Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
“yang lucunya dianya minta pindah ke Medan pula..tau,eek dia sapukannya semua di tiang- tiang tempat tidur..habis la semua..aduh,semua lari la keluar..abis tu minta tolong la kami ke
suster biar bersihin..trus dibersihkan la semua itu,kasian kali la kita aja lari..” R1. W1b. 127-136hal 5
“ya kami manggil suster buat ngebersihinnya..orang saya sendiri aja pun jijik liatnya..gak bisa ngebersihin..gimana ya,saya kasih uang juga la suster itu..ya saya mikir saya sendiri gak
sanggup buat ngebersihin itu..” R1. W2b. 164-170hal 20
Hal inilah yang membuat caregiver penderita Alzheimer semakin stress dan bagaimana caregiver mengurangi stresnya dengan melakukan coping stress. Reaksi
responden terhadap sumber stress dapat mempengaruhi kesehatannya dan bagaimana ia memberikan perawatan kepada suaminya yang menderita penyakit Alzheimer.
4. Pembahasan Data Responden A
Penyakit Alzheimer adalah kerusakan otak yang ditandai dengan penurunan dari perhatian, memori, dan kepribadian. Penyakit Alzheimer merupakan keadaan di mana
daya ingatan seseorang merosot dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri sendiri. Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Bantuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari akan menyebabkan penderita membutuhkan seseorang untuk merawat.
Seseorang yang memberikan perawatan disebut dengan caregiver. Nazwa merupakan caregiver informal suaminya yang menderita penyakit Alzheimer. Pada awalnya Nazwa
hanya sendiri dalam memberikan perawatan kepada suaminya di rumah tanpa bantuan dari tenaga professional lainnya tetapi saat ini suami Nazwa sedang dirawat di Rumah
Sakit. Sehingga ia sekarang mendapatkan bantuan caregiver formal dari perawat di Rumah Sakit tempat suaminya sedang dirawat. Nazwa juga melakukan beberapa tugas
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
caregiving seperti perawatan personal dengan memandikan, membantu suaminya berpakaian, dan menyiapkan makanan serta mempersiapkan obat yang diberikan pada
suami Nazwa. Efek dari penyakit Alzheimer tidak hanya berdampak bagi penderita tetapi juga
berdampak pada anggota keluarga yang memberikan perawatan atau caregiving Berk, 2007. Tingkah laku penderita penyakit Alzheimer semakin bermasalah selama
peningkatan penyakitnya dan dapat meningkatkan stres dalam keluarganya Sarafino, 2006. Hal ini dapat dilihat pada Nazwa yang harus memberikan perawatan kepada
suaminya karena Raffi sudah tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan sendiri dan memerlukan bantuan dari Nazwa.
Menurut Aneshensel et.al 1995, stressor pada caregiver Alzheimer terdiri dari dua yaitu pertama objective stressor seperti penurunan kognitif, ketergantungan melakukan
aktivitas sehari-hari, dan penurunan kognitif pada penderita. Hal ini dapat dilihat ketika Nazwa membantu suaminya dalam tugas memandikan, sering marah jika suaminya
melawan dan ia akan memukul badan suaminya hingga biru. Nazwa juga jenuh dan bosan jika harus melakukan tugas dalam memberikan obat kepada suaminya secara rutin karena
ketergantungan suaminya dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Kedua, subjective stressor seperti perubahan hidup yang dialami oleh caregiver.
Perubahan hidup ini sebagai sesuatu yang diterima atau tidak diterima oleh caregiver. Nazwa tidak dapat menerima perubahan hidup yang dialaminya dengan adanya tuntutan
peran pada dirinya untuk memberikan perawatan kepada suaminya. Nazwa stres dengan perubahan hidup yang dialaminya dan ia sering memukul suaminya atau berteriak-teriak
di dalam rumah jika ia sedang kesal.
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
Keluarga yang berperan menjadi caregiver akan beresiko mengalami masalah fisik dan kesehatan mental serta kematian yang lebih cepat jika ia memberikan kapasitas yang
berlebihan dalam caregiving SchultzBeach, SovensenPinquart, 2005 dalam Berk 2007. Dampak stres pada caregiver semakin meningkatkan resiko yang ada. Untuk
mengurangi resiko masalah fisik dan kesehatan mental pada caregiver maka diperlukan metode coping stress yang tepat pada caregiver. Coping stress merupakan proses yang
mengatur tuntutan dari eksternal atau internal yang muncul melampaui batas sumber daya seseorang dalam Taylor 2003. Usaha coping dapat diartikan dengan memperbaiki
masalah dan dapat juga membantu seseorang merubah pandangannya terhadap kesenjangan, menerima ancaman, atau menghindar dari situasi.
Menurut Lazzarus Folkman dalam Sarafino, 2006 ada dua fungsi coping yaitu pertama emotion focused coping digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap
stress. Sedangkan fungsi coping yang kedua adalah problem focused coping digunakan oleh individu dengan mengurangi tuntutan dari situasi yang penuh tekanan atau
mengembangkan sumber daya pada dirinya. Caregiver akan memilih beberapa metode coping yang tepat mereka gunakan agar
dapat mengurangi dan menangani stress yang mereka alami. Penggunaan metode coping yang tepat akan mengurangi factor resiko pada caregiver penderita penyakit Alzheimer.
Nazwa menggunakan beberapa metode coping stress untuk mengatasi permasalahan yang ia hadapi sebagai berikut :
1 Masalah perubahan hidup yang dialami oleh caregiver
a. Metode confrontative adalah metode yang bertujuan sebagai problem focused, yaitu
usaha yang agresif untuk mengubah situasi yang ada.
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini dapat dilihat ketika Nazwa memikirkan hidupnya yang tidak pernah bebas dari dulu hingga sekarang karena ia harus memberikan perawatan kepada suaminya maka
Nazwa merasa kesal dan memukul suaminya dengan keras sampai badan suaminya biru karena pukulannya.
b. Metode acceptance adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused , yaitu
usaha untuk menerima kenyataan mengenai situasi yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari Nazwa yang berpikir bahwa hidup yang dijalaninya sekarang
sudah menjadi suratan takdir yang harus dijalaninya. Apa yang dialaminya sekarang memang takdir yang dijalaninya.
c. Metode Cognitive redefinition adalah metode yang bertujuan sebagai emotion
focused, yaitu usaha untuk tetap terlihat baik di dalam situasi yang buruk, membuat sesuatu perbandingan dengan orang lain yang lebih rendah, atau melihat sesuatu yang
baik yang muncul dari masalah itu. Hal ini dapat dilihat dari Nazwa yang melihat pengalaman orang lain yang ia temui di
Rumah Sakit. Ia melihat seorang istri yang sedang mendorong kursi kereta suaminya dan kena pukul suaminya dengan tongkat. Nazwa bersyukur bahwa apa yang
dialaminya masih lebih baik daripada orang lain dan masih banyak yang lebih parah lagi daripada dirinya.
d. Metode self control adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused, yaitu
usaha untuk mengatur perasaan atau tindakan seseorang yang berhubungan dengan masalah yang ada.
Hal ini dapat dilihat ketika Nazwa tiba-tiba merasa kesal dengan suaminya karena ia masih harus memberikan perawatan maka Nazwa berusaha untuk tidak mendekati
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
dulu suaminya sampai ia tidak marah lagi. Ia menjauhi suaminya dulu untuk mengatur perasaannya agar ia tidak memukul dan berteriak-teriak di dalam rumah.
e. Metode escapeavoidance adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused,
yaitu usaha untuk menghindar atau lari dari masalah. Hal ini dilihat dari tindakan Nazwa untuk membawa pulang suaminya pulang ke
rumah setelah diopname di Rumah Sakit di Medan agar Raffi dapat meninggal di rumah. Ia meminta agar dokter tidak harus memberikan obat-obat yang bagus lagi
kepada suaminya.
2 Masalah ketergantungan melakukan aktivitas sehari-hari pada penderita Alzheimer
a. Metode emotional discharge adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused,
yaitu usaha untuk melibatkan pengekspresian atau pelepasan tentang situasi yang menekan.
Hal ini dapat dilihat ketika Nazwa sedang memberikan perawatan suaminya seperti memandikannya, ia merasa capek dan tiba-tiba marah dengan suaminya. Ia berteriak-
teriak dari dalam kamar sampai ke depan rumah hingga teriakannya terdengar sampai ke tetangganya.
b. Metode confrontative adalah metode yang bertujuan sebagai problem focused, yaitu
usaha yang agresif untuk mengubah situasi yang ada. Hal ini dapat dilihat ketika Nazwa sedang memandikan suaminya dan Raffi terkadang
suka melawan sehingga membuat Nazwa kesal maka Nazwa langsung memukulnya di kamar mandi sehingga badan suaminya menjadi biru.
3 Masalah penurunan kognitif pada penderita Alzheimer
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
a. Metode distancing adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused, yaitu
usaha untuk melepaskan diri dari situasi yang penuh dengan tekanan. Hal ini dapat dilihat ketika Nazwa sudah susah untuk melakukan aktivitas di luar
rumah karena suaminya yang tidak bisa ditinggal oleh dirinya. Setiap Nazwa pergi ke luar maka Raffi selalu mencarinya dan tidak pernah ingat jika Nazwa sudah meminta
izin. Ia merasa jenuh maka Nazwa mengatasinya dengan berbelanja makanan di luar.
4 Masalah gangguan perilaku pada penderita Alzheimer
a. Metode planful problem solving adalah metode yang bertujuan sebagai problem
focused, yaitu usaha untuk fokus pada masalah dan mencari pemecahannya. Hal ini dapat dilihat ketika suami Nazwa yang marah-marah dan menyapukan
kotorannya ke tiang tempat tidur di Rumah Sakit. Nazwa meminta agar perawat di Rumah Sakit membersihkan kotorannya karena Nazwa tidak bisa untuk
membersihkannya sendiri.
Tabel 4 . Gambaran Metode Coping Stress pada Responden A
No. Aspek
Kesimpulan
1. a. Coping terhadap perubahan hidup
yang dialami oleh caregiver a. Masalah perubahan hidup pada caregiver :
1. Metode confrontative: responden memukul badan suaminya dengan keras
2. Metode
acceptance: responden menerima hidupnya yang sedang dijalaninya sekarang
sebagai suratan takdir yang harus dijalani. 3.
Metode Cognitive redefinition: responden melihat apa yang dialami oleh orang lain yang ada di
sekitarnya dan di Rumah Sakit. Ia melihat bahwa ada yang lebih parah lagi daripada apa yang
sedang dialamininya.
4. Metode self control: responden berusaha mengatur
emosinya dan tidak mau mendekati suaminya jika
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
B. Responden B Duma
1. Analisa Data
a. Identitas Diri Responden B Duma
Tabel 5. Gambaran Umum Responden B Keterangan
Responden B
Nama Duma
Usia 70 tahun
Agama Kristen
Suku Batak
Pekerjaan Pensiunan Guru Sekolah Menengah Umum
Pendidikan Terakhir Sarjana Muda Bahasa Inggris
Jumlah Anak 3 orang
b. Coping terhadap ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari pada penderita Alzheimer c. Coping penurunan kognitif pada
penderita Alzheimer d. Coping gangguan perilaku pada
penderita Alzheimer ia sedang marah dan kesal. Ia tidak mau dekat dulu
karena tidak mau memukul suaminya dan berteriak-teriak maka ia akan ke luar dari kamar
dan mengatur emosinya.
5. Metode escapeavoidance: responden meminta
agar suaminya pulang ke rumah dan minta agar dokter tidak memberikan lagi obat-obat bagus
kepada suaminya
b. Masalah ketergantungan melakukan aktivitas sehari-hari pada penderita Alzheimer
1. Metode emotional discharge: responden berteriak-
teriak dari kamar hingga ke depan rumahnya hingga teriakannya terdengar sampai ke tetangga
2. Metode
confrontative: responden langsung memukul badan suaminya jika bandel ketika
dimandikan di kamar mandi
c. Masalah penurunan kognitif pada penderita Alzheimer
1. Metode distancing: responden berbelanja ke luar jika ia jenuh sedang berada di rumah
d. Masalah gangguan perilaku pada penderita Alzheimer
1. Metode planful problem solving: responden meminta perawat untuk membersihkan kotoran
suaminya di tempat tidur