Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu hadis melewati beberapa fase, salah satunya adalah fase pembukuan. Hadis-hadis Nabi saw. mulai dibukukan secara resmi pada masa pemerintahan „Umar bin „Abd al-„Azîz 99-101 H. Akan tetapi, ada beberapa dari kalangan sahabat Nabi yang secara pribadi mengumpulkan dan menulis hadis-hadis sebelum masa pemerintahan „Umar bin „Abd al-„Azîz. Mengenai hadis-hadis tersebut, para ulama membagi hadis-hadis yang memiliki kedudukan terbaik pada masa itu menjadi beberapa bagian: 1. Al-Sahîfah al-Sâlihah. Naskah yang berisi hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Abû Hurairah ra. dan ditulis langsung oleh muridnya, Humâm bin Munabbih. Naskah ini disebut juga dengan Sahîfah Humâm. 2. Al-Sahîfah Sadîqah. Naskah ini ditulis langsung oleh „Abdullâh bin „Amr bin „As. Ia dinilai oleh Abû Hurairah ra. memiliki pengetahuan yang lebih mengenai hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Ia juga merupakan sahabat yang telah mendapat restu langsung dari Nabi untuk menulis hadis- hadisnya, walaupun dalam kondisi Nabi yang tidak memungkinkan. 3. Sahîfah Samurah bin Jundub. Naskah ini tersebar dikalangan para ulama, isinya banyak mengandung sains. 4. Sahîfah Jabir bin „Abdullâh. Ia adalah sahabat yang banyak mencatat hadis-hadis Nabi Muhammad saw. mengenai ibadah haji dan khutbah Nabi pada haji Wada„. Naskah-naskah ini menunjukkan bahwa sebelumnya telah ada upaya penulisan hadis yang didasarkan atas kepentingan sahabat tersendiri, jauh dari legalitas yang diperintahkan oleh „Umar bin „Abd al-„Azîz. 1 Hal ini tentunya mempersempit dugaan adanya peluang terkontaminasinya hadis-hadis tersebut. Mengenai suatu hadis, jika ada keterangan dari Nabi Muhammad saw. yang tampak berseberangan dengan ayat-ayat al- Qur‟an, maka di situlah sering terjadi perbedaan pemahaman maknanya. Di sisi lain, sebagaimana disinyalir dalam al- Qur‟an, Nabi Muhammad saw. selain dinyatakan sebagai Rasûlullâh, beliau juga merupakan seorang manusia dengan segala sifat dan fungsinya yang begitu kompleks. Seperti, menjadi kepala negara, pemimpin masyarakat, panglima perang, hakim dan lain sebagainya, sehingga ketika memahami ucapan, perbuatan, dan taqrîr-nya 2 perlu diketahui perannya saat itu. 3 Dalam memahami hadis, seseorang harus mengetahui kondisi sanad dan matannya. Selain itu, harus mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi ketika Nabi mengeluarkan hadis, misalnya dengan mengetahui asbâb al-wurûd hadîts. Kemudian, perlu juga mengetahui tentang sifat-sifat hadis tersebut, apakah bersifat umum ataukah kejadiannya memang bersifat khusus. Hal itu semua sangat diperlukan guna mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai suatu hadis. 1 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Mizan: Bandung, 1992 h. 129. 2 Pembenaran yang dilakukan dengan cara diamnya Nabi Muhammad saw. terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang. 3 M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi y ang Tekstual dan Kontekstual: Tela‟ah Ma‟ani al-Hadits Tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan Lokal. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1994 h. 5. Banyak ulama dengan berbagai karyanya berusaha menyajikan metode untuk memahami hadis. Tetapi, kebanyakan dari mereka bukan berasal dari Indonesia, yang tentunya karya-karyanya pun bukan berbahasa Indonesia. Hal ini berdampak pada minimnya literatur-literatur maupun bahan bacaan yang memudahkan dalam memahami ilmu hadis. Meskipun begitu, ada beberapa ulama Indonesia yang menaruh perhatian terhadap perkembangan ilmu hadis di Indonesia. Salah satunya adalah M. Syuhudi Ismail, melalui pemikiran serta karya-karya inovatifnya dalam bidang hadis, ia memberikan wacana pemahaman yang amat baik dan menguraikan teori yang memudahkan dalam memahami hadis. Di antara karya beliau yang sangat membantu dalam memahami hadis adalah buku Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Tela‟ah Ma‟ani al-Hadits tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan Lokal . Untuk lebih memahami karya beliau, penulis beusaha mengkritisi hadis yang terdapat pada buku tersebut. Setelah menguraikan latar belakang pemikiran di atas, penulis berusaha merumuskannya dalam sebuah judul skripsi, yaitu “Studi Kritis Hadis-Hadis yang Mempunyai Sebab Secara Khusus pada Buku Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Tela’ah Ma’ani al-Hadits tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan Lokal Karya M. Syuhudi Ismail. ” Beberapa hal yang membuat penulis memilih studi kritis hadis pada buku M. Syuhudi Ismail ini antara lain karena karya-karya beliau yang begitu penting terhadap perkembangan hadis di Indonesia, juga karena beliau tidak menerangkan silsilah sanad hadis dan tidak pula menjabarkan kualitas hadis pada bukunya. Karena itu, penulis ingin menguraikan hadis-hadis yang terdapat pada buku tersebut untuk lebih mengetahui kondisi sanad dan matannya, serta lebih memahami pemikiran M. Syuhudi Ismail mengenai hadis-hadis tersebut.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah