Kritik Sanad Hadis Tentang Yang Tidak Menyayangi Tidak Disayangi

38

BAB IV STUDI KRITIS SANAD, MATAN, DAN

PEMIKIRAN M. SYUHUDI ISMAIL Sebelum membahas lebih jauh, terlebih dahulu penulis menggaris bawahi bahwa pada bab IV ini penulis hanya mengkritisi sanad dan matan hadis yang terdapat dalam kitab hadis selain Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Karena kedua perawi tersebut telah disepakati oleh para ulama akan kesahihan hadisnya.

A. Hadis Tentang Yang Tidak Menyayangi Tidak Disayangi

1. Kritik Sanad

Di dalam buku Hadis Nabi y ang Tekstual dan Kontekstual: Tela‟ah Ma‟ani al-Hadits tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan Lokal pada bab Hadis yang Mempunyai Sebab Secara Khusus karya M. Syuhudi Ismail, tercantum potongan hadis: Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka tidak disayangi HR. al-Bukhârî, Muslim, dan lain-lain. Dari Abû Hurairah M. Syuhudi Ismail dalam bukunya menyatakan bahwa hadis tersebut berstatus sahih, namun pada buku itu tidak disebutkan rangkaian sanad yang menunjukkan bahwa hadis tersebut sahih. Di sisi lain, ia juga tidak menyampaikan secara sempurna terdapat di kitab mana saja ia berada. Setelah penulis lacak, hadis tersebut memiliki banyak perawi yang meriwayatkannya. Di dalam kitab al- Mu„jam al-Mufahrâs Li Alfâz al-Hadîst al-Nabawî karya Arnold Jhon Weinsinck, terdapat petunjuk yang menyatakan bahwa hadis tersebut terdapat dalam kitab-kitab hadis. Di antaranya Kha kitab Sahîh al-Bukhârî adab 18 dan 28. Mim Sahîh Muslim Fada‟il 65. Dal Sunan Abî Dâwud adab 145. Ta Sunan al-Tirmidzî birru 12. Ham Musnad Ahmad bin Hanbal II, 229, 241, 369 dan 514. 1 Di dalam kitab Sunan Abî Dâwud. Sanad-sanad hadis yang diriwayatkan oleh Abû Dâwud adalah Musadad, Sofyân, al-Zuhrî, Abû Salama dari Abû Hurairah. Hampir terjadi persamaan antara sanad-sanad yang diriwayatkan oleh al-Bukhârî, Muslim dan Abû Dâwud mengenai hadis yang tidak menyayangi tidak disayangi. Pada hadis Abû Dâwud sanad pertama diriwayatkan oleh Musadad. Kitab Sunan al-Tirmidzî 1 Arnold Jhon Weinsinck, Mu‟jam al-Mufahras li alfâz al-Hadîs al-Nabawiyah. EJ. Brill, Leiden. Jilid II h. 236. 2 Abû Dâwud Sulaimân bin al- Asy„ats al-Sijistanî, Sunan Abî Dâwud Dar al-Fikr: Beirut bab fi qablati al-rajuli waladahu Juz 4 h. 24. Rangkaian sanad hadis dari Al-Tirmidzî adalah Ibn Abî „Amru dan Sa„îd bin „Abd al-Rahmân, Sufyân, al-Zuhrî, Abû Salamah dari Abû Hurairah ra. Menurut al- Tirmidzî Abû „Îsâ bahwa hadis ini berstatus hasan sahîh. 3 Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal Sanad-sanad hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal di dalam kitabnya, Musnad Ahmad bin Hanbal mengemukakan sanad-sanad hadis yang diriwayatkannya amat banyak, namun dalam hal ini penulis mengambil sebuah hadis yang sanad- sanadnya adalah „Abdullâh, Abî Ahmad bin Hanbal, Husyaim, al-Zuhrî, Abî Salamah dari Abû Hurairah ra. Menurut penulis, hadis yang diriwayatkan Ahmad bin Hanbal ini berkualitas sahih karena memenuhi syarat al- Syaikhâni al-Bukhârî dan Muslim . Hemat penulis semua hadis di atas berkualitas sahih. Hal itu disebabkan karena hadis di atas memenuhi kriteria kesahihan sanad hadis. Di antaranya terdapatnya ketersambungan sanad, periwayat-periwayatnya bersifat „âdil dan dâbit . Perawi hadisnya juga harus terhindar dari ke-syaz-an dan terhindar dari „illat.. Dengan demikian penulis berkesimpulan bahwa hadis mengenai yang tidak menyayangi tidak disayangi sanad-sanadnya sahih. 3 Abû „Îsâ Muhammad bin „Îsâ bin Sawrah al-Tirmidzî , Sunan al-Tirmidzî Daar al-Fikr: Libanon Bab Rahmat al-Walad juz 4 h. 318. 4 Abû „Abdullâh bin Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal. Dar al- Kutub al-Islamî: Beirut juz II h. 228, 241, 269, dan 514. 152. juz IV h. 365.

2. Kritik Matan