Faktor-Faktor Penyebab Kredit Bermasalah

Gusnita Sari : Analisis Kredit Ditinjau dari Posisi Non Performing Loan pada PT. Bank Mandiri PERSERO tbk Cabang Medan Zainul Arifin, 2008. USU Repository © 2009 5. Macet Loss, apabila memenuhi kreiteria: a. Tunggakan angsuran pokok dan bunga telah melampaui 270 hari. b. Kerugian operasional ditutup pinjaman baru. c. Jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia Ali, 2004:452, kualitas kredit berdasarkan kolektibilitas tersebut dibagi dalam dua kelompok, yaitu : 1. Non Performing Loan NPL, dikatakan baik dengan syarat maksimal 5 dari total kredit NPL5. 2. Performing Loan PL, dikatakan baik dengan syarat minimal 95 dari total kredit PL95. Berikut rumus perhitungan rasio NPL dan PL : 100 × + + = t TotalKredi t KreditMace gukan KreditDira ngLancar KreditKura NPL 100 × + = t TotalKredi Khusus mPerhatian KreditDala ar KreditLanc NPL

G. Faktor-Faktor Penyebab Kredit Bermasalah

Menurut Siamat 2001:175, kredit bermasalah disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Faktor Internal Gusnita Sari : Analisis Kredit Ditinjau dari Posisi Non Performing Loan pada PT. Bank Mandiri PERSERO tbk Cabang Medan Zainul Arifin, 2008. USU Repository © 2009 Faktor internal kredit bermasalah berhubungan dengan kebijakan dan strategi yang ditempuh pihak, yaitu: a. Kebijakan perkreditan yang ekspansif. Bank yang memiliki kelebihan dana excess liquidity sering menetapkan kebijakan perkreditan yang terlalu eksapansif yang melebihi pertumbuhan kredit secara wajar yaitu dengan menetapkan sejumlah target kredit yang harus dicapai untuk kurun waktu tertentu. Keharusan pencapaian target kredit dalam waktu tertentu tersebut cenderung mendorong pejabat kredit menempuh langka-langkah yang lebih agresif dalam penyaluran kredit sehingga mengakibatkan tidak lagi selektif dalam memilih calon debitur dan kurang menerapkan prinsip-prinsip perkreditan yang sehat dalam menilai permoohonan kredit sebagaimana seharusnya. Disamping itu bank sering saling membajak nasabah dengan memberikan kemudahan yang berlebihan. Bank dalam beberapa kasus sering mengabaikan kalau calon debiturnya masuk dalam Daftar Kredit MAcet yang diterbitkan Bank Indonesia secara rutin. b. Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan. Pejabat bank sering tidak mengikuti dan kurang disiplin dalam menerapkan prosedur perkreditan sesuai dengan pedoman dan tata cara pemberian kredit dalam suatu bank. Hal yang sering terjadi, bank tidak mewajibkan calon debitur membuat studi kelayakan dan menyampaikan data keuangan yang lengkap. Penyimpangan system dan prosedur perkreditan tersebut bias disebabkan karena jumlah dan kualitas sumber daya manusia khususnya yang menangani masalah perkreditan belum memadai. Disamping itu, salah satu Gusnita Sari : Analisis Kredit Ditinjau dari Posisi Non Performing Loan pada PT. Bank Mandiri PERSERO tbk Cabang Medan Zainul Arifin, 2008. USU Repository © 2009 penyebab timbulnya kredit bermasalah tersebut dari sisi intern bank adalah pihak dalam bank yang sangat dominan dalam pemutusan kredit. c. Lemahnya system administrasi dan pengawasan kredit. Mengukur kelemahan system administrasi dan pengawasan kredit bank dapat dilihat dari dokumen kredit yang seharusnya diminta dari debitur tapi tidak dilakukan oleh bank, berkas perkreditan tidak lengkap dan tidak teratur, pemantauan terhadap usaha debitur tidak dilakukan secara rutin, termasuk peninjauan langsung pada lokasi usaha debitur secara periodic. LEmahnya system administrasi dan pengawasan tersebut menyebabkan kredit yang secara potensial akan mengalami maslah tidak dapat dilacak secara dini, sehingga bank terlambat melakukan langkah-langkah pencegahan. d. Lemahnya system informasi kredit. Sistem informasi kredit yang tidak berjalan sebagaimana seharusnya akan memperlemah keakuratan pelaporan bank yang pada gilirannya akan sulit melakukan deteksi dini. Hal tersebut dapat menyebabkan terlambatnya pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah. e. Itikad kurang baik dari pihak bank. Pemilik atau pengurus bank sering kali memanfaatkan keberadaan banknya untuk kepentingan kelompok bisnisnya dengan sengaja melanggar Gusnita Sari : Analisis Kredit Ditinjau dari Posisi Non Performing Loan pada PT. Bank Mandiri PERSERO tbk Cabang Medan Zainul Arifin, 2008. USU Repository © 2009 ketentuan kehati-hatian perbankan terutama legal lending limit. Skenario lain adalah pemilik dan atau pengurus bank memberikan kredit kepada debitur yang sebenarnya fiktif, padahal kredit tersebut digunakan untuk kepentingan pemilik atau pengurus bank yang memiliki itikad kurang baik. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal ini sangat terkait dengan kegiatan usaha debitur yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah, antara lain terdiri dari: a. Penurunan kegiatan ekonomi dan tingginya tingkat bunga kredit. Kegiatan usaha debitur rentan terhadap terjadinya penurunan kegiatan ekonomi dan dalam waktu yang sama tingkat suku bunga mengalami kenaikan yang tinggi. Penurunan kegiatan ekonomi dapat disebabkan oleh adanya kebijakan penyejukan ekonomi dan akibat kebijakan pengetatan uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia menyebabkan tingkat bunga naik yang pada gilirannya bank tidak lagi mampu membayar cicilan pokok dan bunga kredit. b. Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur. Persaingan bank yang sangat ketat dalam penyaluran kredit dapat dimanfaatkan debitur yang kurang memiliki itikad baik dengan cara memperoleh kredit melebihi jumlah yang diperlukan dan untuk usaha yang tidak jelas atau untuk spekulatif. c. Kegagalan usaha debitur. Kegagalan usaha debitur dapat terjadi karena sifat usaha debitur sensitive terhadap pengaruh eksternal eksternal factors, misalnya kegagalan dalam Gusnita Sari : Analisis Kredit Ditinjau dari Posisi Non Performing Loan pada PT. Bank Mandiri PERSERO tbk Cabang Medan Zainul Arifin, 2008. USU Repository © 2009 pemasaran produk, terjadi perubahan harga di pasar, perubahan pola konsumen dan pengaruh perekonomian nasional. d. Debitur mengalami musibah. Musibah dapat saja terjadi pada debitur , misalnya meninggal dunia, loksi usahanya mengalami kebakaran atau kerusakan sementara usaha debitur tidak dilindungi asuransi.

H. Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah