3. Pemikiran  M.  Syuhudi  Ismail  Tentang  Hadis  Kewajiban  Mandi  Pada
Hari Jumat
M.  Syuhudi  Ismail  mengemukakan  pendapatnya  mengenai  hadis  tentang kewajiban  mandi  pada  hari  jumat  dengan  mengutip  pendapat  hadis  sebelumnya
Mandi  pada  hari  Jumat.  Dapat  dikatakan  bahwa  pemikiran  M.  Syuhudi  Ismail pada  hadis  ini,  pemahamannya  adalah  secara  kontekstual.  Ia  menyatakan  bahwa
masyarakat  yang  terbiasa  mandi  dua  kali  sehari  dan  bau  tubuhnya  tidak mengganggu masyarakat lainnya maka ia tidak diwajibkan mandi.
Adapaun  bagi  mereka  yang  jarang  mandi  dan  jarang  mengganti  pakaian diwajibkan  mandi  sebelum  melaksanakan  shalat  jumat.
39
Pada  hadis  ini,  M. Syuhudi  Ismail  menyatakan  bahwa  hadis  ini  difahami  secara  kontekstual  dan
pemikirannya mengacu kepada hadis sebelumnya yang membicarakan tema yang sama.  Namun  hemat  penulis,  pada  hadis  ini  M.  Syuhudi  Ismail  tidak
menyinggung  bahwa  hadis  ini  diwajibkan  bagi  mereka  yang  telah  bermimpi baligh.
Dalam  hadis  ini  terlihat  bagaimana  Syuhudi  mengaitkan  pemahamannya dengan  hadis  sebelumnya.  Karena  dalam  hadis  diatas  tiadak  terdapat  asbâb  al-
wurûd .  Maka  ia  menganalogikan  keharusan  mandi  jumat  karena  telah  bermimpi
baligh dengan keharusan yang disebabkan kotornya pakaian dan badan, lebih lagi
jika dua hal tersebut terjadi secara bersamaan.
E. Hadis Tentang Syair Puisi dan Nanah
1. Kritik Sanad
39
Ismail, Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual: Tela‟ah Ma‟ani al-Hadits Tentang
Ajaran Islam Yang Universal, Temporal dan Lokal, h. 59-60.
Hadisnya adalah
Lebih  baik  perutmu  diisi  nanah  daripada  diisi  syair  puisi HR.  al-
Bukhârî dan lain-lain Di  dalam  kitab  al-
Mu„jam  al-Mufahrâs  Li  Alfâz  al-Hadîst  al-Nabawî terdapat isyarat yang menyatakan bahwa hadis tersebut terdapat dalam kitab-kitab
hadis,  yaitu  Kha,  di  dalam  kitab  Sahîh  al-Bukhârî  kitab  Adab  Adab  92  dan  4. Mim
Sahîh Muslim Syi„ir 907. Dal Sunan Abî Dâwud Adab 87. Ta Sunan al-
Tirmidzî Adab 71. Nun Sunan al-
Nasâ‟î 69. Jah Sunan Ibn Mâjah Adab 42. Di
Sunan al-Dârimî Isti‟djan 69. Hamim Musnad Ahmad bin Hanbal 1, 175,
dan 177.
40
Kitab Sunan Abî Dâwud
Sanad-sanadnya  adalah  Abû  Walîd  al-T ayâlîsî,  Syu„bah, al-A„Masy, Abî
Sâlih dari Abû Hurairah ra. Kitab Sunan Ibn Mâjah
40
Weinsinck, Mu‟jam al-Mufahras li alfâz al-Hadîs al-Nabawiyah, Bab Min Ayamtaliya
Syi„ran Jilid III  h. 140.
41
al-Sijistanî, Sunan Abî Dâwud, bab Adab Ma Ja‟a Fi Syi„r juz IV h. 460.
Hadis  yang  diriwayatkan  oleh  Ibn  Mâjah,  rangkaian  sanadnya  sebagai berikut:  Abû  Bakar,  Hafs
,  Mu„âwiyah,  Wakî„,  al-A„masy,  Abî  Sâlih  dari  Abû Hurairah ra.
Kitab Sunan al-Tirmidzî
Hadis yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzî, sanad-sanadnya adalah „Îsâ bin
„Utsmân bin „Îsâ al-Ramlî, „Ammi Yahyâ bin „Îsâ, al-A„masy, Abî Sâlih dari Abû Hurairah ra.
Kitab Sunan al-Dârimî
Hadis  yang  diriwayatkan  oleh  al-Dârimî,  sanad-sanadnya  adalah
„Ubaidillâh bin Mûsâ, Hanzalah, Salîm dari Ibn „Umar ra. Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal
42
al-Quzwini,  Sunan  Ibn  Mâjah,  Bab  Ma  Karahu  Min  al- Syi„r  Juz  II.  h.  1236.  Pada
halaman 1237 di bab yang sama terdapat tema yang sama, namun berbeda sanad.
43
al-Tirmidzî,  Sunan al-Tirmidzî, Bab Li Ayyamtalia Jaufa Ahadakum Qaihan Min al- Syi„r. juz V h. 140. Pada halaman 141 terdapat pula tema yang sama dengan sanad yang berbeda.
44
al-Dârimî, Sunan al-Dârimî, bab Li Ayyamtalia Jaufa Ahadakum juz II h. 384.
Rangkaian  sanad-sanady na  adalah  „Abdullâh,  Abî  Ahmad  bin  Hanbal,
Muh ammad bin Ja„far, Syu„bah dan Hujjâj, Syu „bah, Qatâdah, Yunus bin Jubair,
Muh ammad bin Jubair bin Sa„d dari Sa„d.
Menurut  penulis,  secara  keseluruhan  sanad  hadis  mengenai  syair  puisi dan  nanah  berkualitas  sahih.  Hal  itu  disebabkan  karena  hadis  di  atas  memenuhi
kriteria  kesahihan  sanad  hadis.  Di  antaranya  terdapatnya  ketersambungan  sanad, periwayat-periwayatnya  bersifat
„âdil  dan  dâbit.  Perawi  hadisnya  juga  harus terhindar dari ke-syaz-an dan  terhindar dari
„illat.
2. Kritik Matan