Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009
2.4. Latar
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrahams dalam Nurgiyantoro, 201:218. Latar memberikan pijakan cerita secara
konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah
sungguh-sungguh ada dan terjadi. Pembaca dengan demikian merasa dipermudah untuk mengoperasikan daya imajinasinya, di samping
dimungkinkan untuk berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya tentang latar. Pembaca dapat merasakan dan menilai
kebenaran, ketetapan, dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga merasa lebih akrab. Pembaca seolah-olah merasa menemukan sesuatu
yang sebenarnya dalam cerita itu yang menjadi bagian dirinya. Hal ini akan terjadi jika latar mampu mengangkat suasana setempat, warna lokal,
lengkap dengan perwatakannya ke dalam cerita. Menurut Nurgiyantoro 2001:227 unsur latar dapat dibedakan ke
dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan
dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Ketiga unsur latar
tersebut secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Latar tempat, latar ini menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama
tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Tempat-tempat yang bernama adalah tempat yang dijumpai dalam
dunia nyata, misalnya pantai, hutan, desa, kota, kamar, ruangan, dan lain-lain.
2 Latar waktu, latar ini berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya
35
Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009
sastra. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan
dengan peristiwa sejarah. Pengetahuan dan persepsi pembaca terhadap waktu sejarah itu kemudian dipergunakan untuk mencoba
masuk ke dalam suasana cerita. Pembaca berusaha memahami dan menikmati cerita berdasarkan acuan waktu yang diketahuinya
yang berasal dari luar cerita yang bersangkutan. Adanya persaman perkembangan atau kesejalanan waktu tersebut juga dimanfaatkan
untuk mengesani pembaca seolah-olah cerita itu sungguh- sungguh ada dan terjadi.
3 Latar sosial, latar ini menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang
diceritakan dalam karya sastra. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang
cukup kompleks. la dapat berupa kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, key akinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap
dan lain-lain. Setelah penulis membaca dan memahami cerita LRL maka latar
yang terdapat dalam cerita tersebut adalah sebagai berikut: 1 Latar tempat; latar tempat yang ada dalam cerita LRL adalah
istana kerajaan sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya. Di Lautan tempat terjadinya beberapa peristiwa penting seperti
Laksamana mendapat istri dan harta, terjatuhnya Laksamana dari kapal, dan Laksamana ditolong oleh ikan hiu parang. Selain
itu, di tepi pantai Bilah tempat terdamparnya Laksamana dan Balairung istana tempat berkumpulnya para kerabat istana
ketika Laksamana datang. 2 Latar waktu; dalam cerita LRL ini adalah suatu hari, pagi hari,
esok harinya, pada suatu malam, dan beberapa menit, seperti yang terlihat pada contoh-contoh pemakain waktu berikut:
36
Anda Wahyu R : Nilai-Nilai Psikologis Dalam Cerita Laksamana Raja Lautan, 2009. USU Repository © 2009
Suatu hari menyatakan waktu Raja Dang Tuanku memanggil keempat anaknya untuk berkumpul. la merasa keadaannya
semakin lemah. Oleh karena itu keempat anaknya diminta agar segera mencari jodoh dan menikah hal. 1. Selan kejadian ini,
peristiwa lain adalah Raja Zulkarnain yang merupakan raja Jin di gua dasar laut memanggil anaknya yang bernama Mayang Murai
untuk berbincang-bincang sejenak hal. 4 Pagi hari menyatakan Raja Jin Zulkarnain mempersiapkan oleh-oleh yang merupakan
mas kawin untuk Putri Mayang Murai dengan Laksamana hal. 7 Esok harinya menyatakan saat Laksamana tersadar dari
pingsan hal. 11 Pada suatu malam menyatakan waktu Laksamana dan Mahmudsyah mendapat tugas berjaga malam di
dalam perahu yang berjalan di malam hari. Beberapa menit menyatakan waktu putra-putra raja Bilah Dang
Tuanku sampai di istana dan berjumpa dengan raja Dang Tuanku hal. 14.
3 Latar sosial; dalam cerita LRL ini tergambar mengenai keadaan masyarakatnya dalam cerita ini mengenai kelompok sosial
masyarakat kerajaan yang dipimpin sang raja. Ceriti ini bertumpu pada aktiviatas dari anak-anak raja yang merupakan
golongan tertinggi dalam klasifikasi sosial masyarakat Melayu. Hanya sedikit saja gambaran tentang masyarakat kelas bawah
yang digambarkan dalam cerita ini yakni kedudukan sosial pesuruh raja yakni dayang-dayang dan tukang canang yang
dibuat sebagai pelengkap cerita sekaiigus sebagai penekanan cerita bahwa cerita ini memang hanya menceritakan tentang
latar sosial dari masyarakat golongan atas.
2.5. Watak dan Perwatakan