Penelitian Kualitatif Kreadibilitas dan Validitas Penelitian

Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009

BAB III METODE PENELITIAN

A. Penelitian Kualitatif

Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2006 mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini juga untuk menggambarkan dan menjawab pertanyaan seputar subjek penelitian beserta konteksnya. Sejalan dengan definisi tersebut Kirk dan Miller dalam Moleong, 2006 mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Menurut Moleong 2006, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara keseluruhan, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Pemilihan metode penelitian kualitatif menjadi metode dalam penelitian ini karena peneliti ingin melihat pengalaman subjektif seorang caregiver yang merupakan keluarga dari penderita penyakit Alzheimer, bagaimana pengalaman stres mereka dan strategi coping yang digunakan untuk mengatasi stres mereka selama menjadi caregiver. Perbedaan strategi coping yang digunakan oleh setiap orang untuk mengatasi stres juga merupakan alasan peneliti mengapa menggunakan metode penelitian kualitatif, hal ini sesuai dengan fungsi dan Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 pemanfaatan kualitatif yaitu dapat melihat sesuatu secara mendalam, memahami isu-isu yang sensitif, dan isu-isu yang rumit.

B. Subjek Penelitian 1. Karakteristik subjek penelitian

Adapun karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian telah disesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan diteliti adalah : 1. Caregiver penderita penyakit Alzheimer pada stadium menengah dan akhir yang merupakan istri dari penderita. Penderita Alzheimer pada stadium menengah dan akhir akan mengalami peningkatan gangguan perilaku, ketergantungan dalam aktivitas sehari-hari, dan penurunan fungsi kognitif. Peningkatan pada stadium menengah dan akhir berhubungan dengan peningkatan stres dan gangguan kesehatan mental pada caregiver Alspaugh, Stephens, Townsend, Zarit, Greene, 1999; Aneshensel et.al., 1995; Walker, Acock, Bowman, Li, 1996; Zarit, Todd, Zarit, 1986. Sekitar 40 caregiver disediakan oleh pasangan suami atau istri yaitu 14 oleh suami dan 26 oleh istri Harris, 1993 dalam Barrow, 1996.

2. Jumlah subjek penelitian

Menurut Patton dalam Poerwandari, 2001, penelitian kualitatif memiliki sifat yang luwes, oleh sebab itu tidak ada aturan yang pasti mengenai jumlah subjek yang harus diambil dalam penelitian kualitatif. Jumlah subjek sangat tergantung pada apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia. Jumlah subjek yang akan diambil dalam penelitian ini adalah dua orang. Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009

3. Teknik pengambilan subjek

Prosedur pengambilan subjek dalam penelitian ini berdasarkan konstruk operasional theory-basedoperational construct sampling. Subjek dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai dengan studi-studi sebelumnya, atau sesuai dengan tujuan penelitian dalam Poerwandari, 2001.

4. Lokasi penelitian

Penelitian akan dilakukan di Kota Medan, karena terdapat alasan kemudahan bagi peneliti dalam menemukan sampel, mengingat peneliti juga berdomisili di Kota Medan sekaligus menghemat biaya penelitian. Lokasi penelitian dapat berubah sewaktu-waktu dan disesuaikan dengan keinginan dari subjek penelitian agar subjek merasa nyaman.

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong, 2006 sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan ini dapat dicatat melalui perekaman suara atau melalui catatan tertulis, pengambilan foto dan statistik. Pencatatan sumber data utama dapat dilakukan dengan wawancara dan observasi yang merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara.

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 pengetahuan makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain Banister dkk, 1994. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Demikian pula penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk wawancara dalam hal tertentu tidak boleh dilakukan sebelumnya. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok- pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden dalam konteks wawancara yang sebenarnya dalam Moleong, 2006

D. Alat Bantu Pengambilan Data

Menurut Poerwandari 2001, dalam metode wawancara, alat yang terpenting adalah peneliti sendiri. Namun, untuk memudahkan pengumpulan data, peneliti membutuhkan alat bantu. Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pedoman wawancara dan alat perekam.

1. Pedoman wawancara

Pedoman umum wawancara memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Pertanyaan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung tanpa melupakan aspek-aspek yang harus ditanyakan. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan sekaligus sebagai daftar pengecek bahwa semua aspek yang relevan telah Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 dibahas atau ditanyakan dalam Poerwandari, 2001. Tema yang akan digunakan pada pedoman wawancara adalah mengenai perasaan caregiver pada dampak penyakit yang ditimbulkan oleh penderita, pengalaman stres yang dialami oleh caregiver, dan strategi coping yang digunakan oleh caregiver.

2. Tape recorder

Tape recorder ini akan digunakan untuk merekam wawancara yang dilakukan sehingga semua data penting yang diungkapkan subjek tidak ada yang terlupakan. Rekaman wawancara berguna untuk verbatim sehingga mempermudah dalam melakukan pengkodean dan analisis data. Penggunaan tape recorder ini akan dilakukan dengan seizin subjek penelitian dalam Poerwandari, 2001.

E. Kreadibilitas dan Validitas Penelitian

Dalam penelitian kualitatif dikenal istilah kreadibilitas yaitu istilah yang paling banyak dipilih untuk mengganti konsep validitas yang dimaksud untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kreadibilitas studi kualitiatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks Poerwandari, 2001. Menurut Sarantoks dalam Poerwandari, 2001 ada empat jenis validitas yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu : 1. Validitas Kumulatif Validitas kumulatif dicapai bila temuan dari studi-studi lain mengenai topik yang sama menunjukkan hasil yang kurang lebih serupa. 2. Validitas Komunikatif Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Validitas komunikatif didapatkan melalui dikonfirmasikannya kembali data dan analisa pada subjek penelitian. Data-data dan hasil analisa yang diperoleh akan dikonfirmasikan kembali pada sampel penelitian ini adalah pasangan penderita yang berperan menjadi caregiver penderita Alzheimer. 3. Validitas Argumentatif Validitas argumentatif tercapai bila presentasi temuan dan kesimpulan dapat diikuti dengan baik dan rasionalnya, serta dapat dibuktikan dengan melihat kembali ke data mentah. 4. Validitas Ekologis Validitas ekologis menunjukkan pada sejauh mana studi dilakukan pada kondisi alamiah dari partisipan yang teliti, sehingga justru kondisi ”apa adanya” dan kehidupan sehari-hari menjadi konteks penting penelitian. Patton dalam Poerwandari, 2001 mengemukakan beberapa cara untuk meningkatkan kredibilitas penelitian kualitatif antara lain : 1. Mencatat bebas hal-hal penting serinci mungkin, mencakup catatan pengamatan objektif terhadap setting, partisipan ataupun hal-hal yang terkait. Peneliti juga perlu menyediakan catatan khusus yang memungkinkan menuliskan berbagai alternatif konsep, skema atau metafora yang terkait dengan data. Catatan ini sangat penting dalam memudahkan mengembangkan analisa dan interpretasi. 2. Mendokumentasikan secara lengkap dan rapi data yang terkumpul, proses, pengumpulan data dan strategi analisnya. 3. Memanfaatkan langkah-langkah dan proses yang diambil peneliti-peneliti sebelumnya sebagai masukan bagi peneliti untuk melakukan pendekatan terhadap penelitiannya dan menjamin pengumpulan data yang berkualitas untuk penelitiaanya sendiri. Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 4. Menyertakan partner atau orang-orang yang dapat berperan sebagai ”setan” atau pengkritik yang memberikan saran-saran dan pembelaan devil advocate yang memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap analisa yang dilakukan peneliti. 5. Melakukan upaya-upaya konstan untuk menemukan kasus-kasus negatif; pemahaman kita tentang pola dan kecenderungan yang telah kita identifikasikan akan meningkat bila kita memberikan pula perhatian pada kasus-kasus yang tidak sesuai dengan pola umum tersebut. 6. Melakukan pengecekan dan pengecekan kembali checking dan rechecking data, dengan usaha menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda. Peneliti perlu mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisa, dengan mengaplikasikannya pada data, serta mengajukan pertanyan tentang data.

F. Prosedur Penelitian