27
akhlak menurut Ibn Miskawaih dapat memberi sumbangan positif bagi ketentraman dan keamanan masyarakat dari kejahatan pada umumnya.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan Islam di TPQ bagi remaja akan memberi pengaruh kuat terhadap pembentukan akhlak. Pendidikan Islam yang memadai akan menghasilkan
pengetahuan dan
penanaman agama
yang tinggi
sehingga dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam dari orang tua itu akan membentuk akhlak dan dapat mencegah anak tersebut untuk melakukan hal-
hal yang menyimpang. Demikian juga sebaliknya, ketika pendidikan Islam dari orang tua minim maka kualitas anak dalam pengetahuan agama akan minim juga, dan bisa
saja anak tersebut melakukan perbuatan hal-hal yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
Pada saat ini, akhlak remaja sangat kurang dalam pergaulannya. Ini terjadi di karenakan masih rendahnya pendidikan Islam di kalangan remaja dan juga remaja
rendahnya minat untuk menuntut ilmu agama Islam. Banyak kalangan remaja yang belum bisa menghadapi pergaulan yang sangat cepat, sehingga budaya asing yang
masuk dalam pergaulan mereka. Ini mengakibatkan banyaknya remaja yang menyimpang dalam pergaulannya.
Begitu banyak bukti untuk mengatakan bahwa anak remaja pada saat ini sedang sakit parah dalam pergaulan. Sehingga harus ada upaya yang ditempuh untuk
memperbaiki kondisi mereka. Sebagai muslim, tentunya kita menginginkan perubahan remaja yang rusak saat ini menjadi remaja yang Islami. Dan juga anak
remaja sekarang di harapkan dapat berprilaku baik berakhlakul karimah demi mewujudkan generasi muda yang Islami. Maka umat Islam akan maju dan
berkembang di muka bumi ini. Perubahan atau penurunan nilai akhlak terjadi di kalangan remaja, perubahan
tersebut sangat terlihat dari cara berpakaian, berbicara serta dalam berperilaku dalam
28
kehidupan sehari-hari. Perubahan pergaulan mereka di sebabkan oleh rendahnya akhlak pada diri remaja.
Untuk mencapai akhlak yang baik, yakni pembentukan akhlakul karimah, maka pendidikan Islam harus di berikan sejak anak masih kecil terutama pendidikan yang
diberikan orang tua serta pengawasan dan bimbingan hingga mereka dewasa yang tentunya dibantu oleh lembaga-lembaga pendidikan sekolah dan masyarakat ataupu
majelis taklim. Anak remaja membutuhkan pembinaan yang konsisten terutama dalam keluarga dan pergaulan mereka. Akhlak yang ada pada remaja bukanlah
pembawaan sejak manusia dilahirkan, karena itu adalah salah besar jika di katakan bahwa akhlak remaja terjadi dengan sendirinya dan merupakan sesuatu yang tidak
dapat di ubah. Beberapa cara yang dapat menolong remaja untuk membentuk akhlak yaitu
melalui program pembinaan pendidikan Islam seperti pengajian atau Majelis Taklim, pesantren kilat, ceramah agama dan lain-lain. Dan menambah waktu untuk program
pembinaan Islam serta materinya. Sedangkan melalui program pembinaan akhlak dalam pergaulan seperti menerapkan ilmu-ilmu agama dalam sopan santun.
Pendidikan Islam juga dapat dijadikan wahana untuk selalu mengingatkannya pada ajaran agama. Dan akhlak juga dapat membatasi tentang pergaulan-pergaulan yang
ada pada masa remaja saat ini. Dan langkah-langkah tersebut diharapkan pendidikan Islam itu akan membentuk akhlak yang baik sehingga terwujudlah generasi remaja
yang baik.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Tempat yang dijadikan objek penelitian oleh penulis adalah remaja TPQ. Ihsan Makmur, yang terletak di Jl. Kampung Rawa II No. 10 Rt. 0406 Kel. Kampung
Rawa Kec. Johar baru Jakarta Pusat. Penelitian ini dilaksanakan mulai 8 Maret sampai 6 April 2011.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian yang ada, maka penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif dalam bentuk metode survey, di mana data akan dikumpulkan melalui teknik utama
angket.
32
Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menggambarkan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai peran
pendidikan Islam di kalangan remaja dalam pembentukan akhlak, tentunya dengan cara menganalisa data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.
C. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan “segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian”.
1
Variabel dalam penelitian ini dibedakan dalam dua variable, yaitu variable bebas dan variabel terikat. Variabel penelitian ini adalah Peranan TPQ yang merupakan variabel
bebas dan variabel terikatnya yaitu akhlak.
D. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah keseluruhan dari remaja TPQ. Ihsan Makmur, yang berjumlah 44 orang. Karena populasi kurang dari 100,
maka penulis tidak mengambil sampel, tetapi menjadikan populasi sebagai responden penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian populasi. Mengacu
kepada pendapat Suharsimi Arikunto : “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semua. Sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
2
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini adalah field research, yaitu suatu penelitian yang dilakukan langsung ke objek penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet. 4, h. 82.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, h. 134.