Observasi Umum Responden A

Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Amerika ia masih mengingatnya. Ketika anak pertamanya datang ke Jakarta Raffi masih ingat dengannya dan menyebutkan nama anaknya. Raffi juga selalu berbicara bahasa Inggris dan Aceh kepada semua orang di Rumah Sakit tersebut tetapi pembicaraanya tidak pernah sesuai dengan tujuannya. Raffi juga sudah tidak dapat lagi melakukan aktivitas sehari-harinya seperti mandi atau berpakaian secara sendiri. Semua aktivitasnya harus dibantu oleh orang lain. Selama delapan bulan terakhir ini, Raffi sudah tidak dapat melakukan aktivitas lain selain di tempat tidur karena ia tidak dapat bergerak lagi dan hanya di tempat tidur. Ia juga susah untuk melakukan pembicaraan dengan orang lain. Raffi sudah beberapa kali dirawat di Rumah Sakit karena harus opname dimana kondisi Raffi sudah kurang membaik. Menurut laporan dokter yang memeriksa Raffi, saat ini Raffi pada stadium akhir dari stadium penyakit Alzheimer.

2. Observasi Umum Responden A

Tabel 3. Waktu Wawancara Responden A No. Responden HariTanggal Wawancara Waktu Wawancara Tempat Wawancara 1. Nazwa 12 Januari 2009 14.00 – 16.00 WIB Di Rumah Sakit Permata Bunda 2. Nazwa 29 Januari 2009 11.45 – 13.00 WIB Di Rumah Sakit Permata Bunda Peneliti mengenal Nazwa dari Ayah peneliti yang merupakan dokter dari suami Responden yang menderita penyakit Alzheimer. Nazwa juga merupakan nenek kandung dari teman peneliti sejak Sekolah Dasar sehingga peneliti juga sudah mengetahui tentang keluarga responden sejak dahulu. Tetapi peneliti dengan responden belum pernah bertemu dan berkenalan. Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Sebelum melakukan wawancara pertama, peneliti telah bertemu dengan Responden bersama dengan Ayah peneliti yang sedang melakukan pemeriksaan pada suami Responden di Rumah Sakit Permata Bunda. Sebelumnya Ayah peneliti telah membicarakan tentang penelitian ini dan meminta izin untuk memperkenalkan peneliti dengan responden. Peneliti datang ke ruang Rawat Inap dan dikenalkan oleh Ayah peneliti kepada Responden. Responden menyambut dengan baik dan langsung bercerita mengenai cucunya yang merupakan teman peneliti sejak Sekolah Dasar. Peneliti melakukan perkenalan terlebih dahulu dan meminta kesediaan responden untuk terlibat dalam penelitian ini setelah menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini. Perkenalan ini juga bermaksud untuk membangun rapport dengan responden dan mengetahui apakah responden sesuai dengan karakteristik subjek penelitian yang diinginkan. Setelah responden bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini, peneliti mengatur jadwal yang sesuai untuk bisa melakukan wawancara pertama. Pertemuan ini berlangsung selama 20 menit pada pukul 11.00 WIB. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 12 Januari 2009 dan pada pukul 14.00- 16.00 WIB di ruang yang sama pada pertemuan pertama di Rumah Sakit Permata Bunda. Pertemuan ini sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan pada pertemuan pertama dan sebelumnya peneliti melakukan telepon dulu ke rumah responden untuk mengetahui apakah responden pada saat itu berada di Rumah Sakit. Saat itu Nazwa sedang sendiri di ruang Rawat Inap tersebut sedang menunggu suaminya yang sedang tidur. Saat peneliti memasuki ruang tersebut, responden sedang membaca sebuah tabloid di kursi samping tempat tidur suaminya. Televisi yang berada di depan tempat tidur dan terletak di atas juga sedang menyala saat peneliti datang. Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Saat peneliti datang, Responden langsung menutup tabloid yang sedang dibacanya dan mempersilahkan peneliti duduk di sampingnya. Di tempat peneliti duduk terdapat satu meja di depan dan tiga kursi yang dekat dengan jendela. Depan tempat peneliti duduk terdapat satu kulkas dan meja kecil yang berisi dengan makanan. Awal wawancara peneliti menjelaskan lagi tentang tujuan dari penelitian ini dan hasil wawancara yang diterima akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk tujuan dari penelitian ini. Setelah responden mengerti, peneliti bertanya mengenai awalnya suami Nazwa terkena Alzheimer dan gejala apa saja yang muncul. Nazwa menceritakan dengan suara kuat bagaimana awal suaminya terkena penyakit Alzheimer dan gejala yang timbul seperti berbicara yang tidak jelas, berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris dan tidak ingat dengan istri dan anak-anaknya. Ketika Nazwa menceritakan suaminya yang berbicara selalu menggunakan bahasa Inggris dan sudah tidak ingat dengan dirinya, ia tertawa saat mengingat dirinya dibilang sebagai teman baik suaminya. Kemudian setelah menceritakan gejala penyakit yang muncul pada suaminya, peneliti bertanya tentang pengalaman Nazwa dalam memberikan perawatan kepada suaminya yang menderita penyakit Alzheimer. Responden bercerita bagaimana ia memberikan perawatan, hal-hal apa saja yang membuat ia stres dan bagaimana ia mengatasinya, bentuk bantuan apa saja yang ia berikan, dan bagaimana hubungannya dengan suaminya yang kurang harmonis dan mempunyai masalah sejak dulu. Ia bercerita bagaimana perilaku suaminya yang suka berpacaran dan membuat Nazwa kesal hingga sekarang. Ketika ia bercerita hubungannya dengan suaminya yang kurang harmonis terkadang ia tertawa dan mengatakan bahwa tidak masalah bagi dirinya untuk menceritakan dan mengingat pengalaman pahit yang dialaminya. Saat wawancara, responden selalu melakukan kontak mata dengan peneliti. Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Wawancara kedua dilakukan 17 hari setelah wawancara pertama dilakukan pada tanggal 29 Januari 2009 pada pukul 11.45-13.00 WIB. Pertemuan ini dilakukan setelah peneliti menelepon responden ke rumah dan bertanya waktu yang sesuai untuk bertemu. Peneliti datang ke Rumah Sakit dan ruangan yang sama pada wawancara pertama. Saat peneliti datang, Nazwa duduk di luar depan ruang Rawat Inapnya dan sedang membaca tabloid. Peneliti dipersilahkan masuk dalam kamar dan melakukan wawancara di ruangan tersebut. Dalam ruangan terdapat seorang laki-laki yang sedang duduk di samping suami Nazwa. Peneliti berkenalan dan mengetahui bahwa lelaki tersebut merupakan kerabat suami Nazwa dan bertugas untuk menjaga dan membantu Nazwa dalam memberikan perawatan. Peneliti duduk di kursi yang sama ketika melakukan wawancara pertama sebelumnya. Pada wawancara ini, peneliti bertanya tentang metode coping apa yang digunakan oleh responden. Saat wawancara berlangsung, dua orang perawat masuk ke dalam ruangan dan bertugas untuk memandikan suami Nazwa saat jam 12.30 WIB. Tempat wawancara pindah ke luar di depan ruangan dan duduk di kursi deret yang telah ada. Setelah 15 menit, peneliti dan responden kembali melanjutkan wawancara ke kamar karena tugas perawat Rumah Sakit telah selesai dilakukan. Peneliti juga bertanya mengenai hal-hal apa saja yang membuat Nazwa stres ketika ia menjadi caregiver suaminya yang menderita penyakit Alzheimer. Nazwa menceritakan bagaimana ia mengatasi stresnya dengan memukul suaminya ketika ia sedang kesal saat memberikan perawatan. Responden menunjukkan bagaimana tangannya memukul suaminya dan mengeluarkan kata “Pam..” saat ia memukul suaminya.

3. Data Wawancara Responden A