Pembahasan Data Responden B

Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Selain itu, Duma mengatasi rasa sedihnya ketika ia melihat suaminya yang sudah tidak aktif lagi dan apatis dalam perkumpulan Batak dengan cara ia mendorong suaminya untuk memberikan pendapat dan berbicara di depan umum. Hal ini merupakan salah satu gangguan perilaku pada suaminya yang menderita Alzheimer. Ia mendorong suaminya untuk membicarakan apa yang dirasakan Daniel dan berbicara berdua dengan Duma. Hal ini dilakukan agar ia merasa suaminya tidak disepelekan dan masih dihargai oleh orang lain karena Daniel masih dapat memberikan pendapat. “jadi saya usahakan la bapak buat ngomong di depan..setidaknya ada ikut berpartisipasi..kadang bapak gak mau,tapi saya usahakan..berdua pun tak apa,ngomong apa aja apa yang bapak rasakan..biar diliat orang masih dipandang..gak saya rasa disepelekan suami saya..jadi saya usahakan,dorong bapak buat ngomong..” R2. W2b. 118-128hal 17-18 “Yah,itu la..saya dorong bapak untuk ngomong di depan..agar ada partisipasi di pertemuan itu..biar gak dilihat diam aja,biar gak dirasa disepelekan..aku gak mau orang lain liat suamiku cuman diam aja..” R2. W2b. 140-145hal 19

4. Pembahasan Data Responden B

Penyakit Alzheimer adalah kerusakan otak yang ditandai dengan penurunan dari perhatian, memori, dan kepribadian. Penyakit Alzheimer merupakan keadaan di mana daya ingatan seseorang merosot dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri sendiri. Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Bantuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari akan menyebabkan penderita membutuhkan seseorang untuk merawat. Seseorang yang memberikan perawatan disebut dengan caregiver. Duma merupakan caregiver informal suaminya yang menderita penyakit Alzheimer. Duma hanya sendiri dalam memberikan perawatan kepada suaminya tanpa bantuan dari tenaga professional lainnya. Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Duma juga melakukan beberapa tugas caregiving seperti perawatan personal dengan memandikan, membantu suaminya berpakaian, dan menyiapkan makanan dan memberikan dukungan emosional serta pemberian saran kepada suaminya. Efek dari penyakit Alzheimer tidak hanya berdampak bagi penderita tetapi juga berdampak pada anggota keluarga yang memberikan perawatan atau caregiving Berk, 2007. Tingkah laku penderita penyakit Alzheimer semakin bermasalah selama peningkatan penyakitnya dan dapat meningkatkan stres dalam keluarganya Sarafino, 2006. Hal ini dapat dilihat pada Duma yang semakin stres karena kondisi suaminya yang semakin menurun seperti penurunan kognitif, ketergantungan melakukan aktivitas sehari-harinya, dan gangguan perilaku. Ketika Duma stres, ia sering menangis melihat kondisi suaminya. Menurut Aneshensel et.al 1995, stressor pada caregiver Alzheimer terdiri dari dua yaitu pertama objective stressor seperti penurunan kognitif, ketergantungan melakukan aktivitas sehari-hari, dan gangguan perilaku pada penderita Alzheimer. Duma merasa sedih dan stres pada kondisi suaminya yang mulai menurun. Duma sering menangis pada malam hari saat suaminya sudah tertidur. Penerimaan Duma terhadap kondisi suaminya yang semakin menurun sebagai sesuatu yang menyedihkan. Duma juga sudah tidak dapat banyak melakukan kegiatan sosial di luar rumah karena ia takut suaminya akan pergi ke luar dan tersesat karena Daniel pernah lupa pada alamat rumahnya. Bentuk gangguan perilaku pada suaminya seperti sudah tidak aktif lagi seperti dulu dan tidak berpartisipasi lagi dalam kegiatan sosial yang ada. Hal ini membuat Duma menjadi stress dan sedih, ia merasa bahwa suaminya disepelekan oleh orang lain. Kedua, subjective stressor seperti perubahan hidup yang dialami oleh caregiver. Perubahan hidup ini sebagai sesuatu yang diterima atau tidak diterima oleh caregiver. Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Keluarga yang berperan menjadi caregiver akan beresiko mengalami masalah fisik dan kesehatan mental serta kematian yang lebih cepat jika ia memberikan kapasitas yang berlebihan dalam caregiving SchultzBeach, SovensenPinquart, 2005 dalam Berk 2007. Dampak stres pada caregiver semakin meningkatkan resiko yang ada. Untuk mengurangi resiko masalah fisik dan kesehatan mental pada caregiver maka diperlukan metode coping stress yang tepat pada caregiver. Coping stress merupakan proses yang mengatur tuntutan dari eksternal atau internal yang muncul melampaui batas sumber daya seseorang dalam Taylor 2003. Usaha coping dapat diartikan dengan memperbaiki masalah dan dapat juga membantu seseorang merubah pandangannya terhadap kesenjangan, menerima ancaman, atau menghindar dari situasi. Menurut Lazzarus Folkman dalam Sarafino, 2006 ada dua fungsi coping yaitu pertama emotion focused coping digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress. Sedangkan fungsi coping yang kedua adalah problem focused coping digunakan oleh individu dengan mengurangi tuntutan dari situasi yang penuh tekanan atau mengembangkan sumber daya pada dirinya. Caregiver akan memilih beberapa metode coping yang tepat mereka gunakan agar dapat mengurangi dan menangani stress yang mereka alami. Penggunaan metode coping yang tepat akan mengurangi faktor resiko pada caregiver penderita penyakit Alzheimer. Duma menggunakan beberapa metode coping stres sebagai berikut : 1 Masalah ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada penderita Alzheimer a. Metode cognitive redefinition adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused, yaitu usaha untuk tetap terlihat baik di dalam situasi yang buruk, membuat sesuatu perbandingan dengan orang lain yang lebih rendah, atau melihat sesuatu yang baik yang muncul dari masalah itu. Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Hal ini dapat dilihat ketika Duma melihat suami temannya yang sudah tidak bisa melakukan aktivitas apapun sehingga istrinya harus melakukan aktivitas dan merawat suaminya di kamar tidur saja karena suaminya sudah tidak dapat berjalan lagi. Duma berpikir bahwa sekarang apa yang dialaminya masih lebih baik karena suaminya masih dapat berjalan. b. Metode seeking sosial support adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused, yaitu usaha untuk mengatur emosi yang nyaman dan mencari informasi dari orang lain. Hal ini dapat dilihat ketika Duma meminta saran dari salah satu keluarganya yang pernah merawat suaminya yang juga menderita penyakit Alzheimer. Duma bertanya bagaimana cara dan pengalaman saudaranya ketika merawat suaminya yang menderita Alzheimer juga. c. Metode direct action adalah metode yang bertujuan sebagai problem focused, yaitu tindakan secara langsung untuk untuk merubah situasi yang ada menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari tindakan Duma untuk membiarkan suaminya berinisiatif memilih pakaian dan berpakaian. Duma sudah menyediakan pakaian Daniel di tempat tidur dan ingin agar suaminya sendiri yang memilih pakaiannya. Tindakan ini dilakukan Duma untuk melatih suaminya melakukan sendiri aktivitas sehari-harinya. d. Metode religion adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused, yaitu usaha untuk mendapatkan kenyamanan dari agama dan kepercayaan spiritual. Hal ini dapat dilihat ketika Duma merasa kesal ketika memberikan perawatan kepada suaminya seperti memandikan maka ia akan berdoa kepada Tuhan agar diberikan kesabaran dan ketabahan dalam memberikan perawatan. Ia tidak ingin berdosa kepada suaminya Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 2 Masalah penurunan kognitif pada penderita Alzheimer a. Metode self control adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused yaitu usaha untuk mengatur perasaan atau tindakan seseorang yang berhubungan dengan masalah yang ada. Hal ini dapat dilihat ketika Duma menghadapi suaminya yang selalu bertanya hal yang sama secara berulang-ulang maka ia akan menahan emosinya dulu agar ia tidak marah kepada suaminya. Duma akan menarik napas kemudian menghitung dari angka 1,2,3 baru setelah ia tenang akan menjawab pertanyaan suaminya. b. Metode religion adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused, yaitu usaha untuk mendapatkan kenyamanan dari agama dan kepercayaan spiritual. Hal ini dapat dilihat ketika Duma menghadapi suaminya yang selalu bertanya hal yang sama maka Duma berdoa kepada Tuhan agar ia diberi kesabaran dan ketabahan dalam memberikan perawatan kepada suaminya. c. Metode positive appraisal adalah metode yang bertujuan sebagai emotion focused, yaitu usaha untuk mendapatkan makna yang positif dalam pengalaman dengan focus pada pertumbuhan diri. Hal ini dapat dilihat ketika Duma merasa bahwa dengan kondisi suaminya yang fungsi kognitifnya sudah menurun membuatnya menjadi lebih sabar dan sudah tidak emosional lagi dalam menjalani hidup. Duma juga lebih mendekatkan diri dengan Tuhan dan semakin banyak berdoa kepada Tuhan. d. Metode planful problem solving adalah metode yang bertujuan sebagai problem focused, yaitu usaha untuk focus pada masalah dan mencari pemecahannya. Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Hal ini dapat dilihat ketika Duma selalu terus berusaha dan mencari cara bagaimana ingatan suaminya menjadi lebih baik lagi. Ia juga selalu berdoa kepada Tuhan agar dokter yang merawat suaminya tetap baik dan sehat. 3 Masalah gangguan perilaku pada penderita Alzheimer a. Metode direct action adalah metode yang bertujuan sebagai problem focused, yaitu tindakan secara langsung untuk untuk merubah situasi yang ada menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat ketika Duma mendorong suaminya untuk memberikan pendapat dan berbicara di depan umum saat acara perkumpulan Batak yang bisa mereka datangi. b. Metode accepting responsibility adalah metode yang bertujuan sebagi emotion focused , yaitu usaha untuk mengambil perngetahuan tentang peranannya sambil berusaha membetulkan apa yang salah. Hal ini dapat dilihat ketika Duma sudah tidak banyak lagi melakukan kegiatan sosial di luar rumah karena ia takut suaminya akan pergi ke luar dan tersesat di jalan. Jika Duma pergi ke luar maka suaminya akan dirawat oleh anaknya dan ia tidak pergi lama di luar rumah. Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 8. Gambaran Metode Coping Stress pada Responden B No. Aspek Kesimpulan 1. a. Coping terhadap ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari- hari pada penderita Alzheimer b. Coping terhadap penurunan kognitif pada penderita Alzheimer c. Coping terhadap gangguan perilaku pada penderita Alzheimer a. Masalah ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada penderita Alzheimer 1. Metode cognitive redefinition: responden melihat pengalaman temannya dan ada yang lebih parah lagi daripada apa yang ia alami 2. Metode seeking social support: responden menanyakan saran kepada saudaranya yang pernah merawat suaminya yang menderita Alzheimer 3. Metode direct action: responden menyediakan pakaian suaminya di kamar dan membiarkan Daniel untuk memilih sendiri baju yang akan dipakai 4. Metode religion: responden berdoa kepada Tuhan untuk diberikan kesabaran dan ketabahan b. Masalah penurunan penurunan kognitif pada penderita Alzheimer 1 Metode self control: responden menahan dulu emosinya dan menarik napas agar ia tidak marah ketika menjawab pertanyaan suaminya yang sama secara berulang-ulang 2. Metode religion: responden selalu berdoa pada Tuhan agar ia selalu diberikan kesabaran dalam menghadapi suaminya yang selalu bertanya hal yang sama 3. Metode positive appraisal: responden menjadi lebih sabar lagi dan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan karena kondisi suaminya. Ia menjadi lebih sabar dalam menjalani hidup 4. Metode planful problem solving: responden selalu berusaha dan mencari cara agar ingatan suaminya semakin membaik c. Masalah gangguan perilaku pada penderita Alzheimer 1. Metode direct action: responden mendorong suaminya untuk memberikan pendapat dan berbicara di acara perkumpulan Batak 2. Metode accepting responsibility: responden sudah jarang untuk melakukan aktivitas social di luar rumah agar ia tidak meninggalkan suaminya di rumah Rianti Widiastuti : Coping Stress Pada Primary Caregiver Penderita Penyakit Alzheimer, 2009. USU Repository © 2009

C. Analisa Data Antar Responden

Agar dapat melihat lebih mendalam tentang analisa data hasil wawancara antar responden, berikut ini disajikan tabel yang memuat tentang analisa data antar responden berdasarkan gambaran pasangan responden dan gambaran metode coping yang digunakan oleh responden. Analisa banding diperlukan antar responden juga berguna untuk mengetahui sejauhmana kesamaan, perbedaan, saling melengkapi, dan kondisi antar partisipan Bastaman, 1996. Tabel 9. Analisa Banding Antar Responden No. Analisa Data Pasangan Responden A Pasangan Responden B 1. Gambaran penderita Alzheimer • Usia : 75 tahun • Lama menderita Alzheimer : 5 tahun • Kategori Stadium Alzheimer : Stadium akhir • Usia : 78 tahun • Lama menderita Alzheimer : 3 tahun • Kategori Stadium Alzheimer : Stadium menengah 2. Gambaran Metode Coping Stress Responden A Responden B a. Coping terhadap perubahan hidup pada caregiver Coping terhadap perubahan hidup pada caregiver : 1.Metode confrontative: Nazwa memukul badan suaminya dengan keras 6. Metode acceptance: Nazwa menerima hidupnya yang sedang dijalaninya sekarang sebagai suratan takdir yang harus dijalani. 7. Metode Cognitive redefinition: Nazwa melihat apa yang dialami oleh orang lain yang ada di sekitarnya dan di Rumah