Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
1. Stadium awal
Penderita pada stadium awal menunjukkan gejala kesulitan dalam berbahasa, mengalami kemunduran daya ingat secara bermakna, disorientasi dalam waktu,
tersesat di tempat yang dikenal, sulit membuat keputusan, kehilangan inisiatif dan motivasi, menunjukkan gejala depresi dan agitasi, dan kehilangan minat dalam
hobi dan aktivitas. 2.
Stadium menengah
Penderita pada stadium menengah menunjukkan gejala mudah lupa yang sering terutama pada peristiwa baru dan nama orang, tidak dapat mengelola kehidupan
sendiri, sangat bergantung pada orang lain, membutuhkan bantuan untuk kebersihan diri, makin sulit berbicara, mengalami masalah dalam mengembara
wondering dan beberapa gangguan perilaku, tersesat di rumah sendiri, dan dapat
menunjukkan halusinasi.
3. Stadium akhir
Penderita pada stadium akhir menunjukkan gejala ketidakmandirian yang total, tidak mengenali lagi anggota keluarganya, sulit memahami dan menilai peristiwa,
tidak mampu menemukan jalan di sekitar rumah sendiri, kesulitan berjalan, mengalami inkontinensia buang air kecil dan besar, menunjukkan perilaku tidak
wajar di masyarakat, dan akhirnya bergantung pada kursi roda atau tempat tidur.
E. Coping Stress pada Caregiver Penderita Alzheimer
Pada saat lanjut usia, orang akan mengalami beberapa perubahan yaitu perubahan fisik, kogntif , dan sosioemosional Santrock, 1995. Perubahan kognitif yang terjadi pada
lanjut usia akan mengalami gangguan kognitif yang sering diistilahkan dengan kepikunan.
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
Gangguan kognitif ini juga dapat disebut dengan Demensia. Demensia merupakan kekurangan fungsi kognitif secara progresif yang banyak muncul pada lanjut usia. Salah satu
bagian dari Demensia adalah penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer biasa terjadi pada usia 65 tahun.
Penyakit Alzheimer merupakan jenis penyakit penurunan fungsi otak yang kompleks dan progresif Wikipedia Indonesia. Gangguan otak pada penyakit Alzheimer ditandai
dengan penurunan pada perhatian, memori, dan kepribadian Sarafino, 2006. Penderita penyakit Alzheimer akan mengalami beberapa tanda masalah pada stadium awal yaitu
kehilangan Short Term Memory, pembelajaran dan penerimaan informasi, pemikiran abstraktif, penilaian dan perencanaan, kemampuan bahasa, dan kontrol diri. Perubahan-
perubahan yang dialami penderita penyakit Alzheimer akan membutuhkan seseorang untuk merawat yang biasa disebut caregiver. Caregiver dapat berada pada sebuah institusi yang
khusus di bidang penyakit Alzheimer dan keluarga terdekat dari penderita penyakit Alzheimer seperti istri, anak perempuan, dan lainnya. Kebanyakan para penderita penyakit
Alzheimer akan tinggal di rumah dan menerima perawatan dari keluarga mereka Sarafino, 2006.
Tingkah laku penderita penyakit Alzheimer semakin bermasalah selama peningkatan penyakitnya dan dapat meningkatkan stres dalam keluarganya Sarafino, 2006. Tingkat
keparahan dari kerusakan kognitif dan masalah perilaku yang dialami oleh penderita Alzheimer dapat menjadi pengaruh yang besar dalam kesehatan caregiver Berk, 2007.
Keluarga yang berperan menjadi caregiver akan beresiko mengalami masalah fisik dan kesehatan mental serta kematian yang lebih cepat jika ia memberikan kapasitas yang
berlebihan dalam caregiving SchultzBeach, SovensenPinquart, 2005 dalam Berk 2007. Caregiver tidak mengalami bentuk stress yang secara signifikan yang sama. Hal ini
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
tergantung pada usia, keadaan yang terjadi, hubungannya dengan penderita dan sumber yang ada Harper dan Lund, 1990 dalam PapaliaSterns, 2002.
Caregiver penderita penyakit Alzheimer lebih banyak menghabiskan waktu untuk memberikan perawatan dan mengalami stres yang lebih banyak daripada caregiver penderita
penyakit lainnya Ory et al, 2000. Pada saat mengalami stres, orang akan mencari dan menggunakan berbagai cara untuk menghilangkan stresnya atau disebut dengan coping stres
Sarafino, 2006. Coping stres adalah proses dimana orang berusaha untuk mengatur kesenjangan
antara tuntuan dan sumber yang muncul pada situasi stresful. Usaha coping dapat diartikan dengan memperbaiki masalah dan dapat juga membantu seseorang merubah pandangannya
terhadap kesenjangan, menerima ancaman, atau menghindar dari situasi Sarafino, 2006.Coping stres memiliki dua fungsi yaitu emotion-focused coping dan problem-focused
coping. Emotion-focused coping adalah usaha untuk mengatur respon emosional karena
situasi stresful Sarafino, 2006. Menurut Folkman dan Lazarus dalam emotion-focused coping mempunyai strategi coping yang spesifik yaitu self control adalah usaha untuk
mengatur perasaan seseorang, distancing adalah usaha untuk melepaskan diri dari situasi yang stresful, positive reappraisal adalah usaha untuk mendapatkan makna yang positif
dalam pengalaman, accepting responsibility adalah usaha untuk membenarkan peran sendiri dalam suatu masalah, dan escape avoidance adalah usaha untuk menghindar dari masalah
dengan makan, minum, merokok, menggunakan obat, dan lainnya Taylor, 2003. Sedangkan problem-focused coping adalah usaha untuk mengurangi tuntutan dari
situasi yang penuh tekanan atau mengembangkan sumber daya pada dirinya Sarafino, 2006. Menurut Folkman dan Lazarus, dalam problem-focused coping mempunyai strategi coping
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
yang spesifik yaitu confrontative coping adalah usaha yang agresif untuk mengubah situasi, seeking social support adalah usaha untuk mengatur emosi yang nyaman dan mencari
informasi dari orang lain, dan planful problem solving adalah usaha untuk fokus pada masalah dan mencari pemecahan masalahnya Taylor, 2003.
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
Perubahan Fisik Perubahan Kognitif
Perubahan Sosioemosional
Demensia Alzheimer
Masalah Spesifik Penyakit Alzheimer: -
Perhatian -
Memori -
Kepribadian
Ditangani oleh :
Formal : Dokter, psikiater
Caregiver
Stres
Coping Stress
Emotion-focused coping
Problem-focused coping
Keluarga istri
Demensia Vaskuler Demensia karena kondisi
medis :Penyakit HIV,Trauma kepala,Penyakit
Parkinson,Penyakit Pick,Penyakit Creutzfeldt-
Jakob
- Self control
- Distancing
- Positive reappraisal
- Accepting
responsibility -
Escapeavoidance -
Confrontative coping
- Seeking social
support -
Planful problem solving
Lanjut Usia
Ket : Area Penelitian :
Informal
Objective stresssor
Subjective stressor
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
A. Penelitian Kualitatif
Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2006 mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini juga untuk menggambarkan dan menjawab pertanyaan seputar subjek penelitian beserta
konteksnya. Sejalan dengan definisi tersebut Kirk dan Miller dalam Moleong, 2006
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya
maupun dalam peristilahannya. Menurut Moleong 2006, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara keseluruhan, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Pemilihan metode penelitian kualitatif menjadi metode dalam penelitian ini karena
peneliti ingin melihat pengalaman subjektif seorang caregiver yang merupakan keluarga dari penderita penyakit Alzheimer, bagaimana pengalaman stres mereka dan strategi coping yang
digunakan untuk mengatasi stres mereka selama menjadi caregiver. Perbedaan strategi coping yang digunakan oleh setiap orang untuk mengatasi stres juga merupakan alasan
peneliti mengapa menggunakan metode penelitian kualitatif, hal ini sesuai dengan fungsi dan