Hemat penulis dengan gambaran yeng telah dikemukakan dan rujukan yang digunakan pemikiran M. Syuhudi Ismail dipengaruhi oleh asbâb al-wurûd
yang dikemukakan oleh Al-Sayyid al-Syarîf Ibrâhîm bin Muhammad ibn Hamzah di dalam karyanya al-Bayân al-
Ta„rîf Fî Asbâb al-Wurûd al-Hadîts al-Syarîf. Metode yang digunakannya pun sama dengan yang sebelumnya.
D. Hadis Tentang Kewajiban Mandi Pada Hari Jumat
1. Kritik Sanad
Hadisnya adalah
Mandi pada hari jumat adalah wajib atas setiap orang yang telah bermimpi
HR. al-Bukhârî, Muslim, dan lain-lain Hadis ini berhubungan dengan hadis sebelumnya. Jika sebelumnya
berbicara tentang keharusan mandi jum‟at karena kondisi badan dan pakaian yang jarang dibersihkan. Maka dalam hadis ini keharusannya lebih dikarenakan telah
bermimpi baligh. Mengenai sanad hadis keempat ini senada dengan informasi yang tedapat
dalam hadis ketiga, yaitu terdapat dalam kitab kitab al- Mu„jam al-Mufahrâs Li
Alfâz al-Hadîst al-Nabawî terdapat isyarat yang menyatakan bahwa hadis tersebut
terdapat dalam kitab-kitab hadis, yaitu K ha, jum„ah di dalam kitab Sahîh al-
Bukhârî kitab Jumat 2, 3, 5, 6, 12, dan 26. Adzan 161, syahadah 185. Mim Sahîh
Muslim Musafirin 26 dan 27 dan
Jum„ah 1, 2, 3, dan 6-8. Dal Sunan Abî Dâwud
Taharah 127 dan 128. Ta Sunan al-Tirmidzî Jum„ah 29. Nun Sunan al-
Nasâ‟î Jum„ah 7, 8, 11 dan 25 dan Siyam 81. Jah Sunan Ibn Mâjah Iqamah 78,
80, dan 83. Di Sunan al-Dârimî Salat 190. T al-Muwatta Jum„ah 2 dan 4.
Hamim Musnad Ahmad bin Hanbal 1, 51, 46, dan 365.
32
Kitab Sunan al- Nasâ‟î
Dalam riwayat al- Nasâ‟î, sanad-sanadnya adalah Muhammad bin Salamah
Abû al-Harits al- Misri, Ibn Wahb, „Amr bin al-Harist, Sa „id bin Abî Hilâl dan
Bakir bin al-Asyjâ, Abî Bakr bin al- Munkadir, „Amr bin Salîm, „Abd al-Rahmân
bin Abî Sa„îd al-Khudrî dari Abî Sa„îd al-Khudrî. Hadis yang diriwayatkan oleh al-
Nasâ‟î ini memenuhi kriteria kesahihan sanad hadis, yaitu terdapatnya ketersambungan sanad, periwayat-periwayatnya
bersifat „âdil dan dâbit. Perawi hadisnya juga harus terhindar dari ke-syaz-an dan
terhindar dari „illat.
Kitab Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal
32
Weinsinck, Mu‟jam al-Mufahras li alfâz al-Hadîs al-Nabawiyah. Jilid I h. 370.
33
al-Nasâ ‟î, Sunan al-Nasâ‟î al-Kubrâ, bab Ijab al-Ghusli Yaum al-Jum„ah juz I h. 520
dan 521. Pada bab al-Siwak Yaum al- Jum„ah, Juz I h. 519.
Begitu pula sanad-sanad yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Hemat penulis seuruhnya berkualitas sahih karena sanadnya tersambung, periwayat-
periwayatnya bersifat „âdil dan dâbit, dan terhindar dari ke-syaz-an serta
terhindar dari „illat. Sanad-sanad adalah „Abdullâh, Abî Ahmad bin Hanbal,
Sofyân, S ofwân bin Salîm, „Ata bin Yasâr dari Abî Sa„îd al-Khudrî.
Sedangkan hadis yang awal matannya tidak diawali kata al yaitu: Kitab Sunan Abî Dâwud
Sanad-sanadnya adalah „Abdullâh bin Musalamah bin Qa„nab, Mâlik,
S afwân bin Salîm, „Ata bin Yasâr dari Abî Sa„îd al-Khudrî.
Kitab Sunan Ibn Mâjah
34
Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, juz III h. 6, 30, 60, 65, dan 69.
35
al-Sijistanî, Sunan Abî Dawud, bab Fi al-Ghusli Yaum al- Jum„ah juz I h. 134. Pada 135
dan 136 pun terdapat tema yang sama dengan sanad yang berbeda.
Rangkaian sanad sebagai berikut: Sahl bin Abî Sahl, S ufyân bin „Uyainah,
Safwân bin Salîm, „Ata bin Yasâr dari Abî Sa„îd al-Khudrî.
Kitab Sunan al- Nasâ‟î
Rangkaian sanad-sanadnya adalah Qutaibah bin Sa„îd, Mâlik, Safwân bin
Salîm, „Ata bin Yasâr dari Abî Sa„îd al-Khudrî. Dari seluruh rangkaian sanad- sanad hadis mengenai kewajiban shalat jumat bagi yang telah bermimpi baligh,
baik yang diawalai dengan kata al maupun tidak, hemat penulis bahwa sanad- sanadnya berkualitas sahih. Karena sesuai dengan kesahihan sanad hadis seperti
sanad-sandnya bersambung, periwayat-periwayatnya bersifat „âdil dan dâbit.
Perawi hadisnya juga harus terhindar dari ke-syaz-an dan terhindar dari „illat.
2. Kritik Matan