14
tersebut dapat dijalankan oleh guru TPQ dengan cara memberikan bimbingan dan latihan yang meliputi:
a. Membentuk akhlak yang baik. b. Membiasakan baca al-Qur’an dengan baik.
c. Mengembangkan prilaku sosial. d. Mengontrol perkembangan pendidikan al-Qur’an.
B. Akhlak Remaja
1. Pengertian Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu dari kata kerja adolescere yang berarti untuk tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata ”remaja” diartikan “mulai dewasa, muda, atau pemuda”.
8
Sedangkan menurut Hurlock yang dikutip oleh Drs. Zahrotun Nihayah, M. Si., dkk., dalam
bukunya Psikologi Perkembangan menjelaskan bahwa “remaja dalam bahasa latin dari kata benda yaitu Adolescentia berarti remaja yang tumbuh atau menjadi
dewasa”.
9
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh petumbuhan fisik dengan cepat. Pertumbuhan cepat tejadi pada tubuh
remaja luar dan dalam itu akan membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap,
prilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.
Ada beberapa pandangan atau pendapat tentang pengertian remaja dari berbagai lingkungan dan profesi, yaitu tinjauan menurut psikologi dan pendidikan, masyarakat
serta hukum dan perundang-undangan. Di sini terjadi perbedaan pendapat para pakar, karena kematangan seseorang tidak saja diukur dari dalam diri remaja, akan tetapi
tegantung pula kepada penerimaan masyarakat sekitar dimana remaja tersebut berada.
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 2008, edisi ke-4, h. 1160.
9
Zahrotun Nihayah, Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat dan Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 105-106.
15
Menurut Heny Narendrany Hidayati, di dalam bukunya Psikologi Agama
10
, pengertian remaja sebagai berikut:
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh
pertumbuhan fisik dengan cepat. Sedangkan remaja dalam pengertian masyarakat adalah tergantung kepada penerimaan masyarakat terhadap
remaja, yang mana masa remaja dikalangan masyarakat maju lebih panjang waktunya daripada masyarakat sederhana. Lebih lanjutnya remaja dalam
pandangan hukum dan perundang-undangan adalah seseorang yang berumur 17 tahun.
Menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat di dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama, “masa remaja adalah perpanjangan kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa”.
11
Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam perasaan yang kadang-kadang
bertentangan satu sama lain. Misalnya rasa kertergantungan kepada orang tua, belum lagi dapat dihindari, mereka tak ingin orang tua terlalu banyak campur tangan dalam
urusan pribadinya. Kita seringkali melihat remaja terombang ambing dalam gejolak emosi yang tidak dikuasai itu, yang kadang-kadang membawa pengaruh terhadap
kesehatan jasmaninya. Prof. Dr. Zakiah Darajat mengemukakan bahwa “masa remaja itu terbagi dua
tingkatan yaitu masa remaja awal 13-16 tahun, di mana pertumbuhan dan kecerdasan berjalan sangat cepat dan masa remaja akhir 17-21 tahun, yang
merupakan pertumbuhan dan perubahan terakhir dalam pembinaan pribadi dan sosial”.
12
Sedangkan Menurut Harold Alberty yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Abin Syamsudin Makmun, M.A, bahwa “masa remaja adalah suatu periode dalam
10
Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007, cet. ke-1, h. 103-105.
11
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2005, cet. Ke-17, h.82.
12
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa …, hal. 141
16
perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai datang masa dewasanya”.
13
Menurut Heny Narendrany Hidayati, di dalam bukunya Psikologi Agama, bahwa “masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa dalam
peralihan, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri”.
14
Sedangkan Dr. Hendriati Agustiani mengemukakan di dalam bukunya Psikologi Perkembangan, bahwa “masa remaja merupakan masa transisi atau
peralihan dari masa anak menuju masa dewasa, pada masa ini akan mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis”.
15
Beliau menambahkan “secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: masa remaja awal 12-15 tahun, masa
remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 19-22 tahun”. Lebih lanjutnya Soerjono Soekanto di dalam bukunya Sosiologi Suatu
Pengantar mengemukakan, bahwa “masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode ini, seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-
anak untuk menuju ke tahap kedewasaan”.
16
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan remaja adalah masa yang penuh dengan goncangan ataupun tantangan sehingga mengakibatkan remaja terombang-
ambing dalam kehidupannya. Remaja harus ada pondasi dalam kehidupannya, agar dalam menjalani kehidupan tersebut terlaksana dengan baik. Pondasi itu adalah
dengan mengamalkan ajaran agama Islam. Sehingga terbentuklah akhlak yang mulia dan juga berada dalam masyarakat yang Islami.
13
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, cet. 7, h. 130.
14
Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi …, h. 103-105.
15
Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja, Bandung : Refika Aditama, 2006, cet.1, h. 28.
16
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007, h. 326.