22
Untuk itulah akhlak selalu mendapat pujian dari orang yang ada di sekitarnya. Sedangkan akhlak yang buruk akan menimbulkan sebuah permasalahan dalam
kehidupan seseorang walau terkadang kebaikan seseorang itu sering kali diartikan sebagai sesuatu yang tidak mengenakan bagi orang yang tidak memiliki akhlak yang
kurang baik, namun sesuatu yang baik pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik pula, sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ 17, ayat 7, yang
bebunyi:
...
“Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka kejahatan itu bagi dirimu
sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan …”.
Jelaslah di sini bahwa jika manusia dapat membawa dirinya pada sebuah pergaulan yang baik, maka akan mendapatkan perlakuan yang baik pula dari
lingkungan yang ada di sekitarnya. Meskipun tidak semua kebaikan itu mendapat perlakuan yang baik pula akan tetapi hal tersebut bukan bermaksud untuk
mendidiknya menjadi seseorang yang mendapat julukan munafik. Menurut al-Ghazali, bahwa akhlak memiliki tiga dimensi, yaitu:
1. Dimensi diri, yakni orang dengan dirinya dan Tuhannya, seperti ibadah, puasa, dan shalat.
2. Dimensi sosial, yakni masyarakat, pememrintah, dan pergaulannya dengan sesamanya.
3. Demensi metafisis, yakni aqidah dan pegangan dasar.
32
Menurut Said Aqil Husin Al Munawar dalam bukunya Aktualisasi Nilai-nialai Qur’ani Dalam Sistem Pendidikan Islam, dilihat dari segi bentuk dan macamnya
akhlak dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
32
Mohammad Ardani, Akhlak Tasawuf Nilai-nilai AkhlakBudi Pekerti dalam Ibadah dan Tasawuf, Jakarta: Karya Mulia, 2005, cet.2, h. 28.
23
a. Akhlak terpuji akhlakul karimah Yang dimaksud akhlak terpuji adalah segala macam sikap dan tingkah laku
yang baik terpuji. Adapun contoh dari akhlak terpuji adalah berlaku jujur, amanah, ikhlas, sabar, tawakal, bersyukur, memelihara diri dari dosa, menerima pemberian
Tuhan qana’ah, berbaik sangka, suka menolong, pemaaf, dan sebagainya.
33
Akhlak mulia banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia, akhlak yang mulia itu dapat dibagi kepada tiga bagian,
yaitu: 1. Akhlak terhadap Allah.
2. Akhlak terhadap diri sendiri 3. Akhlak terhadap sesama manusia.
34
b. Akhlak tercela akhlakul mazmumah Akhlak tercela adalah sikap yang mengarah perbuatan jelek, contoh dari akhlak
tercela adalah mengingkari janji, menyalahgunakan kepercayaan, berbuat kejam, pemarah, berbuat dosa dan sebagainya. Akhlak tercela berasal dari penyakit hati yang
keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq munafik, hasud, berprasangka buruk, dan penyakit-penyakit hati lainnya. Akhlak yang buruk dapat mengakibatkan
berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain disekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contoh yakni kegagalan dalam
membentuk masyarakat yang berakhlak mulia. Menurut M. Yatimin Abdullah di dalam bukunnya Studi Akhlak dalam
Perspektif al-Qur’an, bahwa akhlakul mazmumah adalah sifat yang tercela dan dilarang oleh norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, apabila
33
Said Aqil Husin Al Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005,cet. 2, h. 28 .
34
Mohammad Ardani, Akhlak …, Jakarta: Karya Mulia, 2005, cet.2, h. 49.
24
seseorang melaksanakannya niscaya akan mendapat dosa dari Allah karena perbuatannya.
35
Dari beberapa definisi akhlak yang ada dapat disimpulkan bahwa akhlak secara bahasa dapat diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat,
karakter dan juga kebiasaan. Perkataan akhlak tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian serta erat hubungannya
dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan.
4. Akhlak Remaja
Peran remaja dalam Islam amat strategis, karena remaja merupakan aset bangsa dan penerus syiarnya ajaran agama Islam serta penentu perjalanan bangsa di masa
berikutnya. Dalam akselerasinya generasi muda memiliki kelebihan dalam pemikiran, semangat, daya kritis, kematangan berorganisasi dengan bingkai idealisme-nya.
remaja juga motor penggerak utama perubahan. Hadirnya tokoh-tokoh muda yang tampil sebagai pemimpin nasional dan daerah
serta agama kini jadi isu hangat di Indonesia. Hal yang cukup beralasan sebab peran generasi muda dalam proses perjuangan demi kemajuan suatu negara sudah
diterapkan sejak dulu oleh para pendiri bangsa ini. Tokoh-tokoh pemimpin yang kini tampil di pemerintahan baik di tingkat
eksekutif maupun legislatif adalah generasi muda dengan macam latar belakang organisasi yang berbeda, termasuk ideologi dan kulturnya. Harapan kita adalah
bagaimana remaja bisa beperan turut mewarnai dan mengawal program pembangunan serta pengembangan ajaran agama Islam. Remaja harus bisa memberikan kontribusi
pemikiran, gagasan dan ide brilian demi kemajuan negara dan juga perkembangan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan bekal kemampuan tersebut, sudah sepatutnya peran remaja harus dibalut dengan kepribadian berakhlak mulia yang senantiasa meneladani Rasulullah.
35
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif al-Qur’an, Jakarta: Hamzah, 2007, cet. 1, h. 57.
25
Karena nilai–nilai akhlak yang baik harus tetap diwujudkan dan ditegakkan. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang
terkandung didalam Al-Qur’an. Mentalitas remaja harus dibentengi dengan pribadi akhlak mulia diyakini akan
mampu mendorong terwujudnya khasanah negara yang berakhlakul karimah. Remaja harus senantiasa meneladani sifat Nabi Muhammad yakni : Siddiq, Amanah,
Fathonah, Tabligh. Siddiq berarti benar dalam perkataan dan perbuatan. Mustahil jika seorang nabi
dan rasul seorang pembohong yang suka berbohong. Esensinya adalah kejujuran, remaja yang baik harus jujur dalam bersikap, santun dalam perbuatan serta bijak
dalam setiap keputusan. Maka remaja dianjurkan untuk bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.
Amanah artinya terpercaya atau dapat dipercaya. Mustahil jika seorang nabi dan rasul seorang pengkhianat yang suka khianat. Sejatinya, remaja harus memiliki
keteguhan dalam berprinsip, komitmen mengemban kepercayaan yang dipikul dan tegak lurus dalam cita-cita membangun masyarakat yang berakhlakul karimah.
Dengan sifat nabi yang terpercaya, remaja harus bisa menepati janjinya dan dapat dipercaya oleh masyarakat.
Fathonah artinya cerdas, pandai atau pintar. Mustahil jika seorang nabi dan rasul seorang yang bodoh dan tidak mengerti apa-apa. Intinya, remaja dipersiapkan
sebagai kader pemimpin masa depan. Maka, remaja harus cakap, pintar dan cerdas, kaya wawasan pengetahuan, punya spirit belajar tinggi dan mengutamakan
pendidikan. Pada zaman modern sekarang ini, remaja harus pandai dalam teknologi supaya tidak ketinggal dengan perkembangan zaman.
Tabligh artinya menyampaikan wahyu atau risalah dari Allah SWT kepada orang lain. Mustahil jika seorang nabi dan rasul menyembunyikan dan merahasiakan
wahyu atau risalah Allah SWT. Hakikatnya, remaja harus mampu menuangkan gagasan-pemikiran, ide-die dan argumentasi yang konstruktif. Remaja juga harus
berani tampil di depan forum publik sebagai orator atau pendakwah sejati.
26
Dengan akhlak remaja yang tercermin dari perilaku sifat-sifat Rasul ini niscaya akan menjadi amunisi terbaik dalam perjuangan menuju bangsa Indonesia menjadi
bangsa berperadaban maju dan modern, namun tetap mulia, santun dan bermartabat. Niscaya pula, semangat remaja dalam syiar Islam akan menumbuhkan kerja keras,
skill dan ketahanan mental. Bermacam langkah nyata yang dapat dilakukan remaja dalam penanaman
akhlak, diantaranya: Pertama, remaja harus giat menuntut ilmu pengetahuan. Kedua, remaja harus
berprestasi dalam hal apa pun, misalnya, pendidikan, olah raga, seni, budaya dan lainnya serta pendidikan Islam. Ketiga, remaja harus memiliki karakter memimpin.
Keempat, remaja harus cakap dalam hal teknologi dan informasi TI, karena dengan menguasai TI remaja akan siap bersaing. Kelima, remaja harus memiliki jiwa
wirausahawan entrepreneurship. Keenam, remaja harus memiliki integritas moral dan akhlak mulia.
Pondasi akhlak adalah pendidikan Islam dan peran keluarga. Remaja sekarang harus terbebas dari narkoba, pergaulan sex bebas, bebas penyakit HIV, AIDS, dan
lain-lain. Sejatinya, dengan meneladani kepribadian Rasulullah, niscaya remaja dalam kiprahnya, tidak sekedar kontribusi pemikiran, tapi suatu karya nyata bermanfaat,
dengan bingkai akhlak mulia. Kita berharap peran remaja bisa menjadi teladan di masyarakat dan generasi berikutnya
Pembinaan akhlak di kalangan remaja menurut Ibn Miskawaih adalah “dititik beratkan kepada pembersihan pribadi dari sifat-sifat yang berlawanan dengan
tuntunan agama seperti takabur, pemarah dan penipu.”
36
Keluhuran akhlak sebagai media untuk menduduki tingkat kepribadian remaja yang berbobot Islam.
Kegunaan lain yang dapat dipetik dari hasil pembinaan akhlak, yakni: terhindarnya anak-anak remaja dari tabiat-tabiat tercela. Dengan demikian pembinaan
36
Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, cet. ke-2, h. 147.
27
akhlak menurut Ibn Miskawaih dapat memberi sumbangan positif bagi ketentraman dan keamanan masyarakat dari kejahatan pada umumnya.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan Islam di TPQ bagi remaja akan memberi pengaruh kuat terhadap pembentukan akhlak. Pendidikan Islam yang memadai akan menghasilkan
pengetahuan dan
penanaman agama
yang tinggi
sehingga dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam dari orang tua itu akan membentuk akhlak dan dapat mencegah anak tersebut untuk melakukan hal-
hal yang menyimpang. Demikian juga sebaliknya, ketika pendidikan Islam dari orang tua minim maka kualitas anak dalam pengetahuan agama akan minim juga, dan bisa
saja anak tersebut melakukan perbuatan hal-hal yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
Pada saat ini, akhlak remaja sangat kurang dalam pergaulannya. Ini terjadi di karenakan masih rendahnya pendidikan Islam di kalangan remaja dan juga remaja
rendahnya minat untuk menuntut ilmu agama Islam. Banyak kalangan remaja yang belum bisa menghadapi pergaulan yang sangat cepat, sehingga budaya asing yang
masuk dalam pergaulan mereka. Ini mengakibatkan banyaknya remaja yang menyimpang dalam pergaulannya.
Begitu banyak bukti untuk mengatakan bahwa anak remaja pada saat ini sedang sakit parah dalam pergaulan. Sehingga harus ada upaya yang ditempuh untuk
memperbaiki kondisi mereka. Sebagai muslim, tentunya kita menginginkan perubahan remaja yang rusak saat ini menjadi remaja yang Islami. Dan juga anak
remaja sekarang di harapkan dapat berprilaku baik berakhlakul karimah demi mewujudkan generasi muda yang Islami. Maka umat Islam akan maju dan
berkembang di muka bumi ini. Perubahan atau penurunan nilai akhlak terjadi di kalangan remaja, perubahan
tersebut sangat terlihat dari cara berpakaian, berbicara serta dalam berperilaku dalam