Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
2. Observasi Umum Responden B
Tabel 7. Waktu Wawancara Responden B No. Responden
HariTanggal Wawancara
Waktu Wawancara Tempat
Wawancara 1.
Duma 4 Februari 2009
14.00 – 16.00 WIB Di Rumah
Responden 2.
Duma 20 Februari 2009
14.30 – 16.30 WIB Di Rumah
Responden
Peneliti juga mengetahui responden dari Ayah peneliti yang merupakan dokter responden dan suami responden sejak dulu. Sebelumnya Ayah peneliti telah mengatakan
kepada responden bahwa peneliti ingin bertemu dan wawancara dengan responden terlebih dahulu. Setelah diberikan alamat dan nomor telepon responden, peneliti melakukan telepon
ke rumah responden untuk menanyakan waktu yang sesuai untuk bertemu dan melakukan wawancara.
Pada tanggal 4 Februari 2009 dan pada pukul 14.00-16.00 WIB, peneliti datang ke rumah responden untuk melakukan wawancara pertama sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Peneliti berkenalan dengan Duma dan suaminya di rumah responden. Peneliti dipersilahkan masuk dan duduk di ruang tamunya. Peneliti duduk
bersebelahan dengan Duma dan suami Duma duduk di hadapannya. Daniel juga berada di tempat yang sama selama wawancara berlangsung tetapi tidak ikut pembicaraan dan hanya
diam. Terkadang Daniel berjalan ke teras depan dan berbicara dengan cucunya. Ruang tamu tersebut memiliki dua kursi yang besar dan dua kursi yang kecil serta satu meja panjang yang
terletak di depan kursi. Dalam ruangan tersebut juga terdapat satu akuarium besar yang berisi satu ikan arwarna yang besar.
Awal wawancara pertama ini, peneliti menjelaskan terlebih dahulu tujuan dan maksud dari penelitian ini. Peneliti juga mengatakan bahwa hasil wawancara yang diterima akan
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian ini. Setelah Duma mengerti dan menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian ini , peneliti menanyakan tentang
awalnya suami Duma menderita penyakit Alzheimer dan pengalaman Duma dalam memberikan perawatan. Duma menceritakan pengalamannya ketika ia memberikan
perawatan kepada suaminya dan gejala-gejala apa yang dialami oleh suaminya seperti selalu bertanya hal yang sama secara berulang-ulang.
Responden bercerita hal-hal apa saja yang membuat ia stres dan sedih ketika memberikan perawatan kepada suaminya dan bagaimana ia mengatasinya. Saat Duma
menceritakan mengenai ingatan suaminya yang terus menurun dan bagaimana ia melihat kondisi suaminya ia meneteskan air mata dan menangis. Duma bercerita dengan suara yang
kecil dan sambil mengelus dadanya ketika ia menceritakan bagaimana ia selalu berdoa kepada Tuhan untuk diberi ketabahan dan kesabaran dalam memberikan perawatan kepada
suaminya. Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 20 Februari dan pada pukul 14.30-16.30 di
rumah responden. Pertemuan ini dilakukan setelah peneliti menelepon ke rumah responden dan menentukan waktu yang sesuai untuk bertemu. Saat peneliti datang ke rumah, anak
Duma yang laki-laki yang menyambut peneliti dan mempersilahkan peneliti masuk ke ruang tamu. Kemudian Duma dan suaminya keluar dari kamar dan bertemu dengan peneliti di ruang
tamu. Pada wawancara ini, peneliti menanyakan hal-hal apa lagi yang membuat responden stres dan bagaimana ia mengatasinya dengan melakukan coping. Saat wawancara
berlangsung selama 45 menit, ada saudara responden dari Jakarta yang datang ke rumah sehingga wawancara dihentikan sebentar selama 10 menit.
Kemudian peneliti dan responden pindah ke ruang televisi dan wawancara dilanjutkan kembali. Saat wawancara berlangsung, Duma tetap melakukan kontak mata dengan peneliti.
Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009
Saat Duma menceritakan bagaimana perasaanya melihat suaminya yang sudah tidak aktif lagi dan merasa disepelekan, ia mengelus-elus dadanya dan mengatakan semoga ia masih tetap
sabar dan tidak emosional.
3. Data Wawancara Responden B