Pendekatan Pariwisata TINJAUAN PUSTAKA

2.15. Pendekatan Pariwisata

Pendekatan pariwisata dapat digolongkan menjadi 4 empat kelompok, yaitu terdiri dari : a. Pendekatan Advocacy, pendekatan yang mendukung pariwisata dan menekankan keuntungan ekonomis pariwisata. Potensi pariwisata bisa dipakai untuk mendukung macam-macam kegiatan ekonomi, menciptakan lapangan kerja baru, memperoleh devisa asing yang dibutuhkan bagi pembangunan. Pendekatan ini mencapai puncaknya pada tahun 1960-an dan menarik perhatian baru dalam dunia pariwisata internasional maupun nasional. Pendekatan ini hanya memandang satu sisi saja, maka mendorong untuk memunculkan pendekatan lain yang dikenal dengan Pendekatan Cautionary. b. Pendekatan Cauntionary, pendekatan yang lahir pada tahun 1970 menekankan bahwa pariwisata dapat mengakibatkan banyak kerugian dalam berbagai aspek sosio-ekonomi, seperti menimbulkan lapangan kerja musiman dan pekerjaan kasar, kebocoran devisa, komersialisasi budaya dan menyebabkan berbagai macam konflik. Karena kedua pendekatan tersebut di atas bertolak belakang, maka muncul pendekatan baru yang menyadari bahwa pariwisata mempunyai unsur positif maupun negatif. c. Pendekatan Adaptacy, menyatakan bahwa pengaruh negatif dapat dikontrol dengan mencari bentuk lain perkembangan pariwisata dari yang sudah ada. Pendekatan ini berdasar bahwa alam dan budaya 60 Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008. dapat digabungkan dalam suatu konteks, artinya pendekatan ini mengusulkan strategi seperti pembangunan pada skala kecil, pariwisata yang dapat bertahan lama sustainable adalah pariwisata dengan cara menikmati kehidupan masyarakat setempat dan pariwisata yang berkaitan dengan ekologi eco-tourism. d. Pendekatan Developmental, menganggap bahwa pariwisata dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat tuan rumah tersebut. Diharapkan bahwa perkembangan sebetulnya mempengaruhi kebutuhan wisatawan terhadap daerah tujuan wisatanya dan demikian juga cara kehidupan mereka di daerah tujuan wisata atau bentuk alternatif pariwisata ini mengurangi perbedaan antara hak dan tanggung jawab dan wisatawan, tuan rumah dan perantaranya. Pengaruh pariwisata dalam kehidupan masyarakat dan negara antara lain peranan ekonomi, sosial dan budaya. Dengan perkembangan pariwisata yang pesat, maka pengaruhnyapun semakin luas di masyarakat. Secara garis besar pengaruh dari pariwisata konteks kajian Mathieson, 1986 yaitu pengaruh terhadap aspek ekonomi, sosial dan aspek fisik. Yang disoroti dalam hal ini adalah pengaruh ekonomi baik yang berdampak negatif maupun dampak positif yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan pariwisata. Dampak positif perkembangan pariwisata bila ditinjau dari aspek ekonomi antara lain peningkatan devisa negara, peningkatan pendapatan masyarakat, penigkatan lapangan kerjaberusaha, perbaikan struktur ekonomi dan penigkatan aktivitas wiraswasta. Sedangkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat perkembangan 61 Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008. pariwisata antara lain meningkatkan harga tanah, menambah keinginan untuk import, menimbulkan adanya external cost. Kegiatan pariwisata akan melibatkan banyak orang, maka wajar bila dalam perkembangannya unsur manusia menjadi sentral perhatian baik sebagai subjek maupun objek pariwisata. Dengan demikian maka manusia dan sosial budayanya tidak dapat dipisahkan tetapi secara utuh merupakan satu kesatuan untuk dinikmati wisatawan di daerah wisata. Dengan datangnya wisatawan dari berbagai daerah atau negara, memungkinkan terjadinya kontak antara budaya yang berbeda, sehingga dapat menimbulkan pengaruh yang umumnya terhadap budaya tuan rumah baik yang bersifat negatif maupun pengaruh yang bersifat positif. Pengaruh negatif antara lain terjadinya perubahan dalam nilai-nilai budaya, sedangkan aspek positif antara lain tumbuhnya kesadaran dalam menghargai budaya sendiri, misalnya dengan melestarikan hasil budaya asli serta menumbuhkan keinginan untuk meningkatkan ketrampilan dalam mebuat kerajinan tradisionil. Lundberg 1980 mengatakan bagaimanapun juga kegiatan pariwisata merupakan pariwisata sosial budaya yang banyak melibatkan manusia di dalamnya, maka sangat wajar bila dalam pengembangan pariwisata unsur manusia menjadi sentral perhatian baik sebagai objek maupun subjek. Bila pariwisata menampilkan suatu kehidupan masyarakat, maka yang dijual adalah manusia dengan segala aspek kehidupan dan alam lingkungannya. Karena motivasi wisatawan melakukan perjalanan wisata adalah untuk mencari perbedaan yang ada dalam kehidupan dan tempat tinggalnya sehari-hari, dengan menjual budaya 62 Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008. manusia untuk mempertahankan eksistensinya, termasuk cara bertani, berkebun, beternak, menari selalu dapat menarik siapapun asalkan coraknya berbeda dengan yang mereka alami setiap harinya Murphy, 1985. Pengaruh fisik dalam pembangunan dan perkembangan pariwisata suatu daerah antara lain kuatnya daya tarik suatu objek wisata ditentukan besar kecilnya potensi fisik daerah itu, misalnya keindahan alam, udara yang sejuksegar, kekayaan budaya, daya dukung objek dan jenis pembangunannya. Suatu objek wisata yang menjual keindahan alamnya haruslah dapat mempertahankan dan menambah keindahan alam lokasi tersebut agar dapat tetap menarik sebagai daerah tujuan wisata. Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya suatu kawasan yang sehat dan menarik wisatawan untuk lebih selektif dalam menentukan tujuan wisata memenuhi syarat yang sehat. Dari hasil penelitian Hutabarat 1992 di daerah Samosir, didapat bahwa sektor pariwisata merupakan sektor basis perekonomian dan telah memberikan kontribusi bagi pendapatan masyarakat yang berlipat ganda serta mengakibatkan pertumbuhan kesempatan kerja. Selain itu hasil penelitian Malem 1995 yang melakukan penelitian di Parapat dan sekitarnya, menyimpulkan bahwa kegiatan pariwisata dapat meningkatkan kegiatan industri kecil, khususnya industri hasil kerajinan yang dapat dibeli oleh wisatawan mancanegara sebesar 54 dan wisatawan nusantara sebesar 46 . 63 Naruddin Dalimunthe : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. USU e-Repository © 2008.

2.16. Ruang Lingkup Objek dan Daya Tarik Wisata