencana, terarah, terpadu dan efektif, antara lain
dengan memanfaatkan secara optimal kerjasama kepariwisataan regional dan global guna meningkatkan hubungan antar bangsa.
Pemerintah telah menerapkan sejumlah kebijakan sebagai pemandu dalam setiap perencanaan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan sebagai
berikut: 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan khususnya
pada Pasal 2, Pasal 3 huruf d, dan Pasal 30. 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 67 Tahun 1996 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan; khususnya pada Pasal 2, 105, 106, dan 107.
14
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
4. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor KM.5UM.209MPPT-89 Tanggal 18 Januari 1989 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sapta Pesona; khususnya pada Pasal 3, 4, 5, dan 7. 5. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor
KM.98PW.102MPPT-87 Tanggal 23 Desember 1987 Tentang Ketentuan Usaha Obyek Wisata.
6. Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata Nomor KEP-18UII88 Tanggal 25 Pebruari 1990 Tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha Objek Wisata.
7. Instruksi Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor IM.16KS.001MPPT-88 Tanggal 17 September 1988 Tentang Peningkatan
Kerjasama Antar Instansi Pusat di Bidang Pengembangan dan Pemanfaatan Objek Wisata Alam dan Objek Wi ata Budaya.
8. Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal Pariwisata dan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Nomor 07EdrII88 dan Nomor
SE.02MBP88 Tanggal 26 Pebruari 1988 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang di Bidang
Usaha Hotel, Restoren, Usaha Perjalanan, Wisata Tirta, dan Objek Wisata. 9. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Pariwisata dan Direktur Jenderal Bina
Usaha Koperasi Nomor KEP.67UVI88 dan Nomor 205SKBBUKVII88 Tanggal 27 Juli 1988 Tentang Pengembangan Usaha Koperasi di Bidang
Usaha Biro Perjalanan Umum dan Agen Perjalanan.
15
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
10. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1987 Tanggal 23 Desember 1987 Tentang Penyederhanaan Perizinan dan Retribusi di Bidang Usaha Pariwisata.
11. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 1987 Tanggal 23 Desember 1987 Tentang Penyederhanaan Perizinan dan Retribusi di Bidang Usaha
Pariwisata. 12. Surat Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan
RI Nomor 177DAGRIVII86 Tanggal 15 Juli 1986 Perihal Pembebasan Memiliki SIUP Bagi Usaha Jasa Pelayanan di Bidang Pariwisata.
13. Keputusan Menteri pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor
KM.52HM.601MPPT-89 Tanggal 17 April 1989 Tentang Penyelenggaraan Kampanye Nasional Sadar Wisata.
14. Keputusan Menteri Pariwisata. Pos, dan Telekomunikasi Nomor
KM.59PW.002MPPT-85 Tanggal 23 Juli 1985 Tentang Peraturan Kawasan Pariwisata.
15. Keputusan Menteri Pariwisata. Pos, dan Telekomunikasi Nomor
KM.70PW.105MPPT-85 Tanggal 30 Agustus 1985 Tentang Peraturan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum.
16. Keputusan Menteri Pariwisata. Pos, dan Telekomunikasi Nomor
KM.71PW.105MPPT-85 Tanggal 30 Agustus 1985 Tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Perkemahan.
16
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
17. Keputusan Menteri Pariwisata. Pos, dan Telekomunikasi Nomor
KM.72PW.105MPPT-85 Tanggal 30 Agustus 1985 Tentang Mandala Wisata.
18. Keputusan Menteri Pariwisata. Pos, dan Telekomunikasi Nomor
KM.73PW.105MPPT-85 Tanggal 30 Agustus 1985 Tentang Peraturan Usaha Rumah Makan.
19. Keputusan Menteri Pariwisata. Pos, dan Telekomunikasi Nomor
KM.74PW.105MPPT-85 Tanggal 30 Agustus 1985 Tentang Peraturan Usaha Pondok Wisata.
Di dalam Program Pembangunan Daerah PROPEDA Propinsi Sumatera Utara tahun 2001 – 2005, dijelaskan bahwa salah satu arah kebijaksanaan
pembangunan di bidang ekonomi adalah mengembangkan kebijakan pembangunan pariwisata sebagai saktor produktif untuk meningkatkan daya saing
global dan memberdayakan masyarakat khususnya kelompok bawah agar mampu berperan sebagai pelaku utama.
Selanjutnya pada bidang sumber daya alam, arah kebijaksanaan dalam Pola Dasar Pembangunan adalah mengelola sumberdaya alam dan memelihara
sesuai daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.
Demikian juga halnya dalam Arah dan Kebijakan Umum AKU Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2005, kebijaksanaan pembangunan di bidang
pariwisata adalah :
17
Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.
a. Mewujudkan objek wisata di Kabupaten Serdang Bedagai menjadi
kawasan wisata berskala nasional maupun internasional. b.
Meningkatkan pengelolaan dan penyediaan sarana dan prasarana pariwisata termasuk pemberdayaan seni dan budaya sebagai penunjang
dan daya tarik. c.
Mengembangkan kegiatan berbagai pariwisata melalui pemanfaatan potensi budaya lokal, wisata iman, wisata agro dan wisata eko eco
tourism.
2.3 Industri Parawisata