Peranan Taman Pendidikan al-Qur’an TPQ

16 perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai datang masa dewasanya”. 13 Menurut Heny Narendrany Hidayati, di dalam bukunya Psikologi Agama, bahwa “masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa dalam peralihan, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri”. 14 Sedangkan Dr. Hendriati Agustiani mengemukakan di dalam bukunya Psikologi Perkembangan, bahwa “masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa, pada masa ini akan mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis”. 15 Beliau menambahkan “secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 19-22 tahun”. Lebih lanjutnya Soerjono Soekanto di dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar mengemukakan, bahwa “masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode ini, seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak- anak untuk menuju ke tahap kedewasaan”. 16 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan remaja adalah masa yang penuh dengan goncangan ataupun tantangan sehingga mengakibatkan remaja terombang- ambing dalam kehidupannya. Remaja harus ada pondasi dalam kehidupannya, agar dalam menjalani kehidupan tersebut terlaksana dengan baik. Pondasi itu adalah dengan mengamalkan ajaran agama Islam. Sehingga terbentuklah akhlak yang mulia dan juga berada dalam masyarakat yang Islami. 13 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, cet. 7, h. 130. 14 Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi …, h. 103-105. 15 Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja, Bandung : Refika Aditama, 2006, cet.1, h. 28. 16 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007, h. 326. 17

2. Keberagamaan Remaja

Pertumbuhan tentang arti ajaran agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan manusia. Manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling baik diantara makhluk Allah yang lain. Struktur manusia terdiri dari unsur jasmaniah dan rohaniah. Dalam struktur jasmaniah dan rohaniah itu, Allah memberikan seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkembang, dalam psikologi disebut potensialitas. Dalam pandangan Islam kemampuan dasar atau pembawaan itu disebut fitrah. Ajaran-ajaran agama pada dasarnya telah diterima oleh seseorang pada masa kecilnya. Dan apa yang tumbuh dan berkembang dari masa kecil itulah yang menjadi pedoman terhadap pengalaman-pengalaman yang dirasakannya. Pertumbuhan tentang ide-ide agama sejalan dengan perkembangan kecerdasannya. Pengertian-pengertian tentang hal abstrak, seperti tentang akhirat, syurga neraka dan lain-lainnya baru dapat diterima apabila perkembangan kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu. Menurut Sururin di dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama, “ekspresi dan pengalaman beragama pada remaja dapat dilihat dari sikap-sikap beragama”. Adapun sikap-sikap remaja dalam beragama, yaitu: 17 a. Percaya dengan ikut-ikutan. b. Percaya dengan kesadaran. c. Percaya tetapi agak ragu-ragu. d. Tidak percaya atau cenderung pada ateis. Dari pendapat di atas bahwa ada satu sikap yang bisa membawa anak remaja kepada kebaikan dalam beragama yaitu percaya dengan kesadaran, sedangkan yang tiga lainnya cenderung kepada kurang baik dalam sikap beragama pada remaja. Dengan kesadaran remaja maka akan timbul semangat dalam beragama. Semangat ini harus yang positif sehingga remaja merasakan akan nikmatnya beribadah kepada 17 Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004, cet. 1, h. 72-77. Lihat Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama…, h. 106-122